Ruslan Buton : “TNI-Polri Seakan Antara Ada dan Tiada”
Ruslan Buton lahir pada 4 Juli 1975 yang merupakan mantan perwira TNI
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau oleh Pemerintah disebut Kelompok Kriminal Bersenjata Papua dalam kurun waktu yang sangat singkat melakukan tindakan pembantaian dan pembunuhan sadis terhadap baik aparat TNI/Polri maupun masyarakat sipil khususnya bagi orang pendatang disana,
Tindakan sadis dan kriminal ini sayangnya nyaris dilakukan hampir setiap saat dimana mereka para kelompok Kriminal Bersenjata tersebut berksempatan. sehingga hal ini harus menjadi atensi khusus pemerintah pusat baik Kapolri, Panglima TNI maupun Ketua DPR RI.
Ruslan Buton yang merupakan mantan perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) ini mengecam keras tindakan sadis yang dilakukan oleh KKB Papua atau TPNPB-OPM belum lama ini, ia berkali-kali minta kepada Panglima TNI maupun Kapolri untuk dilibatkan dalam pertempuran menghadapi perlawanan terhadap kelompok KKB di Papua namun belum saja mendapatkan respon dari pihak-piahk yang diminta itu.
Melalui salah satu vidio amatir yang viral tersebar di media sosial, pri kelahiran 4 Juli 1957 (Ruslan Buton) sesalkan tindakan sadis yang dilakukan kelompok KKB atau TPNPB-OPM di Papua terhadap aparat TNI/Polri maupun kepada masyarakat sipil khususnya warga pendatang di wilayah tempat kejadian pembantaian dan pembunuhan itu.
Buton menyatakan bahwa ketika negara tidak lagi melindungi warganya dari ancaman pemberontak, kata dia, siapa lagi yang mampu menahan gejolak emosi, rasa pilu, perih yang sangat menyayat hati melihat saudaranya sesama anak bangsa yang dibunuh dan dibantai oleh tikus-tikus gerombolan itu secara sadis, keji dan biadab.
“Saudaraku sesama anak bangsa, hampir setiap saat dalam kurun waktu yang sangat singkat, kita selalu dihebohkan dengan pemberitaan maupun postingan di media sosial tentang pembunuhan secara keji, sadis dan biadab oleh para tikus-tikus gerombolan OPM, apalagi mereka melakukanya secara sengaja dan terang-terangan untuk kemudian dipublikasikan kepada masyarakat indonesia dan dunia international”, Kecam Mantan Perwira TNI itu dalam sebuah vidio pendek yang berdurasi 5;09 menit itu.
Ia sesalkan bahwa tikus-tikus gerombolan tersebut (OPM) tidak segan-segan mengultimatun warga khususnya bagi masyarakat penduduk pendatang untuk segera angkat kaki dari bumi papua, jika tidak maka, kata dia, mereka para pendatang itu menjadi target TPNPB-OPM untuk dilakukan pembantaian secara berkelanjutan.
“Mereka menyatakan dirinya sebagai TPNPB-OPM yang telah mendeklarasikan mendirikan negara didalam negara dan yang telah mendirikan bendera bintang kejora, sementara pemerintah kita masih menyebut mereka sebagai kelompok kriminal bersenjata atau KKB yang jelas-jelas urusan kriminal menjadi tanggung jawab kepolisian, sampai kapan negara membiarkan aksi pembantaian terhadap TNI/Polri dan terhadap masyarakat sipil di tanah papua secara terus menerus dengan sangat bengis, keji, sadis dan biadab oleh tikus-tikus germobolan ini”, Tanya Ruslan Buton bernada kesal.
Pri berpangkat terakhir adalah (Kap. Inf.) juga Mantan Komandan Kompi dan Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau, Maluku Utara. secara gamblang menanyakan keseriusan TNI – Polri dalam menumpaskan kelompok kriminal bersenjatan atau KKB yang secara terang-terangan melakukan tindakan pembantaian terhadap TNI/Polri maupun masyarakat secara sadis dan biadab, keji dan bengis.
“Pemerintah menyebut sebagai KKB yang jelas-jelas urusan kriminal adalah menjadi tugas dan tanggung jawab kepolisian, sampai kapan negara membiarkan aksi pembantaian terhadap aparat TNI/Polri dan masyarakat secara terus menerus dengan sangat bengis, keji, sadis dan biadab oleh tikus-tikus gerombolan itu.
Masih adakah TNI di Republik ini yang salah satu tugas pokoknya adalah menjaga keutuhan dan kedaulatan negara, masih adakah Polri di Republik ini yang salah satu tugas pokoknya menjaga Kamtibmas demi menjaga rasa aman kepada masyarakat,
Ataukah papua sengaja dibiarkan untuk dijadikan ladang pembantaian oleh tikus-tikus gerombolan itu terhadap aparat TNI-Polri dan masyarakat pendatang demi kepentingan tertentu”, Tanya Ruslan Buton. Mantan Perwira TNI dalam rekaman vidio yang beredar tersebut.
