Indonesia Darurat IGW & HAI Minta Presiden Menambah Kursi Wamen Di Kementerian Ini
Sandri Rumanama, Direktur Indonesian Good Governance Watch (IGW), foto : Istimewah
Jakarta – Indonesian Good Governance Watch (IGW) meminta agar pemerintah serius menghadapi ancaman resesi global di tahun 2023 yang disebut – sebut sebagai Tahun Gelap.
“Bukan hanya soal keamanan & ketertiban masyarakat saja namun pemerintah harus punya strategi dan keseriusan dalam menghadapi ancaman resesi global”, Tutur Sandri Rumanama dalam keterangan tertulisnya diterima mataradarindonesia.com.
Sandri mengatakan bahwa presiden segera mengoptimalkan kinerja perangkat dan organisasi negara dalam hal ini Kementerian dan Badan setara kementerian agar lebih optimal bekerja disisa masa jabatan presiden hingga Tahun 2024 mendatang.
Menurut Sandri Kementerian Investasi/BKPM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Sosial dan Kementerian Perhubungan belum maksimal dalam berkerja
Bukan karena keterbatasan anggaran namun karena sistem tata kelola organisasi yang menumpuk dan menjadi beban kerja para menteri sehingga presiden harus menambah Wakil Menteri untuk memaksimalkan kinerja kementerian terkait.
“Ini soal ruwetnya pekerjaan dan tatakelola perangkat organisasi yang belum memadai, karena yang menunjang kinerja tersebut bukan soal berapa besar anggaran tetapi personil dan aparatur yang tercatat juga masalah maka itu perlu adanya Wakil Menteri untuk meringankan kinerja para Menteri dan mengoptimalkan semua perangkat Kementerian terkait” , Ujar Rumanama dalam rilisnya diterima media ini, Minggu, (22/1) pagi.
Ia mengatakan misalnya target investasi oleh pemerintah yakni Rp. 1.400 Triliun bisa tercapai jika Kementerian ini dimaksimalkan perangkat kerja Kementerian Investasi dan diatur regulasinya kembali serta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dapat dirampungkan maka target Investasi bisa tercapai pada tahun ini. Tutur Tokoh Pemuda Ini.
Ia juga mengatakan sampai saat ini target Kementerian Perindustrian tak jelas namun laju Perindustrian saat ini menurun bagaimana target Investasi terwujud sedangkan sektor Perindustrian melamban, maka presiden harus berani mengambil langkah tepat untuk menambah kursi Wakil Menteri pada Kementerian terkait.
Ia juga mengatakan kementerian sosial bahkan hampir gagal dalam penanganan berbagai persoalan sosial. Aksi marah-marah Tri Rismaharini menjadi indikator kegagalan dalam menerapkan visi misi Kementerian Sosial. Dampaknya, menghambat laju kolektif Kementerian yang dipimpin.
“Saya juga tak paham ibu risma ini menteri atau pekerja lapangan gaya kepemimpinan ibu risma tak sesuai passion sebagai menteri, harusnya ibu risma kurangi marah marah berfikir dan segera memberi perintah secara terorganisir kepada anak buahnya dong,
Berikutnya saya juga keheranan apa sih target Kementerian Perindustrian?, yang jelas faktanya laju pertumbuhan industri melamban paska pandemi ini, bagaimana target investasi tercapai? sedangkan sektor industri dan distribusi (perhubungan) melamban, maka itu, Kementerian-Kementerian ini harus segera di isi wakil menterinya”. Desak Sandri
Selain IGW presiden Haidar Alwi Institute (HAI) Ir. H. R. Haidar Alwi ikut ia senada dalam memberikan komentarnya,
“Saya rasa saat ini adalah tahun kerja keras (years of hard work) sebab kita akan menghadapi skema dan ancaman resesi global, inflasi pada sektor migas & pangan, selain itu kita juga akan menghadapi tahun politik, maka komponen organisasi pemerintah harus complicated dan bisa maksimal bekerja”. Hajar beliau
Ia mengatakan akan menghadap presiden untuk menyalakan pikiran pikirannya terkait ancaman resesi global dan kerawanan pemilu dan konfkik identitas politik,
“Kita ini menghadapi berbagai ancaman di tahun ini, baik inflasi, defisit sampai pada laju pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi oleh resesi global, selain itu juga keamanan & ketertiban masyarakat mengahdspi tahun politik juga menjadi perhatian kita sama, kami akan menemui presiden untuk menyampaikan persoalan ini”. Ungkapnya, (rls/ret)