“Tidak boleh ada satu negara yang memonopoli negara kita, Indonesia jangan mau diatur oleh negara lain, tapi kita mengatur negara lain untuk taat pada aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia karena tidak semua negara maju ingin indonesia maju lewat Hilirisasi”, Tegas Bahlil Lahadalia.
Bali – Menteri Investasi/Kepala BKPM, bahlil Lahadalia menceritakan situasi dan kondisi dimana ia melakukan pertemuan dengan para Menteri luar indonesia di Forum G20, di bali belum lama ini,
Bahlil ungkapkan bahwa pada saat ini sebagai Menteri Investasi / Kepala BKPM ketika dirinya melontarkan terkait hilirisasi, peserta yang hadir di pertemuan tingkat Menteri itu sebagian besar tidak setuju.
Menurut Bahlil, apakah Indonesia harus terus diatur oleh negara luar sementara sumber daya Indonesia ini berlimpah dan diatur oleh negara luar, tidak harus demikian,
Bahlil ceritakan lebih lanjut bahwa, Indonesia memiliki sumber daya alam besar seperti timah, menurut bahlil sebagaimana apa yang diarasakan selama ini ternyata tidak semua negara ingin indonesia maju lewat hilirisasi.
“Kita punya timah, timah terbesar didunia itu china, tapi dia melakukan hilirisasi 70%, di Indonesia nomor urut 2 tapi indonesia hilirisasi baru 5%,
Selebihnya Ekspor nilai timah harga timah dunia dikendalikan oleh negara yang bukan penghasil timah, inikan lucu negara ini, tidak boleh ada satu negara yang memonopoli negara kita,
Indonesia jangan mau diatur oleh negara lain, tapi kita mengatur negara lain untuk taat pada aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia karena tidak semua negara maju ingin indonesia maju lewat Hilirisasi”, Tegas Bahlil Lahadalia.
Ditambahkan Bahlil bahwa sudah saatnya Indonesia berdiri diatas kakinya sendiri tanpa diatur oleh negara lain, bahlil minta saatnya indonesia tidak lagi diatur dengan cara-cara yang lama yang dapat merusak ekonomi bangsa.
“Sudah saatnya generasi muda yang diberikan amant untuk menjalankan roda pemerintahan jangan mau diatur dengan cara-cara lama di negara ini”, Harap Bahlil.
Ketika itu dihadapan peserta Menteri di Forum G20, ada empat point yang diperjuangkan bersama dengan menteri Kabinet Indonesia lainya,
Pertama, hilirisasi nilai tambah, kedua adalah kolaborasi dengan UMKM, ketiga investasi yang adil, dan yang keempat adalah harga karbon, ditambah kelima adalah Bali Compendium.
“Waktu pembahasan point pertama hampir semua para Menteri luar indonesia tidak setuju, saat itu di Forum G20 pada 10 negara yang diundang, sa katakan,
Sejarah ekonomi dunia bahwa negara asing sebelum menjadi negara maju dan masih menjadi negara berkembang sebelum perang dunia Ke – II.
Jalan yang menuju tangga dari anak tangga satu ke anak tangga yang tinggi adalah hilirisasi dan itu kalian buat dengan kebijakan afermitaf negara kalian sendiri,
Contoh, Ingris melarang untuk melakukan Ekspir Wool mentah pada abad ke 16, Amerika Serikat menerapkan pajak impor sangat tinggi pada abad ke – 19 dan 20, tiongkok menerapkan TKDN 90%,
Terakhir finlandia buat aturan saham yang masuk sahamnya 20%”, Urai bahlil di Jayapura kemarin dikutip melalui youtube Kementerian Investasi.
Dari kisah itu, Menteri Invetsasi/Kepala BKPM, Bahlil kemudian mempertanyakan kepada 10 negara yang melakukan protes terhadap hilirisasi indonesia,
“Apakah Indonesia tidak boleh mengikuti anak tangga satu ke puncak tangga lainya, kalau tidak boleh jalan apa yang kami harus tempuh, jangan ada dusta diantara kita?”, tanya bahlil dan semua Menteri itu terdiam ditempat.
Bahli kemudian memberikan ketegasan saat di Forum G20 di bali bahwa tidak ada satu negara di G20 yang merasa lebih hebat dari negara lainya,
“Tidak boleh lagi ada satu negara merasa lebih berkuasa di G20 terhadap negara lain, tidak boleh, karena semua bergabung untuk membangun bersama, kolaborasi dalam rangka kepentingan kesejahteraan bersama,”, Tutup dia, (ret)