MOhammad Uswanas : “Prestasi lain yang disiapkan jangka panjang demi masa depan Fakfak adalah : selain Bandara Siboru, ada juga Pembangunan Pelabuhan Karas, Pelabuhan Kokas, Perpanjangan Pelabuhan Fakfak, Ruas Jalan Fakfak – Bomberay, Pembukaan Jalan Fakfak – Karas, Pasar Tanjung Wagom, Pasar Thumburuny, Politeknik Negeri Fakfak, Embung di Wilayah Bomberay, Pembangunan Pabrik Pupuk dan rencana akan dibangun Smelter sebagai cikal bakal perjuangannya”, foto ; rustam rettob/mataradarindonesia.com
Fakfak – Tidak semudah yang dibayangkan banyak pihak soal pembangunan Bandar Udara Siboru Fakfak, Mohammad Uswanas dan Bahlil Lahadalia ditambah Samaun Dahlan Cs. dianggap sebagai sekelompok orang “Gila” oleh segelintir masyarakat karena mereka berupaya keras untuk membangun Bandara baru di Kampung Siboru dengan kontur tanah yang tidak beraturan akibat banyak dampak buruk yang dialami di bandara torea fakfak
Termasuk dimasa Kampanye Pilkada Fakfak 2020 kemarin, Samaun Dahlan berpasangan dengan Clifford Kelly Ndandarmana menjadikan Pembangunan Bandara Siboru sebagai salah satu issue politik dan program kerja ketika terpilih mereka akan melanjutkan buah dari tangan Uswanas, itupun keduanya mendapat penolakan bahkan bandara ini terancam dievaluasi oleh pihak lawan saat itu
Besar keyakinan Mohammad Uswanas, Bahlil Lahadalia, Samaun Dahlan, termasuk Pj Gubernur Papua Barat. Alibaham Temongmere dipastikan pembangunan bandara siboru bakal terwujud sebagai bagian dari jawaban impian panjang dari relokasi bandara torea fakfak yang sangat tidak layak lagi untuk dipertahankan karena runway bandara hanya 1.200 meter dengan posisi depan dan belakang jurang yang sangat terjal.
Cerita Uswanas memiliki keteguhan hati dan keyakinan yang besar agar dengan kewenangan serta kapasitas sebagai Bupati Fakfak saat itu untuk membangun bandara baru sebagai akibat dari kapasitas bandara torea yang tidak bisa dikembangkan adalah suatu ketika ia terbang dengan pesawat wings dan gagal landing dibandara torea
Uswanas saat itu terbang bersama puluhan penumpang dari Sorong dengan tujuan landing bandara torea, ketika itu pesawat yang membawah puluhan penumpang asal sorong ini gagal landing termasuk didalamnya ada salah satu penumpang Perempuan dalam keadaan hamil, pesawat tersebut 2 kali gagal landing dan akhirnya terbang lanjut ke Kaimana
Awal Pembahasann dimulainya persiapan perjuangan Pembangunan Bandara ini sejak tahun kedua (2013-red) kepemimpinan Pasangan Uswanas – Nimbitkendik setelah terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Fakfak, Kaka Mocha melihat bandara torea setiap landing penuh dengan kecemasan semua penumpang akibat karena berbagai fenomena yang timbul setiap saat di bandara torea
Kaka M tuturkan bahwa beberapa kali akibat karena gagal landing dia tidur di Kaimana dan lebih banyak pesawat sering balik ke Sorong, bahkan yang paling riskan suatu ketika ada seorang ibu hamil jelang melahirkan (kenapa diizinkan naik pesawat-red) dan dia gugup sekali
Waktu itu cerita Kaka MU. Dia hampiri seorang Ibu hamil atas izin suami dan karena sebagai seorang Kepala Daerah (Bupati Fakfak-red) yang tidak tega melihat masyarakatnya mengalami syok gugup dan panik akibat pesawat gagal landing di Fakfak, Uswanas dekati ibu tersebut sambil memeluknya dan memperkuat hati ibu itu, termasuk banyak kasus lain di Bandara ini
