Jayapura – Partai Demokrat akhirnya ikut berkomentar atas kasus dugaan Korupsi Gubernur Papua, Lukas Enembe, hal ini disebabkan karena Enembe merupakan salah satu kader terbaik Demokrat di Tanah Papua yaitu menjabat sebagai Ketua DPW Provinsi Papua.
Lukas diketahui sampai saat ini belum bisa memenuhi panggilan KPK untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya karena sedangan mengalami kondiis Kesehatan yang kurang baik yaitu mengalami struk berat, sulit jalan bahkan tidak bisa bicara.
Petinggi Partai Demokrat Andi Arief menyebut Gubernur Papua Lukas Enembe tengah sakit parah sehingga sulit untuk dihubungi.
“Sulit bicara dan jalan, benar-benar stroke berat,” kata Andi melalui akun tweeternya dikutip mataradarindonesia.com, dia menyatakan Partai Demokrat konsisten dalam mendukung upaya pemberantasan kasus korupsi.
Demokrat, kata Andi, tentu menghormati proses hukum yang tengah dijalankan KPK. Demokrat pun siap membantu jika diperlukan. namun, Andi mengatakan saat ini Lukas Enembe sedang sakit parah.
“Sekali lagi, kami sedang mengupayakan bicara langsung dengan yang bersangkutan, (Lukas Enembe) Terngka Dugaan Korupsi oleh KPK.” kata dia.
Sejauh ini Partai Demokrat juga belum mencopot Lukas Enembe dari ketua DPD Papua meski telah menjadi tersangka KPK.
Andi mengamini banyak tuntutan agar Enembe dicopot dari DPD Demokrat Papua. Demokrat mempertimbangkan dengan matang sebelum keputusan diambil.
“Banyak hal yang kami timbang, termasuk soal keamanan nasional,” kata Andi Arif, Petinggi Partai Demokrat melalui akun tweeternya yang diunggah mataradarindonesia.com.
Sebelumnya setelah KPK menetapkan Ketua Demokrat Provinsi Papua sebagai tersangka hingga saat ini belum dimintai keterangan karena sakit,
KPK melayangkan surat pemabggilan pertama 12 September 2022 namun tidak hadir karena alasan sakit, KPK telah menjadwalkan pemanggilan kedua nanti menghadap 26 September 2022,
Hal itu juga masih klarifikasi pengacara Enembe bahwa Tersangak KPK itu masih juga sakit, kini dirawat dikediaman Lukas Enembe, (ret)
