Fakfak – Sikap Aparat Kepolisian Resort Fakfak cukup elegan dan professional dengan tetap mengedepankan tindakan persuasif serta humanis terhadap adanya upaya sekelompok masyarakat yang menamakan diri sebagai Suara Masyarakat Sipil Papua atau (SMS) Papua atas keinginanya untuk melakukan kegiatan pemancangan papan nama Komite Peralihan Administrasi Pemerintahan Irian Barat, Kamis, (20/10) siang di Wilayah Kelurahan Fakfak Utara, Distrik Fakfak, Kabupaten Fakfak – Provinsi Papua Barat.
Pantauan langsung mataradarindonesia.com saat dilapangan, Aparat Kepolisian Resort Fakfak yang dipimpin Wakapolres Fakfak, Kompol Indro Rizkiady didampingi Kabag Ops. AKP Wisnu Prasetyo, Kasat Intel, Iptu Rizki Ilyas, Kasat Reskrim, Iptu Handam Samudro, serta sejumlah Anggota Dalmas mereka tiba dilokasi rencana pemancangan papan nama Komite Peralihan Administrasi Pemerintahan Irian Barat yang diprakarsasi oleh Suara Masyarakat Sipil (SMS) Papua pimpinan Dhany Hegemur, ketika itu cuaca di Fakfak mendung berawan hingga turunya hujan.
Langkah – Langkah persuasif dan humanis serta prefentif yang dikedepankan Aparat Kepolisian tidak serta merta dapat diterima oleh mereka yang menamakan diri sebagai Suara Masyarakat Sipil atau SMS Papua, tidak kurang dari 1 jam, Polisi tetap berupaya dengan sikap humanis agar papan nama Kantor Komite tersebut yang tadinya siap tancap harus batal dengan tidak terjadi gesekan antara kelompok SMS Papua dengan Aparat.
Suara Masyarakat Sipil Papua awalnya meminta kepada Aparat Kepolisian Resort Fakfak yang sudah ada dilokasi tersebut untuk tidak mencegah adanya proses penancapan papan nama yang mereka siapkan sebab sebelum mereka menancap papan nama yang dimiliki itu, surat pemberitahuan ke beberapa Instansi terkait telah dilayakan seperti, kepada Bupati Fakfak, Kejari Fakfak, Kapolres Fakfak, Dandim 1803/Fakfak, Ketua Pengadilan Negeri Fakfak bahkan sempat mendatangi DPRD Fakfak untuk meminta izin pemasangan papan nama yang sudah disiapkan.
Polisi dalam hal ini Polres Fakfak lagi-lagi tidak bosan untuk tetap memberikan pandangan tanpa mengesempaingkan rasa kekeluargaan mereka kepada SMS Papua dengan harapan papan nama yang telah disiapkan tidak tertancap sebagaimana keinginan sekelompok orang dimaksud, namun untuk kesekian kalinya ada tawaran lagi dari pihak SMS Papua yang dipimpin Dhany Hegemur.
Dialog antara pihak aparat Kepolisian dengan SMS Papua pimpinan Dhany Hegemur ini dilokasi tersebut berlangsung cukup serius, Dhany selaku penanggung jawab sempat menawarkan bahwa Polisi membiarkan mereka untuk menancapk papan nama itu kemudian dicabut oleh aparat untuk selanjutnya dapat diamankan, polisi pun tidak mau terjebak dengan pola itu, bahkan tawaran lain adalah, papan nama dimaksud dikeluarkan dari ruang pertemuan salah satu rumah warga agar dapat dilakukan foto bersama dengan aparat kepolisian.
Lagi dan lagi, hampir semua tawaran yang datang dari SMS Papua dengan penggagasnya Dhany Hegemur tidak dapat diterima oleh aparat Kepolisian dengan alasan bahwa NKRI sudah final, maksudnya adalah bahwa saat ini tidak ada peralihan administrasi pemerintahan apapun didalam pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, perjuangan kembalinya Papua ke Pangkuan NKRI bukanlah hal muda karena itu harus dijaga sebagai bentuk penghormatan kepada pahlawan-pahlawan terdahulu.
Saling tawar menawar konsep Ide dan gagasan kian berlangsung diiringi rintiknya hujan dilokasi Kampung Pasir, Kelurahan Fakfak Utara, SMS Papua pimpinan Dhany Hegemur di Fakfak pun tiba-tiba menagih janji Jokowi ke aparat kepolisian yang katanya akan menyelesaikan Konflik di Tanah Papua paling lambat 21 Oktober 2022 dini hari, yang disesalkan Dhany adalah batas waktu tersebut yang ditentukan Kepala Negara kata dia, belum ada penyelesaian yang terlihat, padahal 21 Oktober 2022 didepan mata.
Argumentasi penyelesaian konflik papua yang dijanjikan Presiden Jokowi versi pernyataan Dahny Hegemur tidak digubris lebih jauh oleh pihak Aparat Kepolisian Resort Fakfak karena hal tersebut menjadi kewenangan kepala negara dan level pimpinan paling tinggi, kepentingan Polres Fakfak saat itu sasaranya adalah untuk bagaimana agar tidak terjadi pemancangan papan nama Kantor Peralihan Administrasi Pemerintahan dan niatan itu dikabulkan sehingga tidak tertancap.
Papan nama yang telah dicat dengan warna dasar putih dan les berwarna biru bertuliskan, Komite Peralihan Administrasi Pemerintahan Non Self Governing Territory West Irian / Irian Barat Wilayah Bomberay – Daerah Fakfak akhirnya berhasil diamankan oleh aparat kepolisian resort fakfak atas restu SMS Papua dan gagal ditancap, SMS Papua juga mempersilahkan polisi mengamankan papan nama tersebut tanpa terjadi keributan antara mereka dengan aparat kepolisian, situasi dan kondisi saat itu sangat kondusif.
Hingga berita ini diturunkan, situasi dan kondisi keamanan di Kabupaten Fakfak sangat kondusif dan aktifitas masyarakat berlangsung aman dan terkendali, masyarakat juga dihimbau untuk tidak terpengaruh dan terprovokasi dengan issu-issu yang dapat menggaggu stabilitas keamanan, berkaitan dengan kondisi keamanan menjadi tanggung jawab penuh aparat kepolisian setempat, (ret)