dr Erry Anggraeni : “Kita harus mampu memutus matarantai penyebaran Covid – 19, tidak ada cara lain kecuali mematuhi Protokol Kesehatan dengan cara (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan, Memabatasi Mobilitas)”
Laporan : Rustam Rettob / Wartawan.
Fakfak – Korban Terus Berjatuhan Akibat Terpapar Covid-19, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Cabang Fakfak terus bekerja keras melawan penyebaran penyakit Covid – 19, mereka tak lengah meminta semua komponen masyarakat agar tetap memperketat penerapan protokol kesehatan.
“Kita harus mampu memutus matarantai penyebaran Covid – 19 dengan tepat, tidak ada cara lain kecuali mematuhi Protokol Kesehatan dan anjuran pemerintah yang setiap saat dilakukan dengan cara membuat kebijakan penanganan dimasa pandemi covid-19,
Pemutusan penyebaran Covid – 19 ini tentunya juga dengan cara (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan, Memabatasi Mobilitas)” Imbau Ketua IDI Fakfak, dr Erry Anggraeni, minggu, (25/7) kepada mataradarindonesia.com
Lanjut disampaikan bahwa kepada seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan di daerah ini untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan (Mengenakan Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan, Menghindari Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas) dalam rangka memutus matarantai penyebaran Covid – 19, hanya dengan cara-cara seperti inilah masyarakat dan kita semua bisa terhindar dari penyebaran Covid – 19 di Kabupaten Fakfak
Ia sangat berharap kepada semua masyarakat untuk memberikan dukungan secara moril kepada petugas pencegahan penyebaran Covid – 19, baik tim Satgas maupun tenaga kesehatan yang selama ini berjuang sebagai garda terdepan bahkan nyawa mereka jadi taruhan untuk menyelamtkan pasien terpapar Covid-19 di Kabupaten Fakfak.
Erry (sapaan pendek) dokter senior di Kabupaten Fakfak ini mengingatkan semua pihak bahwa Covid-19 adalah penyakit yang mudah tertular dan apabila kita semua lalai dalam mematuhi protokol kesehatan dan anjuran pemerintah maka ada konsekuensi negatif,
“Jadi kasus covid-19 di kabupaten fakfak hari ini cukup tinggi sehingga bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah betul-betul menjalankan protokol kesehatan dengan baik, dan mematuhi anjuran yang disampaikan oleh Nakes di wilayah kerja bagi pasien tersebut”, Minta Ketua IDI Fakfak,
Dijelaskan bahwa Hipertensi dinyatakan sebagai penyakit paling berbahaya di masa pandemi Covid-19. Meskipun di samping hipertensi, penyakit komorbid lain yang juga bisa menyebabkan kematian bagi pasien Covid-19 yaitu diabetes, penyakit paru-paru, jantung, dan demam berdarah (DBD),
Jika ada penyakit bawaan tersebut dimohon untuk segera berkonsultasi ke dokter langganan atau rumah sakit terdekat serta Puskesmas, karena pada pasien Covid – 19 dengan penyakit komorbit tersebut sangat rentan dengan penyakit covid – 19 dan bisa memperburuk keadaan sehingga imbauan dokter agar masyarakat jangan takut berobat atau berkonsultasi secepatnya dengan NaKes (Tenaga Kesehatan),
Ditanya mengenai Virus Corona varian Delta, dr Erry mengaku sampai saat ini belum terlihat secara jelas di fakfak oleh pasien-pasien yang mengidap penyakit virus corona selama ini, hanya saja, kata dia, gejala-gejalanya sudah ada oleh sebab itu masyarakat harus lebih berhati-hati, utamakan keselamatan dan kesehatan anggota keluarga dari segala-galanya.
“Untuk Kabupaten Fakfak kita belum tau secara pasti virus terbaru Delta itu tetapi untuk gejala-gejala kearah sana sudah ada hanya yang terpapar Covid-19 varian baru Delta sudah ada di seluruh indonesia, nah, untuk kabupaten fakfak kami harus ambil sampelnya untuk mengirim ke Litbangkes di provinsi papua barat, kasus Virus varian Delta di papua barat belum ada hanya ada di provinsi papua, 10 orang pasien yang mengidap virus corona – 19 varian delta tersebut berasal dari kabupaten merauke, kita di fakfak harus lebih berhati-hati”, Ungkap dr Erry Anggraeni kepada media ini.