Fakfak – Menteri Investasi/Kepala BKPM-RI, Bahlil Lahadalia bersama Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Gubernur Papua Barat dan Forkopimda Papua Barat hadir juga Bupati Fakfak meninjau lokasi pembangunan bandara siboru, jumat, (24/9) siang.
Menteri Investasi menyambut harapan Menteri Perhubungan agar masyarakat dan pemerintah daerah mendukung program pembangunan bandara siboru tersebut, Bupati Fakfak diminta untuk segera selesaikan urusan-urusan rakyat soal pembangunan bandara tersebut.
Bahlil meminta kepada bupati fakfak yang merupakan sesama Alumni SMK Yapis Fakfak untuk segera menyelesaikan urusan rakyat yang berkaitan dengan lahan pembangunan bandara siboru,
Menurut Lahadalia, ketika proses penyelesaian hak – hak rakyat dapat diselesaikan dengan baik maka permintaan Menteri Perhubungan yang menargetkan bandara tersebut rampung tahun 2022 bisa dapat terwujud.
“Alhamdulillah, pekerjaan sudah jalan sehingga saya minta Pak Bupati Fakfak urusan-urusan rakyat tolong diselesaikan agar target akhir tahun 2022 rampung bisa terlaksanakan” Kata Bahlil memberikan Warning kepada Bupati Fakfak
Bahlil sempat menceritakan proses persetujuan pembangunan bandara siboru yang kala itu Bupati Fakfak adalah bapak angkatnya sendiri (Mohammad Uswanas-red)
Mantan Ketua Umum BPP HIPMI itu mengakui proses awal persetujuan pembangunan bandara dimaksud cukup menyita waktu karena harus bertawaf keliling Kementerian Perhubungan maupun Kementerian-Kementerian lainya.
“Bangun bandara ini, anggaranya tidak main-main karena anggaran untuk membangun 1 bandara di papua bisa bangun 2 bandara di pulau jawa”, Cerita Bahlil dalam perbandinganya.
Bahlil mengingatkan kepada masyarakat dan pemerintah daerah kabupaten fakfak, dukungan untuk pembangunan bandara siboru harus serius dan jangan mengecewakan Menteri Perhubungan juga pemerintah pusat.
“Jadi proses pembangunan bandara siboru ini menyita semua aspek dan pemerintah pusat sudah tetapkan sebagai rencana strategis nasional jangan sampai kita kecewakan Pak Menteri Perhubungan yang sudah mendukung bandara siboru”, Pesan Bahlil Lahadalia. (ret)
