Jakarta – Belakangan banyak isu dan informasi yang berkembang ditengah masyarakat hingga ke berbagai pelosok mengenai posisi penting capres dan Cawapres pada pemilu 2024 mendatang.
Presiden Jokowi belum lama ini ditengarai tiga issu yang kemudian dia sendiri dapat mengklarifikasnya secara terbuka saat melakukan kunjungan kerja disejumlah daerah di indonesia.
Pertama, Presiden Jokowi ingin menjabat 3 Periode, Kedua Presiden Jokowi ingin Pemilu 2024 ditunda, dan ketiga, Presiden Jokowi ingin agar maju lagi di pemilu 2024 mendatang,
Semua issu yang dialamtkan kepada Presiden Jokowi sebut saja dikalangan lawan politiknya sebenarnya sudah terpatahkan semua karena Jokowi telah menyatakan ia mengikuti aturan UUD 1945 bahwa paling lama 2 periode dan tidak menginginkan maju sebagai capres atau cawapres di pemilu 2024 mendatang.
Hal yang dibantah jelas-jela soleh Jokowi adalah soal pemilu 2024 mendatang sengaja ditunda oleh istana, Jokowi membantah itu dengan telah membuktikan adanya pengalokasikan anggaran serta membiarkan tahapan pemilu 2024 sedang terlaksana saat ini.
Kerap Jokowi kembali diisukan akan maju di Pemilu 2024 namun kemungkinan mengambil posisi sebagai Calon Wakil Presiden,
Memang tidak ada aturan yang melarang namun secara etika tidak pantas saja ketika dia menerima pinangan sebagai Calon Wakil Presiden padahal sudah memimpin negeri ini 10 tahun.
Mengenai hal ini politikus PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu menyindir adanya isu Jokowi maju dan kembali mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Presiden pada pemilu 2024 mendatang.
Sinton mengtakan setelah tokoh itu menjabat sebagai Presiden 2 periode (10) tahun kemudian maju lagi dipemilu berikut (2024-red) mendatang adalah suatu kemunduran dan itu merupakan malapetaka bagi demokrasi.
“Tokoh yang sudah pernah menjabat Presiden RI. Selama 2 periode kemudian diajak kembali untuk menjabat wakil Presiden, itu berarti MALAPETAKA DEMOKRASI”, Sindir Masinton dalam akun twiternya @Masinton, (ret).