Fakfak – Panitia Hari – Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Fakfak dalam laporanya saat sebelum dimulainya pelaksanaan Ibadah Sholat Idul Adha secara berjamaah di Masjid Agung Baitul Makmur Fakfak, Jumat, 6 Juni 2025 pagi. Dapat disampaikan bahwa jumlah hewan qurban tahun 1446 H/2025 M yang telah disalurkan ke Masjid-Masjid sasaran penerima sebanyak 149 Hewan Kurban terdiri dari Sapi sebanyak 142 Ekor, sedangkan untuk hewan kurban berupa Kambing sebanyak 7 Ekor.
Kepala Negara mengurbankan 2 Ekor sapi dan lokasi penyembelihan Masjid Al-Munawwarah Fakfak. Masjid ini menjadi pilihan penyembelihan hewan kurban Presiden karena telah melewati beberapa tahapan seleksi dan survei awal sebagaimana petunjuk dan arahan teknis dari Sekretariat Negara dikawal Kemendagri maupun Kementerian Pertanian RI sehingga hewan kurban milik Presiden itu diserahkan langsung Bupati Fakfak. Samaun Dahlan disaksikan Anggota Forkopimda lainya dihalaman Masjid Besar Al-Munawwarah Fakfak Ba`da Sholat Idul Adha, Jumat, 6 Juni 2025 pagi.
Adapun hewan kurban yang di umumkan PHBI Kabupaten Fakfak adalah sebagai berikut. Sapi sebanyak 142 Ekor dan Kambing sebanyak 7 Ekor, Hewan Kurban Presiden Prabowo tempat penyembelihan Masjid Besar Al-Munawwarah Fakfak, Menteri ESDM sebanyak 2 Ekor. Tempat penyembelihan Masjid At-Taqwa Kampung Katemba dan Masjid Jabal Rahmat Kebun Kapas (Puncak), Bupati Fakfak. Samaun Dahlan mengurbankan 6 ekor sapi dengan rincian tempat penyembelihan terdiri dari, 1 Ekor di Masjid Agung Baitul Makmur Fakfak, 1 Ekor Masjid Besar Al-Munawwarah Fakfak, 1 Ekor Masjid Nurul Bahri Tanjung Wagom, 1 Ekor Masjid Al-Mahdi (Kompleks RTH), 1 Ekor lagi di Masjid Al-Anshar (Perikanan lama).
Selanjutnya, Hewan Kurban Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Barat. Drs H Ali Baham Temongmere sebanyak 3 ekor sapi, tempat penyembelihan Masjid Agung Baitul Makmur Fakfak, Masjid Nurul Tholib Kampung Tanama Atas, dan Masjid Al-Muwahidin Kampung Torea, Sekda sendiri selain menyerahkan hewan kurban sekaligus melaksanakan ibadah sholat idul adha di Masjid Agung Baitul Makmur Fakfak, sehari sebelumnya Sekda menyerahkan bantuan hewan kurban dari Gubernur Papua Barat Drs Dominggus Mandacan, M,Si, Kamis, 5 Juni 2025 berlokasi di Masjid Agung Baitul Makmur Fakfak kepada PHBI Kabupaten Fakfak dan diterima langsung Ketua. Mohjak Rengen.
Wakil Bupati Fakfak menyumbangkan 1 Ekor sapi dengan tempat penyembelihan Masjid Nabawi Kampung Timar, dan Mantan Bupati Fakfak. Mohammad Uswanas 4 Ekor sapi dengan tempat penyembelihan, Masjid Jami Kota, Masjid An-Nur Merapi, Masjid Al-Ikhlas Malakuli Karas, Mushollah Diklat Pemda Fakfak, Abdullah Manaray 1 Ekor sapi tempat penyembelihan di Masjid Jami Kampung Tanama, Gubernur Papua Barat. 3 Ekor sapi disalurkan ke Masjid Agung Baitul Makmur Fakfak, Masjid Jami Kota, Masjid Al-Baqarah Kampung Nemewikarya, termasuk yang lainya sudah tersalurkan.
