Home / Hukrim / Buntut Pemberitaan Maraknya Dugaan Kasus Ilegal Logging, Kantor Teropong News Diseruduk Hingga Wartawan Diancam.

Buntut Pemberitaan Maraknya Dugaan Kasus Ilegal Logging, Kantor Teropong News Diseruduk Hingga Wartawan Diancam.

Sorong – Pasca pemberitaan Media Teropong News tentang maraknya dugaan ilegal logging di Kabupaten Sorong, sekelompok massa seruduk (mendatangi) Redaksi Media Teropong News yang berlokasi di Jalan S. Kamundan Km.12 Kota Sorong, Papua Barat Daya, sekira pukul 13 WIT, Senin (13/3). mereka minta beritanya dihapus hingga ancam wartawan media yang bersangkutan.

Kedatangan massa yang menumpangi dua truk ini kemudian melakukan pengancaman. Mereka melayangkan ancaman akan membakar kantor Teropong News dan ancaman pembunuhan terhadap para karyawan yang saat itu berada di Kantor Redaksi Media Teropong News

mereka memberikan waktu bahwa apabila pemberitaan-pemberitaan terkait dugaan ilegal logging di Kabupaten Sorong tidak segera dihapus. Bahkan mereka merekam karyawan dan mengancam akan memenggal kepala yang saat itu berada di kantor apabila bertemu di jalan. ini sudah ada niat tidak baik dan rencana jahat.

Usai melakukan pengancaman, sekelompok massa tersebut bergegas meninggalkan Kantor Redaksi Teropong News, yang berlokasi di Jalan S. Kamundan Km.12 Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Pemimpin Redaksi Media Teropong News, Imam Mucholik sangat menyayangkan kejadian tersebut. Ia menduga ada upaya penghasutan kepada massa atau masyarakat yang mendatangi Kantor Redaksi Teropong News. Sebab, pemberitaan terkait ilegal logging sama sekali tidak menyerang atau mempublikasikan kegiatan masyarakat.

Menurutnya, sesuai Peraturan Bupati (Perbup) Sorong yang dikeluarkan Bupati Stepanus Malak, memberikan ruang atau ijin kepada masyarakat untuk menjual hasil hutannya atau kayu, dan itu sama sekali tidak menjadi persoalan ataupun pelanggaran hukum, dan itu merupakan hak dari pada masyarakat.

Yang menjadi persoalan adalah tempat penampungan kayu (TPK) yang memiliki ijin namun menyalahgunakan ijin, dimana TPK-TPK tersebut membeli kayu dari masyarakat kemudian dijual sebagai bahan baku industri, dan dikirim ke luar Papua. Karena TPK-TPK ini mencari untung besar namun secara langsung merugikan masyarakat.

Padahal, seperti diketahui bahwa TPK memiliki ijin IPHHK yang melarang keras kayu olahan masyarakat dijual ke industri, TPK sesuai ijinnya hanya dibolehkan menjual kayu untuk kebutuhan lokal, dalam hal ini untuk masyarakat di Sorong dan kepentingan pembangunan di Kabupaten Sorong dan Sorong Raya secara keseluruhan.

“Jadi tidak benar kalau pemberitaan itu ditujukan untuk masyarakat,” ujar Imam.

Aksi masayarakat ini disinyalir ada yang mendalangi karena sebelumnya ada upaya – upaya negoisasi agar berita terkait ilegal loging tersebut untuk dihapus, namun tidak diindahkan oleh Teropomg News hingga terjadi intimidasi tersebut.

Langkah hukum yang diambil adalah Tim Divisi Hukum Teropong News akan membuat laporan polisi (LP) di Polresta Sorong Kota, dan meminta pihak Kepolisian untuk menindak tegas pelaku pengacaman dan aktor yang menjadi provokator bagi masyarakat.

Selain itu, Tim Divisi Hukum Teropong News juga akan melakukan pengaduan ke Dewan Pers, serta instansi-instansi terkait.

“Ini tidak boleh dibiarkan, harus di proses sampai tuntas. Selain perbuatan melawan hukum melalui pengacaman juga merupakan bentuk kriminalisasi terhadap Pers,” Tegas Moh iqbal Muhidin, SH. (rls/ret)

About admin

Check Also

Kondisi Keamanan Kramomongga Berangsur Kondusif, Ini Harapan Kapolda Papua Barat

Manokwari – Kondisi keamanan di Wilayah Distrik Kramomongga, Kabupaten Fakfak – Papua Barat berangsur kondusif, ...

Jokowi Teken UU ASN, Tenaga Honorer Resmi Dihapus

Jakarta – Tenaga kerja non-Aparatur Sipil Negara (ASN) alias honorer resmi akan dihapus. Hal ini ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!