Jakarta – Konstalasi Politik Nasional menjelang Pemilihan Umum Tahun 2024 mulai terlihat, pemanasan untuk bongkar pasang koalisi partai politik dan atau gabungan partai politik mulai dicocokkan, tampak semua pimpinan partai politik saat ini masih aktif baik di Eksekutif maupun Legislatif.
Seperti halnya, Partai PKS belum lama ini melaksanakan Rapat Pimpinan Nasional berlangsung di Jakarta yang dihadiri oleh seluruh Kader Partai ditingkat Provinsi maupun Kabupaten / Kota, salah satu hasil tersebut adalah menjalin koalisi dengan Partai PKB.
Tidak ada satupun yang bisa memastikan setiap perjalanan partai politik dalam menentukan arah dukungan maupun koalisinya disetiap 5 Tahun dalam pemilihan berlangsung, PKS tadinya berharap menjalin koalisi kuat dengan PKB namun manuver Gus Muahimin belakangan berbeda dengan kesepakatan yang telah diputuskan.
Partai PKS rupanya tak tinggal diam larut setelah ditinggalkan PKB yang memilih Gerindra sebagai pasanganya di Pilpres 2014 mendatang, mereka kemudian merubah Haluan untuk mengkonsolidasikan Partai PKS bersama NasDem, karena awalnya setelah didekati PKB untuk membentuk Koalisi Semut Merah bersama Demokrat ternyata dicampakkan Gus Muhaimin demi Gerindra.
Meski demikian seharusnya PKB mengajak Gerindra untuk bergabung dengan Koalisi Semut Merah dalam satu Koalisi menuju Pilpres 2024 mendatang, kondisi ini jika dicermati secara baik maka telah terjadi perslingkuhan antar partai dengan target mencari kekuatan siapa Capres dan Siapa Cawapres.
“Nah kalau PKB kemarin menyampaikan setelah bertemua dengan Pak Prabowo Subianto dia mengatakan akan mengajak PKS dan Demokrat untuk bergabung kesana (PKB, Gerindra-red), tapi dari kami PKS berharap justru PKB itu datang ke Gerindra dan membawah Gerindra untuk ikut bergabung di semut merah gitu, dan saya kira masih secair itu dan tidak ada istilah ini sudah gabung kemudian yang ini sudah bubar, ini semua dalam penjajakan nanti intensitas komunikasi menjadi penentu dilapangan”, Kata Sohibul Imana dalam chaenal youtbue TvOne.
Jika saja strategi pertama bersama PKB batal karena PKS menganggap diselingkuhi PKB maka PKS masih memiliki 1 opsi lagi yaitu akan membangun komunikasi dengan partai NasDem yang rencananya akan berlangsung dalam waktu dekat untuk mendukung Anis Basedan, apalagi NasDem telah mendeklarasikan Anies sebagai Capres 2024 dari Partai NasDem.
“Jika rencana tersebut gagal maka PKS masih memiliki 1 opsi lagi dalam menentukan raha dan keputusan politik kedepan menjelang Pilpres 2024 mendatang yaitu menjalin komunikasi dengan Partai NasDem, apalagi basis partai PKS banyak mendukung Anies Baswdan sebagai sosok pilihan mereka untuk maju sebagai Capres 2024 mendatang. Sejalan juga dengan NasDem telah umumkan Anies sebagai Capres NasDem 2024 berdasarkan suara DPW.
“Jadi kalau hasil survey sih memang menunjukkan bahwa pemilih PKS itu adalah cenderung kepada Anies Baswedan, ini secara survey, nanti pembicaraan kita tidak final melainkan terus kita jajaki dan merespon setiap perkembangan yang terjadi karena di Partai PKS sendiri penentuan Koalisi dan mengusung siapa Capres melalui Rapat Majelis Syuro”, Ulas lebih lanjut Sohibul.
PKS dan NasDem sebetulnya boleh saja memiliki Calon Presiden yang sama didalam diri Anies Baswedan namun jika kedua Partai tersebut ingin berkoalisi maka harus membutuhkan satu partai politik lagi untuk memenuhi ambang batas pencalonan, democrat menjadi pilihan karena belum berkoalisi, rencana PKS dan NasDem mencalonkan Anies bisa saja terganjal Demokrat yang hingga kini masih ingin mencalonkan Ketua Umumnya AHY sebagai Capresnya.
Sibuk Berkoalisi, Rocky Gerung Kritik Keras Prabowo Subianto dan Cak Imin Sebagai Wakil Rakyat, Prabowo selain saat menjadi Nahkoda Partai Gerindra dia dalam keseharianya sebagai salah satu Menteri di Kabinet Jokowi-Ma`ruf Amin sebagai Menteri Pertanahan. Sementara Muhaimin Ketua Umum DPP PKB juga sebagai Wakil Ketua DPR- Ri Periode 2019-2024.
“Prabowo dan Cak Imin, satu Legislatif dan satu Eksekutif, dua-duanya dibayar rakyat untuk lakukan pekerjaan sampai tahun 2024 sesuai masa periodesasinya, sekarang seluruh waktu yang tersedia itu, dia pakai main politik”, Kritik keras Rocky Gerung dilansir Berita Nasional diunggah mata radar Indonesia. (ret)