11.4 C
New York
Senin, April 21, 2025

Buy now

Ekonomi Krisis saat Lebaran, Pengamat: Perlu Tunjuk Mendag dan Menteri Investasi yang Piawai

Jakarta – Momentum lebaran 2025 nampaknya tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat. Pasalnya sejumlah indikator mulai dari angka pemudik yang turun hingga menurunnya daya beli masyarakat menjadi penyebabnya. Bahkan pasar modal juga mengalami kelesuan.

Pengamat Politik Keamanan sekaligus Co Founder Forum Intelektual Muda, Muhammad Sutisna mengatakan alasan kenapa hal tersebut bisa terjadi karena situasi sosial politik hingga ekonomi yang tak pasti. Dan diperparah oleh kinerja menteri kabinet merah-putih yang mengurusi sektor ekonomi yang kurang piawai dalam mengatasi krisis.

“Bila merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 139 Tahun 2024 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Kabinet Indonesia Merah Putih 2024-2029. Dimana kementerian yang mengurusi bidang perekonomian berada dalam komando Kemenko Perekonomian mencakup Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian ESDM, Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Pariwisata”, ujar Sutisna kepada awak media pada Kamis (03/04/2025).

Sutisna mengatakan, ada dua menteri yakni Menteri Perdagangan & Menteri Investasi yang seharusnya menjadi catatan bagi Presiden Prabowo Subianto sekaligus menggantinya dengan orang yang lebih piawai dalam mengatasi krisis hari ini. Karena dua kementerian tersebut juga bersentuhan langsung dengan denyut perekonomian kita.

Menurut Alumni Universitas Indonesia ini, yang menyoroti kinerja Menteri Perdagangan yang terkesan lamban melakukan mitigasi terhadap kenaikan harga bahan pokok di lapangan saat musim ramadhan hingga lebaran. Bahkan Kenaikan harga kebutuhan pokok menjadi persoalan yang terus dirasakan masyarakat. Tidak hanya dirasakan oleh para ibu rumah tangga, tetapi juga pedagang kecil dan pekerja harian yang menggantungkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Harga bahan pokok seperti minyak goreng, cabai, bawang, hingga telur terus mengalami lonjakan, membuat banyak orang harus memutar otak agar tetap bisa memenuhi kebutuhan dengan anggaran terbatas,” kata Sutisna.

Menurut Sutisna situasi ini menjadi sangat dilematis ketika pendapatan masyarakat terus menurun tentu disisi lain harga kebutuhan pokok malah naik. Menteri Perdagangan pun seolah tak bisa memberikan solusi bahkan malah menambah persoalan tentang krisis ekonomi di masyarakat memang begitu nyata adanya.

Sutisna juga menyoroti Menteri BKPM yang seharusnya Presiden menunjuk sosok yang lain. Karena menurutnya semenjak diluncukannya BPI Danantara respon pasar pun terlihat negatif hingga saat ini. Bahkan ketika diluncurkannya lembaga bentukan Presiden Prabowo ini, IHSG ditutup di zona merah ke posisi 6.749,60 setelah dibuka di level 6.803,00. IHSG tercatat merosot 0,78 persen dan mayoritas sektor masih bergerak melemah.

Dimana hal itu disebabkan oleh kebingungan pasar yang melihat adanya tumpang tindih jabatan, dimana Rosan Roeslani adalah Chief Executive Officer (CEO) dari BPI Danantara itu sendiri namun disisi lain ia juga menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi / BKPM.

“Sehingga hal ini menimbulkan pertanyaan bagi pelaku pasar dan investor global terkait akuntabilitas dari Danantara. tentu alangkah baiknya bagi Rosan harus bisa fokus di BPI Danantara dan Presiden Prabowo harus menunjuk menteri BKPM kepada sosok yang piawai untuk menarik para investor ke dalam negeri guna meningkatkan perekonomian nasional dan bisa bersinergi dengan Kepala BPI Danantara.

“Dalam mencari sosok yang akan mengisi pos kementerian tersebut, Presiden Prabowo bisa mempertimbangkan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama Harvick Hasnul Qolbi yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian. Dimana dalam perjalanannya sebagai Wamen, Bang Harvick (sapaan akrabnya) sudah barang tentu memahami denyut nadi pasar sehingga bisa melakukan mitigasi-mitigasi dalam hal percepatan stabilisasi harga pasar.

Bahkan dirinya ketika menjabat sebagai Wamen pernah melakukan Mou mewakili Pemerintah Indonesia untuk kerjasama dibidang peningkatan kualitas daging dan susu ternak dengan Pemerintah Uruguay. Dan Bang Harvick sendiri juga memiliki jaringan internasional yang sangat luas, bisa menarik investor ke dalam negeri”, Ujar Sutisna.

Selain itu, Sutisna yg Ahli kebijakan publik juga menyatakan, Bang Harvick Bahkan mempertajam peran Indonesia di kanca internasional di bidang perdagangan, investasi & agriculture. Seperti yang beliau lakukan Di arena GFFA Berlin pada Februari 2024 silam.

“Oleh karena itu penting bagi Presiden untuk segera melakukan Reshuffle Kabinet khususnya menteri-menteri yang dianggap kurang piawai dalam menjalankan Asta Cita yang merupakan cita-cita luhur pemerintah saat ini.

Apalagi Presiden Prabowo perlu memperhatikan berbagai situasi gaduh yang terjadi belakangan ini. Kemarahan dan kekecewaan masyarakat atas kinerja sejumlah menteri sudah terlihat di media sosial atau berbagai aksi demonstrasi. Sehingga salah satu cara untuk mengembalikan kepercayaan publik adalah melakukan reshuffle kabinet sesegera mungkin”, tutup Sutisna.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!