Laporan ; Rustam Rettob / Wartawan.
Fakfak – Menteri Investasi/Kepala BKPM-RI tidak menyia-nyiakan agenda internasional yang membahasa tenatng Investasi dan Eokonomi dunia (WEF) di Swiss belum lama ini.
World Economy Forum tersebut dihadiri langsung Presiden Republik Indonesia, Ir H Joko Widodo didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, salah satunya Menteri Investasi Bahlil Lahadalia/Kepala BKPM sebagai degelation dari Indonesia.
Bahlil di Swiss sempat menggagas sebuah acara yang disebut dengan Indonesia Night, di acara ini bahlil tidak saja bicara tentang Investasi dia mengangkat makanan khas lokal daerah yang sebenarnya makanan khas tersebut sepaptunya menjadi prioritas untuk dikembangkan dan dipelihara dengan baik.
Diceritakan saat memberikan ucapan terima kasih dalam acara Resepsi pernikahan Anggota DPRD Provinsi Papua Barat, Nabil bersama Istirnya Dyna, Bahlil katakan, Indonesia Night itu dia mempromosikan makanan khas papua berupa papeda, tagas-tagas, sagu embal, serta sayur kangkung dan beberapa makanan lokal lainya.
Mantan Bendahara Umum PB HMI kini Menteri Investasi, Bahlil menyampaikan bahwa sebenarnya sebagai masyarakat yang hidupnya dengan status sosial yang kaya akan adanya kearifan lokal dan berlimpah berbagai makanan khas alami untuk itu tidak perlu merasa minder menghidangkan makanan khas tersebut disetiap acara yang dapat dihadiri dari berbagai kalangan.
“Saya ingin sampaikan kepada kita semua bahwa selama ini kita menganggap kalau ada acara harus kita siapkan hidangan nasional dan sangat jarang hidangan / makanan khas tradisional yang merupakan menjadi makanan kita sehari-hari. sebetulnya bukan jamanya lagi untuk kita bertahan dengan makanan nasional tapi bukan berarti kita juga tinggalkan.
Kemarin waktu saya pimpinan delegasi di Swiss untuk menghadiri kegiatan World Economy Forum (WEF) yang hampir semua negara datang dan hadir diacara tersebut, sekitar 60 Kepala negara bertepatan dengan itu saya selaku Menteri Investasi gagas sebuah acara yang disebut dengan Indonesia Night
Indonesia Night itu selain saya bawa beberapa artis indonesia dan Bung Edo dari Papua untuk menyanyikan lagu-lagu daerah kita di Indonesia, saya juga tampilkan beberapa makanan khas salah satunya ada papeda asal papua dan ini yang belum pernah terjadi di republik indonesia.
Makanan khas yang saya tampilkan di Indonesia Night itu saya kase makan itu bule-bule semua dan mereka tanya saya, Pak bahlil, ini makanan apa,? saya bilng dorang, itu makanan paling termahal di republik indoensia dan itu hanya ada di tanah papua, yang saya tidak bawah hanya suami dan lutak-lutak saja”, Urai Bahlil sekembalinya dari Swiss dan lanjut hadiri resepsi perinakahn adiknya di fakfak, sabtu, (28/5) malam.
Karena tidak sempat mempromosikan sumi dan lutak-lutak di acara WEF tersebut, Menteri Investasi berjanji akan tampilkan dua makanan khas ini Tahun depan (2023-red) di kegiatan beriktunya,
Suami sejatinya merupakan makanan khas yang terkenal dari daerah Sulawesi Tenggara (Buton), sementara lutak-lutak merupakan mkanan khas masyarakat Kepulauan Kecamatan Kur (Kota Tual), Maluku Tengara.
“Yang saya tidak bawa kemarin suami saja, lutak dan suami, nanti saya bawa dua makanan khas ini di World Economy Forum pada januari 2023 besok”, Rencana Bahlil dalam kesempatan kemarin di Kabupaten Fakfak bertepatan dengan acara resepsi pernikahan adiknya,
Apa yang dimaksud dari pernyataan tersebut dari menteri investasi, secara pribadi dan selaku pemerintah berkehendak agar publik harus merubah persepsi dan pandangan bahwa makanan seperti, suami, papaeda, tagas-tagas, embal sagu, lutak-lutak dan lainya itu hanya orang-orang terkebelakang saja makan sehingga tidak bisa dimunculkan pada setiap acara tertentu, menurut BL sapaan Bahlil, “itu sangat salah dan keliru.”
“Sebetulnya setiap acara makanan-makanan khas daerah seperti yang saya sampaikan layaknya selalu ada karna tidak semua orang belum tentu tidak suka makanan itu dan semua orang lahir dan besar bahkan pintar sekalipun beranjak dari makanan-makanan khas masing-masing itu,”, Tutupnya.