“Kejaksaan Agung kini fokus memantau perkembangan seluruh penanganan dugaan Kasus Korupsi diberbagai daerah di Kejaksaan Tinggi maupun Kejaksaan Negeri, termasuk Kejaksaan Negeri Fakfak”
Nasional – Kejaksaan Agung, ST Burhanudin memerintahkan kepada seluruh Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala Kejaksaan Negeri di seluruh Indonesia, termasuk Kepala Kejaksaan Negeri Fakak untuk menuntaskan semua kasus dugaan korupsi yang sedang ditangani.
Kepala Kejaksaan Agung, Sianitar menegaskan bahwa jika ada Kejati maupun Kejari yang coba bermain-main dengan kasus korupsi maka pihaknya akan menggunakan “Tangan besi” untuk menegakkan Integirtas dan bertindak.
Jaksa Agung menyampaikan perintah tegas untuk seluruh jajaran Kejaksaan Tinggi (Kejati) dan Kejaksaan Negeri (Kejari), termasuk di Fakfak dan Kaltim.
“Jaksa Agung memerintahkan seluruh Kejati maupun Kejari untuk meningkatkan kinerja masing-masing dalam hal penanganan korupsi,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Ketut Sumedana, Kamis (28/7) kemarin
Dikatakan, Setiap Kejati dan Kejari memiliki target jumlah penanganan perkara dalam setahun. rinciannya minimal tiga perkara untuk Kejari dan lima perkara untuk kejati.
“Target ini akan menjadi bahan evaluasi akhir tahun terhadap kinerja para pimpinan Kejari maupun Kejati se-Indonesia, sehingga harus dijadikan perhatian,” kata Ketut Sumedana.
Proyeksi tersebut, lanjutnya, ditetapkan karena Jaksa Agung melihat adanya ketimpangan jumlah penanganan perkara korupsi di daerah dibandingkan dengan pusat.
Selain itu, praktik korupsi juga masih menjadi momok yang merugikan bagi negara. “Harus ada kinerja dan perkara yang ditangani murni oleh kejari maupun kejati sejak tahap penyelidikan,” tegasnya.
Seluruh kepala Kejari dan Kejati juga diminta meningkatkan kinerja karena evaluasi akan selalu dilakukan setiap akhir tahun.
Jaksa Agung juga meminta jajarannya untuk memastikan reformasi birokrasi terus dilakukan secara berkelanjutan di bidang lain.
“Reformasi birokrasi tidak hanya bicara soal performance, namun juga keberhasilan dari bidang-bidang yang lain di kejari maupun kejati dalam memberikan pelayanan,” jelasnya.
Sementara itu juga, Jaksa Agung menegaskan dirinya akan menggunakan “tangan besi’ untuk menegakkan integritas dan bertindak tegas jika ada jajaran Kejaksaan yang bermain-main dalam penegakan hukum.
“Saya akan menggunakan ‘tangan besi’ untuk bertindak tegas jika ada yang main-main dalam penegakan hukum dan penanganan perkara. Tolong dihentikan atau saya yang memberhentikan saudara,” ujar Burhanuddin dalam keterangan tertulis, Jumat, (29/7) kemarin.
Jaksa Agung mengingatkan jajaran untuk menjaga marwah kejaksaan dan jangan mencederai maupun menodai kepercayaan masyarakat.
“Semua bidang di kejaksaan sangat penting. Akan tetapi, bagaimana kita (Kejaksaan) merespons keinginan masyarakat dalam penegakan hukum dan barometer penanganan perkara korupsi, jika kita tidak melakukan apa-apa?” sambungnya.
Burhanuddin mengajak seluruh jajaran kejaksaan untuk menggaungkan penegakan hukum yang efektif, efisien, dan cepat dalam merespons seluruh laporan maupun pengaduan masyarakat.
Memang Kejaksaan tidak memiliki target tertentu dalam penindakan tindak pidana korupsi. Akan tetapi, Jaksa Agung menilai terdapat ketimpangan kinerja pemberantasan korupsi antara pusat, tepatnya di Kejaksaan Agung dengan pemberantasan korupsi di daerah, tepatnya di kejaksaan tinggi, kejaksaan negeri, dan cabang kejaksaan negeri.
“Saya menilai masih ada ketimpangan kinerja pemberantasan korupsi antara pusat dan daerah,” tutur Burhanuddin, Pernyataan tersebut disampaikan dalam kegiatan pengarahan yang dilakukan di Aula Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat. Dikutip media ini,
Jaksa Agung menyampaikan kedatangannya di Sumatera Barat, kemarin. untuk memberikan motivasi dan dorongan kepada seluruh jajaran agar bekerja lebih keras dan mengajak bahu-membahu guna hadir di tengah-tengah masyarakat dalam penegakan hukum.
“Meskipun demikian, program-program humanis seperti penerapan keadilan restoratif tetap menjadi prioritas kita sehingga penegakan hukum yang terkait hajat hidup orang banyak tetap diperhatikan. Masyarakat sudah mulai nyaman dengan program-program itu. Ayo kita tingkatkan, lakukan dengan ikhlas untuk masyarakat, dan institusi,” ujar Burhanuddin. (rls/ret)