Tiurmada Sharing 1 Agustus 2022.
Saya paling suka dan sangat menaruh respek kepada sosok ksatria ..yang tidak munafik .mau mengungkapkan kebenaran sekalipun akan mengusik kepentingan kelompok atau korpsnya.
Rasa hormat dan bangga itu saya berikan pada Mantan Kabareskrim Komjen Purn Susno Duadji yang terus menyoroti kasus tewasnya Brigadir Joshua .
Pak Susno Duadji secara tegas menyatakan ada satu syarat agar kasus ini bisa terungkap dengan jelas.
Syarat tersebut menurut beliau : pihak kepolisian harus menyita ponsel sejumlah orang yang ada di TKP tewasnya Brigadir Joshua.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui pembicaraan, kiriman gambar hingga video dll. Menurut Pak Susno kasus polisi tembak polisi di rumah Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo adalah hal yang mudah.
Yang sulit itu nemu jenazah hanyut di sungai.
“Yang sulit itu nemu jenazah yang hanyut di sungai, pertama kita mengidentifikasi siapa jenazah ini, kedua kita harus bertanya meninggalnya ini karena apa,” ujar Susno Duadji di YouTube Indonesia Lawyers Club 24 Juli 2022.
Sementara pada kasus Brigadir Joshua ini sudah terlihat jelas, TKP, barang bukti, pelaku penembakan hingga penyebab insiden tersebut terjadi.
Kendati begitu ada satu syarat agar kasus ini bisa terungkap dengan jelas. Syarat tersebut yakni pihak kepolisian harus menyita ponsel sejumlah orang yang ada di TKP. Tujuannya adalah untuk mengetahui pembicaraan, kiriman gambar hingga video dan lainnya.
Kalau itu hilang, kan Polri tidak menyerah kan ada provider, minta kepada provider karena ini kasus kriminal pasti provider akan berikan kok, akan terlacak semua,” ujar Susno Duadji.
“Dari handphone juga bisa diketahui posisi masing-masing pemegang telepon pada jam itu,” sambungnya.
Susno Duadji kemudian menyinggung lokasi tes PCR yang kabarnya Irjen Pol Ferdy Sambo sedang berada di sana saat pertistiwa berlangsung.
“Jadi dengan handphone bisa terjawab posisi, antara tempat PCR dengan lokasi itu bisa ketahuan,” ujarnya.
“Kenapa bisa ketahuan? pasti bts disana ‘bts itu tiang tinggi’ bisa tunjukin itu di mana kita,” sambungnya.
Susno sebelumnya juga sempat meminta agar dokter forensik yang memeriksa Brigadir J dinonaktifkan. Menurut Susno, ada sejumlah kejanggalan yang dia lihat pada kasus ini.
“Kejadian meninggalnya Brigadir J itu hari Jumat, kenapa diumumkan hari Senin. Tidak ada istilah libur di Bareskrim,” kata Susno.
Terlebih lagi ia juga mempertanyakan di mana keberadaan Bharada E saat kasus penembakanya bergulir.
“Di mana pelakunya?” ujarnya lagi.
Di sisi lain, Susno Duadji merasa curiga dengan kinerja dokter forensik yang terlihat sangat janggal. Bahkan Susno sampai menyarankan agar dokter forensik tersebut lebih baik dinonaktifkan.
“Dokter yang memeriksa dan yang memberikan autopsi harus diperiksa, bila perlu dinonaktifkan gitu,” ujar Susno.
Kemudian Susno mengungkapkan alasan mengapa dokter forensik yang menangani jenazah Brigadir J harus diperiksa.
“Ya karena janggal, dan sistemnya harus dibuka ke publik. Apa visum yang dibuat sang dokter itu,” ucapnya.
“Jadi sorotan kita harus ke dokter yang memeriksa itu, dia meriksa di bawah tekanan atau meriksa beneran,”
Jika pemeriksaan ini sudah sesuai prosedur maka publik tidak akan ribut soal penyebab tewasnya Brigadir Joshua.
“Kalau meriksa beneran, orang gak akan ribut ini kena tembak peluru atau kena luka sayat? Atau luka tumpul? Atau dokter-dokteran yang meriksa?,” ucapnya, dilansir dari YouTube Kompas TV, 24 Juli 2022.
