Jakarta – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia melaporkan realisasi investasi pada kuartal IV/2022 mencapai Rp. 314,8 triliun. Berdasarkan Kementerian Investasi/BKPM data terbaru,
Realisasi investasi mengalami pertumbuhan sebesar 30,3 persen (year-on-year/yoy). Angka tersebut juga meningkat 2,3 persen (quarter-to-quarter/qtq) dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
“Selama kuartal IV/2022, Alhamdulillah kita mampu mencatat pertumbuhan investasi sebesar Rp314,8 triliun. Secara qtq, perbandingan antara kuartal III dan IV, tumbuh 2,3 persen.
Secara yoy tumbuh 30,3 persen,” kata Bahlil dalam konferensi pers Realisasi Investasi Kuartal IV/2022 di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta Selatan, Senin (24/10). dalam keterangan rilisnya diterima mataradarindonesia.com
Realisasi investasi pada kuartal IV/2022 didominasi oleh penanaman modal asing (PMA) yang tercatat sebesar Rp175,2 triliun. Jumlah itu meningkat sebesar 43,3 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan, realisasi investasi yang berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp139,6 triliun. Nominalnya naik 17 persen (yoy) dari periode sebelumnya.
Di sisi penyerapan tenaga kerja, pada kuartal IV/2022 tercatat sebesar 339.879 orang. Jumlah tersebut, lanjutnya, di luar sektor keuangan, hulu migas, dan UMKM.
Terkait dengan penyebaran investasi antara pulau Jawa dan Luar Jawa, Bahlil mengungkapkan bahwa investasi luar Jawa lebih besar dibandingkan Luar Jawa.
Tercatat, kontribusi investasi di luar Jawa sebesar 52,2 persen atau Rp164,2 triliun dari total realisasi investasi Indonesia sedangkan Luar Jawa tercatat sebesar 47,8 persen atau Rp150,6 triliun.
Kemudian berdasarkan sektor, realisasi investasi pada kuartal IV/2022 paling banyak ke industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya senilai Rp44 triliun.
Setelahnya, ada sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang tercatat sebesar Rp 32,5 triliun. Investasi yang masuk ke sektor pertambangan; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; serta transportasi, gudang, dan telekomunikasi masing-masing Rp39,8 triliun, Rp39,4 triliun, dan Rp36,8 triliun.
“Ini terkait dengan Freeport lalu investasi di Gresik. Ketika melakukan penetrasi ke sektor hiliriasi, dampak ke perekonomian sangat besar,” imbuhnya.
Menurut lokasinya, Bahlil mengungkapkan investasi paling banyak masuk ke Jawa Barat yakni Rp46,2 triliun, disusul Sulawesi Tengah Rp34,7 triliun, DKI Jakarta dengan realisasi sebesar Rp34 triliun, Jawa Timur Rp30,9 triliun, dan Banten Rp23,5 triliun.
“Kenapa Banten bisa tinggi? Banten ini hasil realisasi investasi dari Lotte. Salah satu kawasan petrochemical terbesar di Asia Tenggara, itu yang dulu pernah investasinya mangkrak 5-6 tahun. Sekarang Alhamdulillah sudah realisasi,” jelasnya. (rls/ret)