14.2 C
New York
Selasa, Oktober 14, 2025

Buy now

Perkuat Sinergi Demi Pertambangan Berkelanjutan, Kementerian ESDM akan Gelar Minerba Convex 2025

MINERBACONVEX2025

MENDORONG PERTUMBUHAN BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI DAN KOLABORASI

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya mineral dan batu bara yang sangat strategis, menjadi salah satu pilar pembangunan nasional serta penggerak perekonomian global. Sektor pertambangan tidak hanya berkontribusi pada penerimaan negara, tetapi juga membuka peluang kerja dan menggerakkan pembangunan daerah, Seiring perkembangan global menuju transisi energi bersih, industri pertambangan menghadapi tantangan untuk terus beradaptasi, berinovasi, dan meningkatkan daya saing. Inovasi teknologi, penerapan praktik pertambangan berkelanjutan, serta penguatan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi tuntutan yang tidak terelakkan agar sektor ini tetap relevan di masa depan, Pemerintah Indonesia bersama para pemangku kepentingan terus mendorong tata kelola pertambangan yang lebih baik melalui kebijakan hilirisasi serta perlindungan lingkungan dan sosial. Kebijakan ini bertujuan agar manfaat sumber daya alam dapat dinikmati secara adil dan berkelanjutan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) akan menggelar Minerba Convention and Exhibition (Minerba Convex) 2025 pada 15-16 Oktober 2025 mendatang, di Jakarta International Convention Center (JICC). Acara ini rencananya dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan akan menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara Pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat dalam mewujudkan sektor pertambangan yang berpihak kepada kepentingan rakyat.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Tri Winarno mengatakan bahwa salah satu fokus utama dalam Minerba Convex 2025 adalah pengelolaan pertambangan berkelanjutan yang tidak hanya menitikberatkan pada aspek ekonomi, tetapi juga mengedepankan tanggung jawab sosial dan pelestarian lingkungan.

“Pertambangan berkelanjutan tidak hanya soal nilai tambah ekonomi, tetapi juga tanggung jawab terhadap lingkungan. Karena itu, dalam Minerba Convex 2025 akan ada sesi khusus seperti coaching clinic untuk pelaku usaha, agar mereka memahami pentingnya penerapan praktik tambang yang ramah lingkungan, termasuk pemenuhan kewajiban jaminan reklamasi (jamrek) yang sedang ramai diperbincangkan. Ini adalah bagian dari komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kelestarian alam,” ujar Tri di Jakarta, Senin (13/10).

Tri menambahkan bahwa pengembangan material maju (advanced materials), yang memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan industri masa depan berbasis teknologi tinggi, juga menjadi salah satu isu menarik yang akan dibahas dalam acara Minerba Convex ini.

“Material maju ini memang digunakan untuk industri yang canggih, makanya disebut advanced materials. Di dalamnya termasuk mineral kritis-strategis. Di Indonesia saat ini sudah mulai dilakukan eksplorasi terhadap mineral strategis dan kritis, termasuk logam tanah jarang (rare earth elements). Upaya ini terus digalakkan karena datanya masih terbatas dan belum selengkap mineral logam lainnya. Saat ini pendataan dan eksplorasi masih berlangsung, yang dilakukan oleh Badan Geologi,” lanjut Tri.

Melalui tema “Driving Sustainable Growth: Through Innovation and Collaboration”, Minerba Convex mencerminkan arah pembangunan industri pertambangan yang menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi lintas sektor, salah satunya melalui program hilirisasi. Ketua Panitia Pelaksana Minerba Convex 2025 Resvani mengatakan, program hilirisasi yang dijalankan beberapa tahun terakhir telah menunjukkan hasil positif. Jumlah smelter yang terus bertambah menjadi bukti nyata bahwa kebijakan hilirisasi berjalan di jalur yang tepat.

Menurut Resvani, Pemerintah melalui Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus memperkuat sinergi agar hilirisasi tidak berhenti pada tahap pengolahan bahan mentah, tetapi berlanjut hingga ke tahap industrialisasi dan pengembangan material maju yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung industri pertahanan dan teknologi tinggi di dalam negeri.

“Tanpa bahan baku dari sektor minerba, industri strategis seperti pertahanan tidak akan bisa tumbuh. Karena itu, penguatan industri dasar adalah keharusan,” tegas Resvani.

Penyelenggaraan Minerba Convex 2025 selaras dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo, di antaranya memperkuat sistem pertahanan negara melalui kemandirian energi, meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, memperkuat pembangunan sumber daya manusia dan teknologi, serta mendorong industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Selain forum diskusi, Minerba Convex 2025 juga menghadirkan berbagai kegiatan edukatif lintas usia. Mulai dari lomba mewarnai bertema pertambangan untuk anak TK, lomba gambar bercerita untuk siswa SD, lomba konten media sosial bagi pelajar SMP-SMA, hingga lomba poster ilmiah untuk mahasiswa. Untuk masyarakat umum tersedia lomba fotografi pertambangan, sementara bagi insan pers diadakan lomba artikel dan karya jurnalistik.

Keseluruhan rangkaian acara ini diharapkan menjadi wadah kolaboratif antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, investor, asosiasi, dan masyarakat luas dalam mendorong transformasi sektor pertambangan ke arah yang lebih hijau dan berkelanjutan. Melalui pameran dan forum diskusi komprehensif, Minerba Convex 2025 akan menjadi pusat pertukaran informasi, inovasi, teknologi, serta peluang investasi di sektor pertambangan nasional.

Di tahun ini, Minerba Convex 2025 diselenggarakan dengan melibatkan 11 asosiasi pertambangan, yaitu Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI), Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Indonesia Mining Association (IMA), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (ASPINDO), Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Perkumpulan Tenaga Ahli Alat Berat Indonesia (PERTAABI), Forum Industri Nikel Indonesia (FINI), Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI), Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI), dan Society of Renewable Energy (SRE).

(rls/ret)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!