23.4 C
New York
Minggu, Oktober 13, 2024

Buy now

Jika Tidak Dikendalikan, Wahidin Puarada : Moral Anak Bisa Rusak Akibat Media Sosial

MANTAN BUPATI FAKFAK DUA PERIODE, WAHIDIN PUARADA, foto ; rustam rettob/mataradarindonesia.com

Laporan : Rustam Rettob / Wartawan.

Fakfak – Mantan Bupati Fakfak dua periode 2000 – 2010 (Wahidin Puarada) memberikan pesan moral pada momentum peringatan Hari Jadi Kabupaten Fakfak Ke-120, (senin, (16/11).

Dihubungi mataradarindonesia.com, senin, (16/11) pagi via pesan watshappnya mengatakan, saat ini ada nilai-nilai kearifan lokal yang tumbuh, hidup dan berkembang di Kabupaten Fakfak,

Dijelaskan bahwa, nilai-nilai tersebut diantaranya saling membantu, saling menghargai, saling tegur sapa, toleransi yngg sangat tinggi,

Menurut dia, nilai-nilai ini mulai tergerus seiring dengan pengaruh media sosial yang bisa diakses oleh anak-anak muda dimana dan kapan saja,

Disampaikan, hal ini dapat dilihat sehari hari dalam kehidupan keluarga, dia memberikan sebuah contoh, dulu, anak-anak melakukan norma-norma kehidupan yang dicontohkan dalam keluarga oleh orang tuanya. Sekarang, yang dijadikan rujukan anak-anak muda dalam kehidupan adalah media sosial.

“Sebaiknya anak-anak muda ditempa dengan nilai-nilai yang hidup dalam keluarga, masyarakat sebagai basicnya kemudian memilah milah informasi dari media sosial utk membentuk pribadi yang menggabungkan dengan nilai-nilai luhur dalamm keluarga dan masyarakat”, Terang Wahidin Puarada,

Dikatakan, nilai-nilai agama, nilai-nilai yg diperoleh dari media sehingga lahir kearifan baru yang merupakan gabungan dari komponen-komponen yang ada,

“Sayangnya mungkin banyak yang tidak melakukan seperti itu sehingga yang terjadi adalah dekadensi moral, anak-anak tidak taat pada orang tua, rumah-rumah ibadah dan kegiatan-kegiatan sosial tidak menjadi pilihan utama dalam beraktifitas”, Ujarnya

Lanjut dia, pada hal, hidup di dunia ini hanya sebentar, hidup dunia hanyalah tempat mencari bekal untuk hidup yang sangat lama di akhirat.

Artinya nilai-nilai kearifan itu harus dilestarikan melalui contoh.-contoh dari orang tua di rmh, contoh dari tokoh masyarakat di kampunya, tokoh agama, pejabat pemerintah dlm semua level.

“Kalau pilar-pilar ini secara simultan melakukannya dalam kehidupan keluarga, bermasyakat, beragama dan berpemerintahan, Insyaa Allah, nilai baru yang dimaksud bisa tumbuh, berkembang dan menjadi nilai baru yg bersahaja”, Ajaknya, (ret)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

[td_block_social_counter facebook="tagdiv" twitter="tagdivofficial" youtube="tagdiv" style="style8 td-social-boxed td-social-font-icons" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjM4IiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMzAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" custom_title="Stay Connected" block_template_id="td_block_template_8" f_header_font_family="712" f_header_font_transform="uppercase" f_header_font_weight="500" f_header_font_size="17" border_color="#dd3333"]
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!