Mantan Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau menanyakan kepada Panglima TNI. Kapolri. dan Ketua DPR RI. bahwa apakah negara masih punya nurani menyaksikan anak-anak bangsa dibantai dan dibunuh secara sadis, keji, bengis dan biadab di tanah papua oleh tikus-tikus gerombolan OPM tersebut tanpa punya salah apa-apa, ataukah lanjut dia, pemerintah gentar dengan ancaman mapuan hentakan mereka.
“Wahai Panglima TNI, Kapolri, Ketua DPR RI, masihkan kalian punya nurani ketika menyaksikan anak-anak bangsa dibantai dan dibunuh secara sadis, keji, bengis dan biadab di tanah papua oleh tikus-tikus gerombolan OPM tersebut tanpa punya salah apa-apa, ataukah kalian gentar dengan hentakan mereka tikus-tikus gerombolan tersebut di papua”, Tantang Rusaln Buton.
Andaikan ketersediaan sumber daya ketahanan di tanah papua oleh aparat TNI/Polri dibekali cukup seperti pengamanan pernikahan anak Jokowi di Solo maka KKB tidak mampu melayangkan tindakan tak pantas kepada TNI/Polri, namun Ruslan Buton mencurigai bahwa ketersediaan perlatan perang seperti senjata sangat minim membuat lemah perlawanan terhadap TNI – Polri di Papua.
“Jika saja kelengkapan pengamanan seperti yang dilakukan saat pernikahan putra kepala negara di solo dan senjata lengkap serta peralatan tempur dan aparat papua juga dibekali dengan sumber daya lengkap mungkin tidak terjadi pembunuhan, aparat TNI-Polri yang berjaga-jaga di papua hanya dua pilihan, mati atau hidup. lalu persoalan pembunuhan dan pembantaian sadis di papua menjadi tanggung jawab siapa”, Urai Ruslan Buton bernada kesal.
Ia menyebutkan bahwa pimpinan DPR RI segera mengambil langkah dengan membentuk Pansus untuk menentukan langkah-langkah strategis dan politik dalam menghadapi terjadinya tindakan bejat yang dilakukan oleh tikus-tikus gerombolan OPM yang menamakan diri sebagai TPNPB-OPM atau oleh pemerintah adalah Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB.
“Lalu persoalan pembantaian sadis di tanah papua yang dilakukan KKB terhadap aparat TNI-Polri maupun pendatang menjadi tanggung jawab siapa ? dalam hal ini pimpinan DPR RI segera mengambil langkah dengan membentuk pansus untuk menentukan langkah politik dan strategis tentang status penanganan para pemberontak dari kelompok kriminal bersenjata yang menjadi tugas polisi, jika Ketua DPR RI, Panglima TNI dan Kapolri tidak menanggapi hal ini maka tentu akan menjadi Preseden buruk terhadap ketahanan keamanan republik indonesia bahwa TNI-Polri Antara Ada dan Tiada”, Minta Rusaln Buton.
Ruslan terbuka menyampaikan pesan kepada Panglima TNI agar jangan biarkan korban terus berjatuhan akibat tindakan brutal KKB di Papua yang kemudian ketika aparat gugur di Papua akibat kontak senjata hanya sebatas menyampaikan turut berbela sungkawa dan menaikkan pangkat setingkat lebih tinggi bagi prajurit TNI yang menjadi korban.
“Rakyat indonesia butuh kenyamanan dan keamanan di negeri tercinta kita yaitu Republik Indonesia, harga diri dan martabat bangsa ada pada institusi TNI yang dibanggakan oleh rakyat, jangan mau dilecehakn oleh tikus-tikus gerombolan itu seolah-olah TNI kecil dan tak punya keberanian dalam bersikap”, Ujar Ruslan Buton.
Dia menyebutkan bahwa saat ini ia bersama para mantan TNI yang bergabung dalam Serdadu Ekstrimata Nusantara siap menunggu arahan untuk turut mengambil bagian dalam tugas mulia menegakkan kedaulatan negara untuk menumpas tikus-tikus pemberontak itu, bekali kami kata dia, dengan peralatan tempur seperti pernah ia gunakan saat berdinas dulu.
“Kami hanya tidak ingin melihat harga diri bangsa dilecehkan oleh para pengkhianat bangsa itu, kami hanya tidak ingin melihat dan mendengar lagi anak-anak bangsa baik TNI-Polri dan masyarakat menjadi korban sia-sia dari pada tikus-tikus gerombolan OPM itu”, Impianya. (ret)