Octavianus@octavianuskp membalas @dennyindrayana : “Sang Mantan menteri pecatan dendam kesumat, kerjanya bikin gaduh, pantas aja dipecat, bacot gede, tapi cuma bikin rusuh, malu sama titel”
Jakarta – Pakar Hukum Tata Negara, Denny Indrayana melayangkan surat terbuka kepada Pimpinan DPR RI di Jakarta, surat terebut meminta DPR memproses impeachment (Pelengseran) terhadap Presiden Joko Widodo.
Denny dalam surat terbukanya menguraikan tiga hal pokok yang diminta yakni, pertama, ia berpendapat bahwa Presiden Jokowi sudah layak menjalani proses pemeriksaan impeachment (pelengseran) karena sikap tidak netralinya alias cawe-cawe dalam pilpres 2024.
Menurut Denny, hak angket DPR RI harus dilakukan untuk menyelidiki, apakah ada tangan dan pengaruh kekuasaan Presiden Jokowi yang menggunakan KPK, Kejaksaan Agung, dan Kepolisian, untuk menjegal Anies Baswedan menjadi kontestan dalam Pilpres 2024.?
Kedua, Denny menyebutkan bahwa Presiden Jokowi menggunakan kekuasaan dan sistem hukum untuk menghalangi Anies Rasyid Baswedan menjadi Calon Presiden.
Hak angket DPR RI harus dilakukan untuk menyelidiki, apakah Presiden Jokowi membiarkan atau sebenarnya menyetujui lebih jauh lagi memerintahkan langkah KSP Moeldoko yang mengganggu kedaulatan Partai Demokrat.?
Ketiga, menurut Denny yang diminta ke DPR untuk memproses pemecatan terhadap Jokowi adalah, Presiden Jokowi menggunakan kekuasaan dan sistem hukum untuk menekan pimpinan partai politik dalam menentukan arah koalisi dan pasangan capres-cawapres menuju Pilpres 2024.
hak angket DPR RI harus dilakukan untuk menyelidiki, apakah Presiden Jokowi menggunakan kekuasaan dan sistem hukum untuk menekan pimpinan parpol dalam menentukan arah koalisi dan pasangan capres-cawapres.?
Aksi kritik dan permintaan Pakar Hukum Tata Negara ini berjalan ternyata tidak mulus yang dibayangkan, ia kemudian mendapat kecamaan dari berbagai pegiat social media atau citizen of the net, akun twitter bernama Gusman @mangerogusman mengecam bahwa Mas Denny @dennyindrayan jangan berkicau dari luar indonesia.
“Akan lebih gentle jika anda berdiam di indonesia untuk menyampaikan pendapat. Anda maki2 Presiden Indonesia sementara anda berdiam diri di negeri orang”, Kecamnya disampaikan kepada @dennyindrayan.
Citizen of the net lainya seperti Arto@Sunarto menyamapikan bahwa, “Kritik sih boleh, tapi muka dengar oligarki-oligarki kayak dikubu mu (Denny Indrayan-red), tidak pakai kepentingan oligarki dan kepentingan bisnis saja, bos media, pulau pribadi, batu bara, jet pribadi, jangan teriak tunjuk orang lain tapi 4 jari mengarah ke kubu anda sendiri, itu munafik di awal”, Bebernya dialamtkan kepada Denny Indrayana.
Sementara, Politisi Demokrat, benny K Harman dalam akun twitternya, @BennyHarmanID menyebutkan bahwa Kecurangan Pemilu oleh penguasa sekarang makin kasar dilakukan untuk mematikan langkah koalisi pro perubahan.
Yang dimksudkan adalah diduga dengan mengubah sistem Pemilu di tengah jalan selain dengan memperlemah Parpol-parpol koalisi yang dengan tegas dan lantang menyuarakan perubahan ddengan mengusung mantan Gubernur DKI Anies Baswedan sebagai Capresnya.
“Merebut kekuasaan itu kan sah saja di negeri demokrasi namun jangan lah mematikan penantang utamanya apalagi atas nama menjaga kepentingan bangsa dn negara.#RakyatMonitor#”, Jelas Benny. (ret)