20.2 C
New York
Sabtu, Juni 28, 2025

Buy now

Kondisi Pembangunan Pabrik Pupuk Fakfak “Mati Suri”, Samaun-Donatus Tekad Selesaikan

Fakfak – Kampanye Terbatas Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Fakfak 2024. Samaun Dahlan-Donatus Nimbitkendik dipusatkan di Distrik Fakfak Tengah, Kabupaten Fakfak-Papua Barat, Jumat, 27 September 2024 menyoroti tentang perkembangan pembangunan Pabrik Pupuk di Wilayah Kokas dan Arguni, Kabupaten Fakfak – Papua Barat.

Samaun sentil perkembangan PSN Pabrik Pupuk yang sudah berlangsung pembangunan di Arguni dan Kokas. Pembangunan Pabrik Pupuk ini sejak Bahlil masih menjabat sebagai Menteri Investasi dan kini dipindahkan menjadi Menteri ESDM. Bahkan Presiden Jokowi jelang turun jabatan, proyek tersebut belum jelas penyelesaian pembayaran hak ulayat milik masyarakat adat setempat.

Disampaikan Samaun yang juga sangat paham tentang proses dan kondisi pembangunan Pabrik Pupuk tersebut mengatakan bahwa Mega proyek pabrik Pupuk Kaltim yang sedang macet, akan dilanjutkan kembali. Hal ini disampaikan Samaun Dahlan, Calon Bupati Fakfak saat berkampanye di Newewikarya, Distrik Fakfak Tengah, Kabupaten Fakfak pada Jumat, 27 September 2024.

“Saat ini proyek tersebut sedang terhenti lantaran masih terganjal masalah lokasi atau lahan. Untuk itu, bila dipercaya memimpin Kabupaten Fakfak, kami akan melanjutkan pembangunan pabrik Pupuk Kaltim tersebut. Sebab bila telah beroperasi nanti, pabrik Pupuk Kaltim akan menyerap lebih kurang 30.000 tenaga kerja (Masa Konstruksi-red) dan itu artinya, akan sangat mengurangi jumlah pengangguran di Kabupaten Fakfak yang saat ini masih tinggi,” ujar Samaun Dahlan.

Dengan berlanjutnya pembangunan pabrik Pupuk Kaltim, maka besar harapannya perekonomian Fakfak akan kembali bangkit dari keterpurukan, masalah pabrik Pupuk Kaltim merupakan salah satu skala prioritas sebagai bagian dari angin perubahan yang dijanjikan bakal terjadi di Kabupaten Fakfak, selain program perubahan pendidikan, kesehatan dan kebutuhan mendasar lainnya.

Ketua Bappilu Partai NasDem Kabupaten Fakfak sebagai salah satu Partai pengusung Pasangan Santun mengungkapkan bahwa kondisi pembangunan pabrik pupuk di Fakfak ibaratnya mati suri, Mati tak Segan, Hidup tak Mau, Marcel sampaikan bahwa permasalahn yang terjadi di lokasi Pabrik Pupuk adalah penyelesaian tanah/lahan. Mantan Anggota DPRD Fakfak 2019-2024 ini beberkan bahwa tanah milik pemilik hak ulayat belum dibayarkan.

Disampaikan Marcel. Jika pemerintah serius menyelesaikan percepatan pembangunan proyek strategis nasional ini maka terserap tenaga kerja masa konstruksi diatas puluhan ribu tenaga kerja, oleh sebab itu kedepan jika persoalan pabrik pupuk ini tidak serius diurus dan tuhan berkehendak yang terpilih adalah Paslon Santun maka akan menyelesaikanya, Pupuk Kaltim Mati tak Segang, Hidup tak Mau, kenapa, persoalan tanah yang belum selesai.

“Perjuangan masukkan Investasi Pabrik Pupuk ke Fakfak bukan persoalan mudah, Saudara kita Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bekerja keras dan didukung juga oleh Pemerintahan Mocha serta DPRD Fakfak periode 2019-2024 hingga PSN itu mendapat perhatian pemerintah pusat sehingga Jokowi hadiri Groundbreaking belum lama ini di Kampung Fior/Arguni, sayangnya tindak lanjut soal lahan tidak bisa selesai sejauh ini, Kami Pasangan Santun akan dorong percepat penyelesaian masalah itu nanti”, Ucapnya.

Dalam rangka mendorong terwujudnya pemerataan ekonomi hingga ke Indonesia bagian Timur, Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan faktor-faktor pendorong ekonomi dengan menetapkan beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) di wilayah Indonesia Timur tahun kemarin, (23/11).

