5.6 C
New York
Jumat, Desember 5, 2025

Buy now

Gemuruh Banjir Palembayan dan Sentuhan Kemanusiaan Bahlil

“Pemerintah Percepat Pemulihan Distribusi BBM dan Kelistrikan di Sumatera Barat”

AGAM – Bersandar pada bongkahan batu besar, sebatang pohon sepanjang dua meter mengayun pelan. Menyisakan pucuk ranting dan dedaunan kecoklatan berhias lumpur.

Dua bocah di Kampung Balai Jorong Kayu Pasak, Nagari Salareh Aia, Palembayan, Kab. Agam, Sumatera Barat menapaki sisa luapan air banjir di sekitar rumahnya pada Rabu (3/12) pagi.

Tak ada senyuman dan keceriaan yang nampak. Surau yang saban sore ditempati anak-anak untuk ngaji terkikis habis.

Hanya menyisakan hamparan lumpur yang belum mengering, penuh potongan kayu, serta ranting berserakan. Kini lokasi itu menjadi daratan kusam yang tak ramah anak.

“Saya trauma. Tingginya sepohon kelapa,” ujar anak yang tengah duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Ia seolah bingung atas apa yang dialaminya.

Beberapa teman sebayanya masih dalam proses pencarian. Bahkan dipastikan terbawa derasnya aliran air bercampur pasir, lumpur, dan batu.

Warga Kampung Balai menceritakan luapan itu terjadi begitu cepat. Menurut Rika (42 tahun), pemilik warung kelontong, gelombang air datang dalam hitungan menit.

“Hempasan gelombang banjir datang dua kali. Gak sampai lima menit,” kenang pemilik warung kelontong tersebut.

Ia bersyukur warung kayunya tak hanyut. Padahal surau dan rumah persis di samping tempat dagangannya terkena terjangan banjir.

Saat deru air mulai mengaum, Rika bergegas cepat membawa anaknya ke dataran tinggi. Ia tak sempat lagi memikirkan barang-barang di rumah.

Satu jam ia berlari mencari lokasi perlindungan. Mereka selanjutnya mengungsi selama dua malam sebelum kembali menengok kondisi rumah.

Hujan memang turun mengguyur Jorong Kayu Pasak sepekan terakhir sebelum bencana. Bahkan sempat selama sehari tak kunjung berhenti.

“Pas dateng air (banjir)-nya bukan coklat lagi tapi hitam,” jelas Rika yang memiliki dua anak tersebut.

Sebelum bencana hidrometereologi tiba, warga sempat mendengar gemuruh air mirip alunan talempong agung selama tiga hari, sejenis seni musik Minang yang dimainkan saat malam acara pernikahan.

“Mungkin ini suara air dari hulu (Danau Maninjau). Kalau kata nenek moyang kami, ular naga mau lewat,” jelas Meliyanti seumuran Rika.

Derasnya luapan air menghantam pemukiman warga di tepi sungai. Tiga kampung lenyap seketika. Lebar sungai yang semula 25 meter membesar sampai 250 meter.

Akibatnya 1.511 jiwa di Palembayan terpaksa mengungsi dan menelan korban jiwa kurang lebih 165 orang.

Sementara 100 orang lebih masih proses pencarian. “Itu harus upayakan dievakuasi. Harus dicari,” perintah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat melihat langsung lokasi bencana.

Empati Sosial Bahlil

Kisah serupa dialami Ahmad (23 tahun). Ia mengungkapkan perjuangannya lolos dari terjangan air dan lumpur.

Tak sadar saat bangun dari kasur kamarnya, luapan air membuat kondisi dalam rumahnya seperti malam hari.

“Tadinya saya pasrah, tapi setelah itu saya putuskan keluar. Anehnya kok tiba-tiba surut. Langsung saya keluar,” jelas pemuda berambut ikal.

Ahmad merasa kebingungan saat keluar, ia tak melihat satupun keluarganya. Bahkan ia sempat membantu bayi saat mencari tempat pelarian. Sesaat membopong, ia tak kuat menahan tangisnya saat bayi tersebut meninggal.

“Akhirnya saya taruh di puing-puing biar gampang dicari. Saya ga tau itu anak siapa. Saya diminta segera menyelamatkan diri daripada nanti ada banjir susulan,” jelasnya yang baru setahun pindah dari Ciledug, Tangerang.

Selama dua hari, Ahmad kebingungan mencari keluarganya di lokasi pengungsian. “Dari hari Kamis sore, Sabtu baru ketemu.

Tapi adik perempuan saya belum ketemu sampai sekarang. Sudah saya cari-cari lagi,” jelas pemuda tiga bersaudara tersebut.

Di tengah reruntuhan yang menyisakan duka, Bahlil menyempatkan diri berbincang hangat dengan warga terdampak. Ia langsung menaruh perhatian pada masa depan anak-anak masyarakat setempat.

“Tolong dipikirkan sekolah anak-anak, jangan sampai berhenti terlalu lama. Kasihan mereka. Berikan perlengkapan sekolah untuk mereka dan segera diperbaiki sekolah mereka yang rusak,” ujar Bahlil.

Ia menegaskan pentingnya kelanjutan proses belajar meski bencana melumpuhkan banyak fasilitas.

