-0.3 C
New York
Jumat, Desember 6, 2024

Buy now

Menteri Agama perlu jaga lisan, Segala ucapan yang dilontarkan harus hati-hati

Jakarta – Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing kini banyak dikecam publik.

Pernyataan ini bermula saat Yaqut mengatakan penggunaan pengeras suara di masjid harus diatur agar tercipta hubungan yang lebih harmonis dalam kehidupan antarumat beragama, Yaqut pun mengibaratkan gonggongan anjing yang mengganggu hidup bertetangga,

Hal itu dia sampaikan di sela-sela kunjungan kerjanya di Pekanbaru, Riau Rabu (23/2) merespons pertanyaan pewarta soal surat edaran Menag yang mengatur penggunaan toa di masjid dan mushollah.

Pada kesempatan itu pula Yaqut menyatakan tidak melarang masjid atau musholah menggunakan pengeras suara atau toa. Namun, harus diatur agar tidak mengganggu kehidupan umat beragama non muslim.

Yaqut menyatakan aturan ini sebagai pedoman untuk meningkatkan manfaat dan mengurangi hal yang tidak bermanfaat.

Sebab menurutnya, Indonesia yang mayoritas Muslim, hampir di setiap daerah sekitar 100 – 200 meter terdapat masjid atau musholah.

Mengenai pernyataan Yaqut yang kini membuat kaget publik turut direspon Pakar Hukum Tata Negara, Prof. DR. Yusril Ihza Mahendra,

Yusril melalui cuitan tweeternya meminta kepada Menteri Agama agar harus menjaga lisan dalam setiap mengeluarkan pernyataan, segala ucapan yang dilontarkan harus berhati-hati karena bisa menjadi polemik.

“Saya berharap, Menteri Agama menjaga lisan, menjaga ucapan agar tidak menimbulkan masalah baru di masyarakat kita.

Sudah terlalu banyak masalah yang dihadapi bangsa dan negara kita ini, jangan tambah lagi dengan masalah baru yang berawal dari ucapan dan kata-kata, bersikap bijaklah”, Minta Yusril.

Pakar Hukum Tata Negara bergelar Prof. DR ini mengingatkan kepada Menteri Agama bahwa segala pernyataan yang disampaikan harus lebih berhati-hati jika tidak ingin terjadi polemik ditengah masyarakat.

Permintaan, sebaikanya segala ucapan yang disampaikan harus lebih berhati-hati itu tujuanya adalah, untuk menjaga dan menjunjung tinggi sopan santun maupun budi bahasa.

“Segala ucapan yang dilontarkan harus berhati-hati, halus dan menjunjung tinggi sopan santun serta budi bahasa, ucapan-ucapan yang menyejukkanlah yang dinanti-nanti umat semua agama dari Menteri Agama, setiap kebijakan yang diambil juga perlu direnungkan dalam-dalam segala dampkanya”, Pesan Prof Yusril.

Yusril berpesan kepada Menteri Agama bahwa sebagai Menteri seyogiyanya mendorong kehidupan beragama yang tenang, aman dan damai ditengah kemajukan.

“Adalah tugas utama Kementerian Agama, karena itu, Menteri Agama seyogiyanya dapat mengajak semua umat beragama hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati perbedaan”, Singkatnya melalui akun tweeter Yusril Ihza Mahendra, (ret)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!