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo didampingi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia belum lama ini melangsungkan groundbreaking pembangunan salah satu PSN yakni Kawasan Industri Pupuk Fakfak di Distrik Arguni, Kabupaten Fakfak, Papua Barat

Proyek Kawasan Industri Pupuk Fakfak ini akan menjadi kawasan industri pupuk pertama yang dibangun di Indonesia setelah 40 tahun atau terakhir pada tahun 1982 di Aceh. Presiden Jokowi mengapresiasi pembangunan pabrik ini sebagai langkah untuk mendorong perkembangan ekonomi di kawasan Timur Indonesia. Ia berharap agar pemerataan makin masif dilakukan agar kesenjangan mampu ditekan di Provinsi Papua Barat dan masyarakatnya semakin sejahtera.

“Sudah 40 tahun kita memiliki 5 industri pupuk dan semua di kawasan barat (Indonesia), di kawasan timur belum ada. Oleh sebab itu, saat mendengar rencana ini saya tekankan langsung eksekusi agar kawasan timur juga memiliki industri pupuk. Nantinya kita juga punya rencana besar untuk membangun food estate, lumbung pangan di Provinsi Papua yang diharapkan dimulai awal tahun depan. Kalau dimulai tidak di-back up oleh industri pupuknya juga akan berat. Ini sebuah rencana besar yang saling mendukung dan Tanah Papua akan semakin makmur,” ucap Jokowi.

Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi menjelaskan belum lama ini bahwa PKT telah mengamankan beberapa infrastruktur terkait dimulainya proyek ini. Salah satunya untuk pasokan gas yang sudah dipastikan akan didapat dari Genting Oil Kasuri Pte.Ltd (GOKPL), sumber gas yang dipasok untuk proyek pembangunan ini akan diambil dari sumber gas yang telah disepakati, yakni Lapangan Asap, Merah, dan Kido (AMK) di Kasuri, Papua Barat.

“Dengan adanya dukungan dari kementerian, pemerintah daerah, dan masyarakat terkait, bersama-sama kita dapat mengembangkan Proyek Strategis Nasional ini. Dari proyek ini kami mengharapkan adanya pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar, serta terjadinya pemerataan pembangunan khususnya di wilayah Indonesia Timur,” kata dia.

Dia menambahkan jika proyek pembangunan berjalan lancar, pabrik tersebut akan mengantarkan industri pupuk nasional menjadi yang terbesar di Asia Pasifik, “Ini juga yang menjadi cita-cita PKT sebagai penyokong ketahanan pangan nasional sekaligus mengharumkan nama Indonesia di kancah global,” ujar Rahmad.

Lebih lanjut dia menjelaskan proyek dengan nilai investasi lebih dari US$ 1 miliar ini nantinya akan memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan 825 ribu ton per tahun untuk amonia. Kapasitas produksi itu merupakan, kata dia, fase kedua pertumbuhan PKT, yang ditarget mampu terealisasi dalam lima tahun ke depan.

“Ini momentum yang sangat tepat, mengingat pada 2030 kebutuhan urea diperkirakan akan mencapai 6 sampai 7 juta ton. Dengan beroperasinya pabrik baru ini nanti, PKT siap mendukung ketahanan pangan bagi Indonesia dengan penyediaan 4,5 hingga 5 juta ton atau pemenuhan sekitar 70 hingga 80% kebutuhan nasional,” tegas Rahmad.

Bukan hanya itu, menurut dia, kehadiran pabrik ini diproyeksikan memberi kontribusi positif pada pendapatan negara hingga Rp 20 miliar per tahun. Kemudian potensi kontribusi pertumbuhan ekonomi domestik melalui porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di proyek ini mencapai nilai Rp 10 triliun.

Adapun untuk pendapatan daerah diprediksikan akan menyumbang senilai Rp 15 miliar per tahun, “Ini yang kami sebut dengan multiplier effect karena semangat kami di PKT tentu tidak untuk profit belaka, tapi juga bagaimana segala inovasi dan aktivitas kami bisa memberikan keberkahan bagi masyarakat. Selama durasi pembangunan proyek, kami memperkirakan penyerapan tenaga kerja 10.000 orang saat masa puncak konstruksi dan sebanyak 400 orang saat operasional,” terang dia.

Dia berharap proyek ini dapat mendorong pertumbuhan bisnis pendukung kawasan. Hal ini sebagaimana praktik-praktik pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PKT di Bontang. Tutup.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!