Jakarta – Pengamat politik Adi Prayitno menilai, ada kejanggalan di balik deklarasi dukungan Golkar dan PAN terhadap Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Dia berkata, Golkar dan PAN seolah dalam tekanan.
“Dukungan Golkar dan PAN itu memang terkesan buru-buru dan mendadak, tidak ada angin dan tak ada hujan, kedua partai ini tiba-tiba menyatakan dukungan politiknya ke Prabowo Subianto,” ujar Adi kepada wartawan, Minggu (13/8).
Bicara soal dukungan Golkar, Adi menuturkan, hasil munas empat tahun lalu mengamanatkan Airlangga Hartarto menjadi capres.
Belum pernah ada rapat besar atau mekanisme besar di internal partai mengubah keputusannya itu. “Tiba-tiba hari ini mengusung Prabowo. Tentu publik bertanya-tanya ada apa,” ucapnya.
Sedangkan PAN, dalam rakornas mereka beberapa bulan lalu di Semarang sempat menyebut Ganjar sebagai capres potensialnya yang coba disandingkan dengan Erick Thohir.
Seperti Golkar, tidak ada mekanisme lagi setelah rakornas yang membuat PAN mengumumkan dukungan politiknya kepada Prabowo.
“Tentu publik juga bertanya-tanya, jangan-jangan ada kekuatan politik besar, yang membisiki untuk berkoalisi dan menyatakan dukungan politiknya kepada Prabowo Subianto. Pasti kekuatan itu cukup besar sehingga membuat Golkar dan PAN luluh,” duga Adi.
Adi menyampaikan kemungkinan adanya proposal politik di balik dukungan Golkar dan PAN kepada Prabowo.
“Dugaan saya bergabungnya mereka membawa proposal politik. Bagi PAN proposalnya adalah Erick Thohir jadi cawapres, begitu juga dengan Golkar, membawa proposal Airlangga sebagai pendampingnya Prabowo,” ungkapnya.
Terkait hal itu, Adi menyebut cawapres Prabowo akan menjadi penentu bertahannya koalisi besar itu.
Sebab, Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sering mengultimatum, jika Prabowo tidak menjadikan Cak Imin cawapres, maka bukan tidak mungkin PKB cabut.
“Saya kira hal yang sama akan terjadi pada PAN dan Golkar kalau proposal politik mereka Erick Thohir atau Airlangga tak jadi cawapres akan sangat mungkin mereka akan angkat kaki dan hengkang,” duganya.
Adi pun merasa, deklarasi dukungan Golkar dan PAN kepada Prabowo masih separuh perjalanan menuju koalisi permanen di 2024.
“Jadi ini saya sebut hanya separuh perjalanan dari koalisi dan di kemudian hari everything can happen, sebelum ada janur kuning melengkung, sebelum ada keputusan resmi dari KPU siapa capres dan cawapres secara definitif, maka sepanjang itu juga peta politik akan dinamis,” tandasnya. (RM.Id/MI)