15.5 C
New York
Minggu, Oktober 6, 2024

Buy now

Buka Program Studi Baru di Perguruan Tinggi Harus Pertimbangkan Matang

Jakarta – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengatakan, pembukaan jurusan baru pada suatu lembaga pendidikan harus direncanakan secara matang dengan tetap mengedepankan terwujudnya link and match dengan dunia kerja.

“Saya berharap dalam membuka jurusan baru di suatu perguruan tinggi, harus berdasarkan kajian yang matang sehingga lulusan yang dihasilkan benar-benar dapat mengamalkan ilmunya di dunia kerja yang tersedia, sesuai dengan bidang yang dipelajarinya,” tegas Lestari dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/10) kemarin diterima mataradarindonesia.com

Pada acara “Commemoration of the 20th Anniversary of the Discovery of Homo florensiensis” yang digelar di Jakarta, pekan lalu,
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia membuka program studi arkeologi.

Jumlah PTN yang menghasilkan arkeolog dinilai masih sedikit. Saat ini di Indonesia tercatat enam PTN yang sudah memiliki jurusan arkeologi, yaitu Universitas Jambi, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia, dan Universitas Haluoleo.

Catatan Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru 2023, tahun ini daya tampung total jurusan arkeologi di keenam PTN tersebut adalah 284 orang dengan kecenderungan minat yang rendah dari para calon mahasiswa.

Menurut Lestari, pembukaan jurusan baru di perguruan tinggi harus benar-benar dipertimbangkan secara matang.

Sejumlah catatan terkait dorongan pembukaan jurusan arkeologi di sejumlah PTN, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, juga harus menjadi pertimbangan. Antara lain, apakah arkeolog lulusan enam perguruan tinggi yang ada saat ini sudah dimanfaatkan secara maksimal dalam setiap program pemerintah dan berbagai kegiatan riset terkait dengan arkeologi.

Rerie yang merupakan alumnus jurusan arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia di awal 90-an itu mengungkapkan ketika itu daya serap lulusan arkeologi di bidangnya terbilang rendah.

Padahal, ujar dia, idealnya kebutuhan tenaga arkeolog sangat banyak, sebagai bagian dari tim pelestarian cagar budaya yang tersebar di Nusantara. Namun, tegas Rerie, upaya untuk memenuhi kebutuhan itu tidak dilakukan.

Akibatnya, tambah Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Jawa Tengah 2 itu, lulusan arkeologi hingga saat ini tidak sepenuhnya berkiprah di bidang yang dipelajarinya di kampus.

Berdasarkan kondisi itu, menurut anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, upaya meningkatkan minat generasi muda terhadap arkeologi harus konsisten dilakukan dengan berbagai cara, sebelum pembukaan jurusan arkeologi digencarkan di berbagai kampus.

Upaya tersebut, ujar Rerie, juga harus diimbangi dengan penciptaan atau ketersediaan lapangan kerja yang dapat menampung para arkeolog lulusan sejumlah PTN tersebut.

Pada intinya, tegas Rerie, upaya untuk membangun sistem pendidikan yang mengedepankan konsep link and match dengan dunia kerja harus terus diupayakan, dalam rangka membangun sumber daya manusia nasional yang produktif di tengah upaya peningkatan kinerja pembangunan nasional yang berkelanjutan. (rls/ret)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!