Selain itu, langkah Bahlil mengejutkan usai melihat sapuan banjir tak mengubah kokohnya struktur masjid tua yang tetap kokoh berdiri.

“Masya Allah, ini kuasa Allah. Masjid ini bangunan tua tahun 80-an. Secara pondasi memang kuat,” selorohnya.

Kekokohan masjid itu kemudian menjadi titik harapan bagi warga. Ketika dimintai bantuan untuk menghidupkan kembali aktivitas keagamaan.

Bahlil merespons dengan langkah nyata. Ia berjanji membantu mengaktifkan kembali pengajian masjid pada Jumat malam.

“Saya akan bantu biar aktivitas masjid ini kembali berjalan,” ucapnya disambut harap oleh warga yang ingin memulihkan rutinitas spiritual mereka.

Pemerintah Percepat Pemulihan Distribusi BBM dan Kelistrikan di Sumatera Barat

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya memulihkan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk wilayah-wilayah terdampak bencana baik di Sumatera Utara, Aceh maupun Sumatera Barat.

Khusus Provinsi Sumatera Barat dilaporkan sudah berangsur pulih pasca terjadinya bencana hidrometereologi dengan penambahan tangki mobil BBM sebanyak 17 unit untuk mempercepat proses pemulihan, terutama di daerah terisolir.

Pasokan BBM dan pendistribusian BBM pascabencana dalam keadaan cukup. Meski mengalami kendala akibat longsor dan jalan putus di jalur Padang Panjang – Sicincin yang merupakan jalan utama distribusi BBM, namun penyaluran tetap dapat dilakukan melalui rute alternatif dengan waktu tempuh lebih lama 5 hingga 6 jam.

“Harus jujur saya katakan bahwa untuk di Sumbar menyangkut dengan minyak, LPG, ini jauh lebih baik ketimbang di Bireuen, di Aceh, maupun di Tapteng,” ujar Bahlil saat melakukan peninjauan ke Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Rabu (3/12).

Percepatan pemulihan dilakukan PT Pertamina Patra Niaga dengan menambah 17 tangki mobil BBM yang masing-masing berkapasitas 16 KL. Empat jalur distribusi BBM di Sumatera Barat yang dilaporkan mengalami gangguan yakni jalan nasional Bukit Tinggi – Pasaman di Agam, jalur Lolo – Surian di Solok, jalur Padang Panjang – Sicincin di Padang Pariaman, serta Pesisir Selatan. Kecuali Padang Panjang – Sicincin, jalan lainnya sudah dapat diakses kendaraan.

Demi memenuhi kebutuhan masyarakat, berdasarkan laporan Pertamina Patra Niaga, telah dilakukan penambahan 17 tangki mobil BBM dan untuk wilayah Pasaman yang jalannya sempat terputus akibat longsor, PT Pertamina Patra Niaga telah berhasil mengirimkan BBM sebanyak 8 kiloliter (KL) pada Senin (1/12/2025) dan 16 KL pada Selasa (2/12/2025).

Selain itu, Pertamina Patra Niaga juga memberikan bantuan BBM ke Pemda dan Aparat Penegak Hukum untuk alat berat dan transportasi penanggulangan bencana alam serta melakukan clustering SPBU prioritas dan memastikan SPBU tidak mengalami stock out secara bersamaan di wilayah yang berdekatan.

Sementara untuk pemulihan akses listrik, Bahlil memerintahkan PT PLN (persero) menyediakan akses listrik bagi warga terdampak.

“(Jumat) malam insya allah sudah bisa menyala dengan memakai janset 35 buah janset, dan permanennya nanti dilakukan di hari Sabtu,” jelas Bahlil.

Apresiasi Badan Usaha

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri ESDM yang mengapresiasi langkah taktis dan cepat tim di lapangan dalam situasi darurat.

“Saya ucapkan terima kasih kepada tim daripada PLN dan tim Pertamina yang sigap sejak beberapa hari lalu dan dua hari terakhir sama-sama saya terus saya melihat kita kompak, kita membuat terobosan-terobosan yang kadang-kadang aturan untuk sementara kita abaikan untuk persoalan tanggap darurat,” tegasnya.

Berdasarkan data yang miliki PT Pertamina Patra Niaga saat ini secara umum stok BBM dan penyaluran di Sumatera Barat dalam kondisi aman. Pertalite mencukupi hingga 9,31 hari (1.985 kilo per hari), pertamax 5,53 hari (864 kilo per hari), solar 11,56 hari (1.961 kilo per hari) dan avtur 13,21 hari (99 kilo per hari).

Sementara Berdasarkan laporan PT PLN, gangguan akibat bencana di Sumatera Barat menyentuh 4 UP3, 14 ULP, serta 10 kabupaten/kota. Sebanyak 247 tiang dan 283 unit peralatan gardu distribusi dilaporkan mengalami kerusakan.

Menutup kunjungannya, Menteri ESDM menyampaikan duka cita mendalam kepada para korban bencana dan mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan. Pemerintah berkomitmen untuk terus hadir dan mempercepat pemulihan infrastruktur energi di lokasi bencana agar aktivitas masyarakat dapat segera kembali normal.

(rls/ret)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!