Saya juga suka dan respek sekali dengan sikap ksatria Irjen Napoleon Bonaparte yang meminta penembak Brigadir J atau Nopriansyah Yosua Hutabarat supaya mengaku.
Pak Napoleon kemudian meminta pada pihak kepolisian, khususnya tim khusus bentukan Kapolri untuk segera mengungkap fakta sebenarnya dan menyampaikan pelaku ke publik.
“Kita berharap semua, saya berharap juga kepada teman-teman saya yang masih ada di Polri, mungkin adik-adik saya untuk sudahlah buka apa adanya. Terlalu mahal harganya,” kata eks Kadiv Hubinter Bareskrim Polri itu di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis 28/7/2022.
Perwira Polri aktif yang tersandung kasus dugaan kekerasan terhadap M. Kece itu juga menyinggung soal slogan Presisi Polri. Dia berharap agar slogan tersebut untuk dibuktikan demi menjaga marwah Korps Bhayangkara.
“Dari dulu kita canangkan untuk Presisi, untuk Promoter menjaga marwah Polri. Buktikan sekarang daripada kita dicibir oleh semuanya seperti hari ini,”
Napoleon kemudian meminta kepada pihak yang telah berbuat atas kematian Brigadir Yosua untuk tidak bersembunyi. Kepada pihak tersebut, Napoleon meminta agar jujur.
Kepada yang berbuat nggak usah sembunyi kau. Kau ngomong, ngaku kau. Aku abangmu sudah beri contoh, kau ikuti saja. Jujur saja kenapa? Enggak susah dek hidup di penjara, biasa saja.”
Btw, selama berkarir menjadi jurnalis dan host talk show di TV ..saya memiliki relasi yg sangat baik dg polisi mulai dr polsek sampai Kapolri saat saya jadi Wartawan Istana Kepresidenan .
Bahkan waktu kasus Zarima si Ratu ekstasi yang menggemparkan Indonesia, saya meliput dr awal bagaimana Polisi Tangerang mengurai kasus tsb hingga terbongkar dan menjadi kasus besar terkuaknya Bandar Narkoba kelas kakap krn hubungan yg sangat baik dengan Bapak2 Polisi.
Jadi walau sekarang mayoritas publik sudah banyak yg tidak menaruh respek pada polisi krn kasus penembakan Brigadir J yg spt kata Menkopolhukam Mahfud MD banyak kejanggalan, saya percaya masih banyak polisi hebat yg pro kebenaran untuk rakyat apalagi mengingat relasi saya dg polisi spt sy uraikan di atas.
Yah..yg masih setia pada sumpahnya..al akan senantiasa mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa dan negera, dari pada kepentingan pribadi, seseorang atau golongan.
Saya berharap polisi2 hebat ksatria khususnya yg tergabung di Tim Khusus bentukan Kapolri pada akhirnya akan berani mengungkap fakta kebenaran sekalipun pahit untuk diungkapkan krn akan membongkar berbagai kejanggalan
yang dipertanyakan Pak Mahfud dan publik.
Timsus Bakal Paparkan Pendalaman Uji Balistik Penembakan Brigadir J di Rumah Ferdy Sambo
Hari ini Senin pagi,1 Agustus 2022, Tim khusus (timsus) Polri mendatangi rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (Kadiv Propam) non-aktif Inspektur Jendral Polisi Ferdy Sambo.
Di rumah yang berada di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan tersebut timsus akan memaparkan pendalaman soal uji balistik oleh Tim Laboratorium Forensik Polri dalam kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
“Iya benar soal pendalaman uji balistik,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo
🌸Al is de leugen nog zo snel, de waarheid achterhaalt haar wel”
“Secepat-cepatnya kebohongan berlari, kebenaran akan selalu dapat mengejar dan mendahuluinya”
Rest in Peace adek Brigadir Josua..🙏
Kepada Ytk ..Nanguda Rosti Simanjuntak – Ibunda Brigadir Josua ..Turut sedih mendalam Nanguda.. Rahim saya saja sampai sakit dan ngilu mendapat info bagaimana menderitanya Dek Josua meregang nyawa😭😭😭 ..Apalagi Nanguda yg mengandung , melahirkan dan membesarkannya..
Yang kuat ya Nanguda..jg Amanguda dan sel.keluarga..TUHAN menguatkan dan menghibur. TUHAN akan selalu menopang Nanguda🙏 Peluuukkkk🙏😭💜