Fakfak – Bupati Manokwari Selatan sempat viral dengan sepotong vidio yang beredar dengan narasi ancaman terhadap dua Bupati di Papua Barat yakni, Bupati Kabupaten Teluk Bintuni dan Bupati Kabupaten Teluk Wondama.
Vidio amatir tersebut berdear sejak Jumat, (27/1) kemarin diberbagai media sosial, lebih didominasi di Watshapp Grup hingga tersebar di WAG di Kabupaten Fakfak,
Ia sesalkan dua Kabupaten yaitu, Bintuni dan Wondama yang ingin bergabung dengan Fakfak dan Kaimana untuk bentuk Provinsi sendiri,
Dia (Makrus Waran/Bupati Mansel-red) heran, karena Bintuni dan Wondama dimekarkan Manowkari tapi gabung ke Fakfak dan Kaimana untuk bentuk Provinsi sendiri.
“Saya ingatkan kepada dua Kabupaten itu, Wondama dan Bintuni, kalau bukan Manokwari yang melahirkan anda maka anda tidak jadi Kabupaten, saya tegaskan kepada dua Bupati jangan bikin gerakan tambahan, kita sama-sama Bupati jadi hargai”, Tegas Bupati Mansel.
Menyasar lagi ke Fakfak, Ia katakan bahwa Fakfak hingga saat ini tidak melahirkan daerah Kabupaten, namun ia bandingkan dengan Manokwari yang sudah mekarkan Pegaf, Mansel, Bintuni dan Wondama,
“Manokwari dibawah kepemimpinan Dominggus Mandacan melahirkan Pegaf, Mansel, Bintuni dan Wondama, Mana Fakfak, cuman melahirkan satu Kaimana, kalau mau ambisi untuk jadi Gubernur atau Provinsi sendiri kau melahirkan dululah (Mekarkan DOB-red) Kabupaten”, Ucap Bupati Mansel
Sepertinya Bupati Manokwri Selatan, Markus Waran ini sangat lupa kalau Fakfak mekarkan selain Kabupaten Kaimana juga telah mekarkan Kabupaten Mimika yang kini hampir menjadi Kabupaten terkaya di Tanah Papua,
Pernyataan Bupati Mansel tersebut dipicu setelah mendengar dan mengetahui Bintuni dan Wondama intens melakukan pertemuan dengan Fakfak – Kaimana untuk mengusulkan DOB Papua Barat Tengah yang awalnya dikenal dengan sebutan Provinsi Bomberay Raya.
Protes keras Bupati Mansel terkait keterlibatan dua Kabupaten yang aktif mengikuti pertemuan pembahasan rancana Pembentukan DOB PBT khususnya kepada Bintuni dan Wondama nampaknya tidak mampu membendung semangat dari 4 Kabupaten ini.
Mereka tidak patah semangat untuk terus melangkahkan kaki serta kobarkan api perjuangan untuk terus lakukan pertemuan dan pemantapan rencana pembentukan DOB Papua Barat Tengah (PBT).
Setelah pertemuan di Kabupaten Teluk Bintuni beberapa waktu lalu, pertemuan yang sama 4 Kabupaten itu, Kamis, (26/1) kemarin di Kabupaten Teluk Wondama.
Keempat Kabupaten itu menyepakati untuk pertemuan berikutnya dan terus memantapkan berbagai persiapan itu di Kabupaten Kaimana beberapa waktu kedepan.
Pertemuan di Kabupaten Wondama antara 4 Bupati (Fakfak-Wondama-Bintuni-dan Kaimana) itu menyepakati beberapa point diantarnya, Sebagai berikut :
- Mengusulkan Pembentukan DOB Provinsi yang dimekarkan dari Provinsi Papua Barat menjadi Papua Barat Tengah, berikutnya, pertemuan ketiga akan dilaksanakan di Kabupaten Kaimana, 11 Februari 2023,
- Membentuk tim kerja percepatan pembentuk DOB Provinsi Papua Barat Tengah, Pemekaran dari Provinsi papua Barat dengan Surat Keputusan masing-masing Bupati dan membentuk tim tingkat provinsi dengan keputusan bersama bupati,
- Bekerjasama dengan Universitas Cenderawasih dan Universita Papua untuk menyusun kajian akademik yang akan dituangkan dalam nota kesepahaman.
- Mengalokasikan anggaran yang bersumber dari APBD masing-masing Kabupaten sesuai dengan kebutuhan yang dirumuskan dalam rancangan pembiayaan percepatan DOB PBT.
- Calon Ibukota Provinsi Papua Barat Tengah akan ditetapkan berdasarkan kriteria dan indikator secara normatif dan akademis disusun oleh tim kajian untuk dibahas bersama dengan pertemuan ketiga di Kabupaten Kaimana.
Pertemuan pembahasan usulan Pembentukan Provinsi Papua Barat Tengah dari Provinsi Papua Barat ini tidak saja diikuti oleh 4 Bupati (Fakfak-Kaimana-Bintuni – dan Wondama).
Keempat Kabupaten ini terus melibatkan Panja Percepatan Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) DPR PB, Mudasir Bogra, dan Dominggus A. Urbon.
Anggota MRP Papua Barat, Wakil dari Wilayah Adat Bomberay Raya, Cyrilius Adopak, ada juga Ketua LMA Suku Kuri Teluk Bintuni, Yunus Riensawa,
Ketua Dewan Adat Papua Daerah Wondama, Adrian Worengga, dan Perwakilan Petuanan Raja di Kabupaten Fakfak, Arief H. Ruamgesan (Raja Pegpeg Sekar). (ret)