Bertindak selaku Khotib di Masjid Agung Baitul Makmur Kabupaten Fakfak. Yahya Irianto Sarwadan dalam materinya berpesan bahwa salah satu sifat yang paling dibenci oleh Allah Swt yang merupakan warisan dari Iblis Laknatullah adalah sifat kesombongan dan sifat yang suka mengangungkan diri kita sendiri,
“Hanya Allah Swt yang pantas kita puji, maka salah satu yang sangat dibenci oleh Allah Swt terhadap manusia yang merupakan warisan dari iblis laknatullah adalah sifat kesombongan dan mengagung-agungkan dirinya sendiri” Tegas Khotib idul Adha di Masjid Agung Baitul Makmur Fakfak, Jumat, 6 Juni 2025. Yahya Iriyanto Sarwadan dalam membacakan khutbahnya.
Selaku Khotib, Sarwadan mengelompokkan khutbahnya dalam tiga kelompok besar yang diambil sebagai hikmah bagi setiap orang, antara lain, pertama, bahwa setiap orang mengaku beriman kepada Allah Swt pasti akan merasakan ujian dari-Nya, semua bisa bercermin dari kisah Nabi Ibrahmi As. dalam menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah Swt kepada-Nya. Siapapun yang mengaku beriman kepada Allah Swt maka jangan berharap ia tidak akan diuji oleh Allah swt. Ia pasti mendapatkan ujian dari Allah Swt dari semua aspek kehidupanya.
Kedua, pentinganya hubungan orang tua dan anak, peristiwa Nabi Ismail As yang tunduk pada ayahnya Nabi Ibrahim As. Kisah ini mengajarkan umat Islam tentang pentingnya taat pada perintah Allah, meskipun perintah tersebut sangat berat dan sulit. Nabi Ibrahim AS, meskipun sangat mencintai putranya Ismail, tidak ragu untuk mengikuti perintah Allah, Penyembelihan Ismail melambangkan pengorbanan yang harus dilakukan umat Islam dalam beribadah kepada Allah. Pengorbanan ini tidak hanya terbatas pada harta benda, tetapi juga waktu, tenaga, dan bahkan jiwa raga.
Ketiga, Keseimbangan antara usaha dan tawakkal, ia menyampaikan bahwa setiap orang pasti sayang dan cinta kepada seorang anak maupun istirnya tetapi perintah Allah Swt tentu tetap harus dilaksanakan, ini mengisyaratkan sebuah makna yang paling penting bahwa pentinganya berusaha sekuat tenaga dan seoptimal mungkin untuk mencari apa yang kita inginkan karena Allah Swt tidak langsung memberikan tanpa kita berusaha. Demikian juga perubahan untuk kehidupan yang lebih baik yang kita inginkan kecuali dari keinginan dan perbuatan kita sendiri.
Sebagai referensi, bahwa Makna Idul Adha, dengan menyembelih hewan kurban, dapat dianggap sebagai bentuk pemangkasan kesombongan dan keangkuhan dalam diri. Jika seseorang belum mampu menyembelih hewan kurban, ia dapat menggantinya dengan menyembelih sifat-sifat sombong dan angkuh dalam diri sendiri. Hewan kurban, khususnya hewan ternak, sering kali diasosiasikan dengan kekayaan dan status sosial. Dalam konteks Idul Adha, tindakan menyembelih hewan kurban bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga sebuah pernyataan tentang pengorbanan dan kerendahan hati.
Pemangkasan Sifat Sombong, artinya Jika seseorang tidak mampu menyembelih hewan kurban, ia dapat mengalihkan perhatiannya untuk menekan dan memangkas sifat sombong dan angkuh dalam diri sendiri. Hal ini berarti, fokus pada memperbaiki diri dan menjauhi sifat-sifat buruk yang dapat membawa pada kesombongan dan keangkuhan. Dengan menyembelih hewan kurban atau memangkas sifat sombong, seseorang dapat belajar untuk merendahkan diri dan lebih menghargai orang lain. Ini adalah bagian penting dari semangat Idul Adha, yang menekankan pada nilai-nilai kebaikan, kepedulian, dan kesederhanaan.