Fakfak – Satu malam Dua Siang di Wilayah Distrik Bomberay bersama Investor. Bupati Fakfak. Samaun Dahlan didampingi sejumlah Kepala OPD dampingi Investor asal Korea ke Wilayah Distrik Bomberay dan Distrik Tomage untuk melakukan survei dua wilayah tersebut dalam rangka melakukan observasi terhadap lahan disana untuk kepentingan investasi perkebunan dan pertanian kedepan
Berlari diatas hamparan kerikil masuk keluar semak belukar wilayah distrik bomberay dan tomage dibalut debu dan bercak lumpur diselimuti hujan dan sorotan terik matahari panas sepanasnya Bomberay dan Tomage. Bupati Fakfak. Samaun Dahlan tak surut semangatnya untuk mengantarkan Investor asal Korea ini melakukan survei dilokasi disana
Survei ini bukan sekaligus Investor memutuskan menggunakan lahan tersebut, namun harus mengumpulkan data untuk kemudian dapat dilakukan observasi lebih lanjut dan kemudian menentukan lokasi atau lahan tersebut lebih cocok untuk berinvestasi apa, Perkebunan atau Pertanian, semua menunggu hasil survei yang dilakukan Investor yang beralamat di Jakarta ini.
Lahan tidur yang tidak digunakan saat ini di wilayah Bomberay dan Tomage seluas 50 ribu hektar diluar lahan miliki masyarakat, namun kemudian lahan tersebut sejatinya dapat di fungsikan sehingga bisa memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat dan juga pemerintah, dari pada lahan tersebut nganggur dan tidak dapat dimanfaatkan sehingga dengan hadirnya investor bisa memberikan harapan baik kedepannya.
Merespon pertanyaan wartawan soal kunjungan kerja yang berlangsung selama 2 hari di Wilayah Distrik Bomberay dan Tomage., Senin, 19 Mei 2025. Bupati Fakfak. Samaun Dahlan dalam penjeleasanya didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Fakfak. Moh. Soleh. Plt. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Fakfak. Widi Asmorojati. dirinya menjelaskan :
Investor dari Korea ini melakukan survei terkait dengan rencana Investasi di Kabupaten Fakfak tepatnya di Wilayah Bomberay-Tomage yang total lahan yang masih nganggur seluas 50 ribu haktare, Investasi yang akan digelontorkan Investor ke Fakfak pasca survei ini nantinya akan diputuskan minatnya apakah Sawit, Jagung, atau Tebu dan Investasi lainya, namun secara umum survei ini untuk memastikan peluang lahan kedepan.
“Oleh karena itu mereka (Investor-red) melihat terkait dengan lahan yang ada dan mereka sendiri lebih tertarik dengan investasi apa, apakah Investasi Sawit, Tebu atau Jagung, semua kembali pada keputusan internal mereka. Tetapi selaku pemerintah tetap memfasilitasi untuk melihat lahan-lahan dimkaksud.”Jelas Bupati Fakfak. Samaun Dahlan kepada wartawan di Kantor PT RSP Tomage, Senin, 19 Mei 2025.
Untuk Lahan APL (Area Penggunaan Liar) yang luasnya sekitar 20 ribu hektare juga kemarin dilihat di survei untuk dilihat kesuburan atau kesesuaian dengan lahan itu, para Investor ini nantinya mereka sendiri akan menentukan bahwa lahan APL dimaksud lebih cocok untuk Investasi seperti apa kedepan, apakah Sawit, Jagung, Tebu dan lainya. Intinya, Jelas Bupati. Dilakukan survei awal lebih dulu.
“Disamping itu nanti kita akan urus lagi lahan yang statusnya menjadi lahan hutan produksi nantinya pemerintah daerah upayakan agar perubahan lahan status hutan produksi menjadi APL”, Ujar Bupati Fakfak. Samaun Dahlan didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan serta Plt Kepala Dinas Kehutnan dan Perkebunan Fakfak.
Investor yang melakukan survei lahan bomberay dan tomage kemarin terdiri dari gabungan beberapa perusahaan. Mereka bergerak di bidang masing-masing. Ada yang berminat dibidang Investasi Sawit, Tebu, dan Investasi Jagung. (Korporasi) dan ada juga pemain komuditas lainya. Tetapi yang dilakukan saat ini (kemarin-red) adalah tahap observasi lahan.
“Tindak lanjutnya setelah mereka (Investor-red) ini lakukan survei pemerintah daerah akan rapat dengan para investor tersebut. Sebab sebetulnya minat sudah sehingga mereka turun dan survei. Namun keputusan kedepan akan kembali pada putusan investor tersebut. Kira-kira lahan mana yang lebih cocok untuk mereka yang berinvestasi di Fakfak”, Ulas Bupati fakfak. Samaun Dahlan.
Plt. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabuaten Fakfak menambahkan lebih terperinci bahwa luas areal yang tidak digunakan saat ini di Bomberay maupun tomage seluas 50 ribu hekatre diantaranya. 20 ribu haktera sudah APL. Sedangkan 30 ribu hektare sisanya masih berstatus kawasan hutan produksi. Dengan hadirnya investor korea ini dipastikan mereka punya minat Investasi sesuai jenis komuditi di Fakfak.
“Kita berharap kawasan ini dipastikan bisa menjadi salah satu kawasan yang bisa mendorong ekonomi. Selain fakfak punya kawasan pala di 15 Distrik. Sementara 2 Distrik ini yakni Bomberay dan Tomage betul-betul memiliki potensi yang sangat andalan dimana lahan tersebut lebih meyakinkan banyak investor akan masuk untuk dikembangkan sesuai dengan Investasi apa yang diminati Investor kedepan”, Tambah Widi Asmorojati. (ret)