“Dalam video berdurasi 28 detik itu, terlihat tayangan azan magrib dibuka dengan pemandangan alam Indonesia. tampak Ganjar tengah menunaikan shalat berjamaah di sebuah masjid. Kemudian, Ganjar muncul menyambut jemaah yang akan salat.”
Jakarta – Media sosial twitter dihebohkan dengan polemik kemunculan Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo dalam tayangan adzan Magrib di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Video yang memperlihatkan cuplikan tayangan adzan dengan visual Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo ini pun viral di media sosial.
Video tersebut salah satunya diunggah oleh akun Twitter, @Yom_N_Friends pada Jumat (8/9/2023). Pemilik akun mengunggah cuplikan video dan tangkapan layar dan juga mempertanyakannya apakah yang dilakukan Ganjar dan stasiun televisi swasta nasional tersebut, termasuk politik identitas atau tidak.,
“GP di Adzan Maghrib R*** nih gaess…. Bukan politik identitas…??,” tulis akun tersebut.
Dalam video berdurasi 28 detik itu, terlihat tayangan azan magrib dibuka dengan pemandangan alam Indonesia. tampak Ganjar tengah menunaikan shalat berjamaah di sebuah masjid. Kemudian, Ganjar muncul menyambut jemaah yang akan shalat.
Pada tayangan tersebut, Ganjar terlihat mengenakan baju koko berwarna putih, peci hitam, dan sarung bermotif garis. Dia menyalami dan mempersilakan jemaah yang datang untuk masuk ke masjid.
Ganjar duduk di dalam shaf paling depan. Selain itu, adapula tangkapan layar dari video yang sama tengah memperlihatkan Ganjar berwudhu.
Sontak munculnya Ganjar Pranowo di tayangan azan magrib di salah satu stasiun televisi, ramai disorot dan dikaitkan dengan politik identitas.
Tayangan tersebut juga menuai kritikan dan polemik di kalangan warga masyarakat dan netizen. Mereka menilai bacapres Ganjar Pranowo telah mencuri start dengan cara berkampanye secara terselubung.
PDIP Buka Suara Soal Munculnya Ganjar di Tayangan Adzan Maghrib TV Polemik Ganjar memanfaatkan tayangan adzan Maghrib untuk beriklan atau berkampanye secara terselubung mendapat tanggapan dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto.
Politisi PDIP asal Yogya ini menganggap munculnya Ganjar dalam tayangan azan Maghrib itu bukanlah politik identitas.
“Bukan (politik identitas), karena dari sisi Pak Ganjar Pranowo,” ujarnya saat di Semarang, Sabtu (9/9/2023) dikutip dari YouTube Kompas TV.
Hasto mengatakan, tayangan tersebut adalah hal positif lantaran dinilainya sebagai ajakan kepada masyarakat agar beribadah lebih giat.
“Tetapi kalau mengajak masyarakat dengan senyum, untuk berdoa bersama, untuk menjalankan sholat lima waktu, itu kan hal positif,” kata Hasto.
Namun, Hasto sendiri mengaku belum melihat video yang dimaksud. Meskipun demikian, Hasto mengatakan bahwa Ganjar adalah sosok yang sopan dan religius.
“Saya sendiri belum melihat ya, sehingga sebelum nanya lebih lanjut ya nanti saya lihat dulu. Tetapi Pak Ganjar Pranowo ini kan sosok yang religius,” ujarnya.
Hasto menegaskan, citra Ganjar yang religius tersebut tidaklah dibuat-buat. “Sejak dulu, sejak zaman mahasiswa, Pak Ganjar Pranowo ini sosoknya seperti itu.
Sosok yang rajin beribadah, sosok yang baik, sosok yang santun, sosok yang merakyat, itu tidak dibuat-buat itu sesuatu original, keluar dari Pak Ganjar Pranowo,” imbuhnya.
Hasto mengatakan politik identitas merupakan politik yang tidak mencerdaskan bangsa. Dia kemudian menyinggung politik identitas saat Pilgub DKI.
“Kalau politik identitas itu kan politik yang tidak mencerdaskan kehidupan bangsa, politik yang miskin prestasi. Kita tahu di DKI pada saat Pilgub itu digunakan politik identitas yang sangat tidak sehat, dan hasilnya kan kita tahu, apa yang jadi program Pak Jokowi, program Pak Ahok, program Pak Djarot Saiful contohnya untuk membersihkan kampung-kampung dengan pasukan oranye, dengan pasukan hijau, itu kan tidak dilakukan,” kata Hasto.
Dia mengatakan ajakan kepada masyarakat untuk menunaikan ibadah merupakan hal yang positif. Dia meminta tampilan spiritualitas sebagai bangsa tak langsung dikaitkan dengan politik identitas.
“Hal-hal yang positif saja tidak dilanjutkan karena ketika berkampanye miskin prestasi sehingga PDIP sangat tidak setuju, tetapi kalau untuk mengajak masyarakat dengan senyum, untuk berdoa bersama untuk menjalankan lima waktu itu kan merupakan hal yang positif,
Bagi umat Kristen untuk mengajak ke Gereja, bagi umat Hindu di pura itu kan merupakan sesuatu yang bagus. Sehingga jangan, menampilkan identitas yang menunjukkan spritualitas sebagai bangsa itu kemudian dikatakan politik identitas,” pungkasnya.
Pandangan MUI Soal Ganjar di Tayangan Adzan Maghrib
Ditempat terpisah, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, tak mempermasalahkan kemunculan Ganjar di tayangan adzan Maghrib stasiun TV.
Anwar justru mempermasalahkan jika Ganjar tidak melakukan sholat padahal seorang Muslim.
“Tidak masalah. Sah-sah saja. Malah kalau yang bersangkutan sebagai seorang Muslim tidak sholat maka di situ baru masalah,” ujarnya sebagaimana dilansir dari Tribunnews.com, Sabtu (9/9/2023).
Anwar mengatakan jika bacapres lainnya ingin melakukan hal serupa juga diperbolehkan. “Kalau capres-capres yang lain juga ingin melakukan hal yang sama dan serupa, silakan saja,” tuturnya. (tim/ret)