Pembangunan Bandara Udara Torea Fakfak sekitar 1976, ketika itu Uswanas masih berada di bangku SMP dan pembersihan bandara tersebut berlangsung selama kurang lebih 3 tahun sampai (1978) hingga Uswanas berada di bangku SMA, dibangun waktu itu panjang runwaynya kurang lebih 600 meter kemudian dibangun lagi oleh Wahidin Puarada menjadi 1.100 Meter
Penggunaan Bandara ini terus belanjut namun tidak bisa lagi untuk dikembangkan baik itu perpanjangan kedepan maupun kebelakang karena kontur lokasi cukup tinggi dengan butuh material sangat banyak bahkan anggaran bisa bangun bandara baru, apalagi menimbun ketinggian mencapai puluhan bahkan ratusan meter kedalaman
Tahun 2012 menjelang Tahun 2013 dalam rangka revisi RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Provinsi Papua Barat disitulah saya (Mohammad Uswanas-red) mengajukan alih fungsi Kawasan termasuk Kawasan hutan daerah Pembangunan Bandara Siboru Fakfak, lebih lanjut diceritakan bahwa, :
Karena revisi RTRW Provinsi itu kemudian masuk Kabupaten Fakfak karena berbicara tentang regional Provinsi sehingga ditetapan 122 Hektare lokasi pembangunan bandara ketika itu, waktu itu Uswanas diperintahkan oleh Freddy Numberi (Mantan Menhub-red) untuk clear-kan hak masyarakat adat terkait dengan pembebasan lahan sehingga memulailah dengan membangun bandara baru di Kampung Siboru, Distrik Wartutin,
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam kapasitasnya telah menerima sertifikat tanah seluas 70 Hektare dari pemda Fakfak dan diskusi lanjut untuk pembangunan bandara ini, dampak dari kondisi Bandara Torea yang sulit dikembangkan lagi sejak itu sampai sekarang maka kesan ini harus menjadi sebuah Impian yang nyata untuk bangun bandara baru, hasilnya diresmikan Presiden Jokowi, 23 November 2023 kemarin.
Bandara ini setelah diresmikan Presiden Joko Widodo 23 November 2023 kemarin didampingi Menteri Investasi/Kepala BKPM RI. Bahlil Lahadalia, pihak Otoritas Bandara menyampaikan akan mengoperasikan bandara terbaru di Fakfak pada 25 Januari 2023, bertepatan dengan Hari Raya Natal bagi saudara-saudara kita yang beragama Kristen sekaligus kado terindah untuk masyarakat Kabupaten Fakfak – Papua Barat
Sejumlah pembangunan Infrastruktur di Fakfak, Pembangunan Pelabuhan Karas, Pelabuhan Kokas, Perpanjangan Pelabuhan Fakfak, Ruas Jalan Fakfak – Bomberay, Pembukaan Jalan Fakfak – Karas, Pasar Tanjung Wagom, Pasar Thumburuny, Bandara Siboru, Politeknik Negeri Fakfak, Embung Besar di Wilayah Bomberay, Pembangunan Pabrik Pupuk dan rencana akan dibangun Smelter sebagai cikal bakal perjuangannya, semua ini merupakan ide dan gagasan Mantan Bupati Fakfak. Mohammad Uswanas.
“Dampak dari semua yang kita bangun ini adalah untuk memback-Up strategi percepatan pertumbuhan ekonomi riil masyarakat, semua yang kita torehkan ini kita persembahkan sebagai legacy saya khususnya kepada rakyat bangsa dan negara, tetunya ini merupakan sebuah Impian yang cukup panjang dinantikan masyarakat fakfak dan mari terus bergandengan tangan untuk memajukan daerah kita di Tanah Papua khusunya Fakfak kedepan lebih baik”, Pesan Mocha, (ret)