19.3 C
New York
Rabu, Oktober 8, 2025

Buy now

Berbantal Ombak Berselimut Angin, Kisah 57 Mahasiswa KKN UIN Semarang Disuguhi Hujan Deras Saat Tiba Fakfak

Laporan : Rustam Rettob/Wartawan

Memang untuk menyelesaikan studi agar mendapatan Gelar Sarjana Stara Satu (S-1) tidak segampang membalik telapak tangan. Putra putri asal semarang ini terpaksa meninggalkan keluarga dan orang tua bahkan ada yang tinggalkan Istri/Suami serta anak-anaknya hanya demi menyelesaikan studi pendidikanya.

Mereka terkurung selama 6 hari dilaut dengan berbantal ombak berselimut angin menggunakan armada KM Nggapulu dari Surabaya melewati beberapa Kabupaten bahkan melintasi Provinsi untuk turun di pelabuhan terakhir yang namanya Kabupaten Fakfak – Provinsi Papua Barat. Kota kecil yang terkenal dengan Kota Pala Perjuangan begitu kecil dan mungil tapi indah ini.

Warda. Salah satu Mahasiswi KKN mengwakili Mba-Mba menceritakan kisah mereka selama 6 hari mengarungi lautan. Ia bersama teman-temannya yang selama ini menempuh perjalanan jauh di wilayah jawa menggunakan jalan darat tapi mereka merasa corak keadaan ketika melakukan perjalanan melaui penyeberangan laut. Ada yang pusing bahkan ada yang muntah tapi dibuat asyik karena selama perjalanan mata mereka selalu disuntik dengan pemandangan indah beberapa spot keindahan pulaunya.

Mahasiswa jebolan pondok Pesantren Nuu Waar. Bekasi. Pimpinan Ust. Fadzlan Garamatan ini menceritakan lebih lanjut bahwa awal perjalanan mereka tidak mengalami yang namanya mabuk laut dan pusing-pusing. Setelah setengah waktu dari 6 hari mereka mulai terasa pusing dan mual-mual bahkan tidurpun harus menikmati keadaan tidak enak dan nyaman saat perjalanan ini memasuki Kota Makassar.

Sepertinya mereka tidak sangka dan tidak yakin kalau nanti terjadi perubahan iklim dilaut. Warda sampaikan bahwa keadaan yang tadinya nyaman dari pelabuhan asal berubah menjadi lain. Kehidupan dilaut memang indah tapi semuanya tidak seperti dibayangkan. Mereka sholat pun kadang didemo oleh gelombang sehingga harusnya berdiri tegak lurus kadang dihasut oleh getaran kapal yang dihantam oleh gelombang diluar sana.

Jadi cerita lebih lanjut, Warda asal Kota Jepara. Mahasiswa UNI Walisongo Semarang yang kini bersama 56 Orang lainya sedang berada di Kabupaten Fakfak – Provinsi Papua Barat selama 6 hari dilaut walaupun dihantui perasaan dan keadaan tidak seperti biasanya namun Warda sampaikan bahwa mereka seperti diratu dan dirajakan. (Masha Allah). Ktika itu 57 peserta KKN ini bertandang ke AFKN milik Ust. Fadzlan Garamatan sebelum bertolak ke Fakfak.

Pengalaan pertama saat kami naik kapal kemarin, pengakuan Warda, pada saat naik kapal itu mereka sangat senang sekali. Karena melihat banyak orang, katanya dan kapalnya sangat luar biasa besar. Dan hari pertama mereka semua merasa cengar – cengir dan senyam – senyum, termasuk hari kedua perjalanan mereka masih terasa segar bugar seperti sediakala dari rumah masing-masing.

Begitu hari ketiga. Lautan Makassar memang tidak sembarang wilayah. Gelombang itupun harus merubah wajah yang cantik dan ganteng yang mempesona ini menjadi tidak optimis. Ketika kapal diterjang gelombang besar berbuah ada yang gugup. Mabuk mebuat hilang rasa takut. Namun dari perjalanan tersebut mereka mengakui bahwa Ciptaan Allah Swt, Tuhan yang maha kuasa memang sangat luas dunia ini.

Ketika sholat shubuh diantara ombang-ambing laut sebagaimana cerita kisah ini tidak bisa dikatakan dengan kata-kata karena memberikan suasana dan pembelajaran besar bagi mereka. Diterangkan Warda bahwa diakui didalam kapal tersebut mereka mengalami cobaan yang luar biasa tetapi karena demi Dakwah. Semuanya tetap semangat dan Insha Allah mendapatkan perlindungan dari Allah Swt/Tuhan yang maha kuasa.

Kuliah Kerja Nyata Mahasisswa UIN Walisongo. Semarang ini ke Fakfak. akhirnya mereka tiba, rabu, 13 Agustus 2025. Malam. Kurang lebih 1 jam Kapal sandar pelabuhan. Mereka disuguhi hujan deras. Perjalanan kapal yang direncanakan 1 jam menjadi hampir kurang lebih 2 jam lamanya baru sandar dengan sempurna di pelabuhan fakfak.

Turun dari Kapal. Mereka disambut oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Fakfak. Ny Nurwidyawati Samaun Dahlan. dan Istri tercinta Donatus Nimbitkendik bersama Presiden AFKN Pusat pengauh pondok pesnatren Nuu Waar. Ust. Fadzlan Garamatan hadir pula Kepala KSOP Fakfak. Rudy. Mereka setelah dijemput kemudian diarak menuju Aula KSOP dan lakukan penjemputan penerimaan.

Setelah pejemputan penerimaan dan sebelum meinggalkan pelabuhan. Mereka disajikan sebuah tarian tradiosonal khas Kabupaten Fakfak yaitu, menari Sawat. 57 Mahasiswa KKN ini seperti tidak mengenal lelah. Pusing/mabuk dengan keadaan yang rasanya tidak enak selama 6 hari perjalanan diatas Kapal. Mereka turut mengambil bagian dalam tarian sawat tersebut mengapit Ny Nur Widyawati Samaun Dahlan. dan Ny. Sri Voni Donatus Nimbitkendik.

Kemudian selesai dari situ diantar menggunakan dua bus milik dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten fakfak ke posko penginapan mereka. Rencana Kamis, 14 Agustus 2025 pagi ini pukul 09.00 Wit. Akan dilepas oleh Bupati Fakfak. Samaun Dahlan untuk menuju lokasi KKN selama kurang lebih 4 bulan lamanya.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!