Fakfak – Ustad Abdul Somad mendapat penolakan dari sejumah pihak untuk menghadiri kegiatan Tabligh Akbar di Manokwari Provinsi Papua Barat. penolakan itu bukan saja oleh orang per orang melainkan secara Institusi oleh Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Barat.
Mereka menyebutkan alasan penolakan tersebut karena UAS. Panggilan akrab Ustad Abdul Somda itu kerap diberbagai ceramah agama katanya kerap menyebarkan ujaran kebencian terhadap uamt agama lainya. Padahal selama ini UAS tidak pernah mengucilkan agama lain.
Setelah ditolak untuk mengisi ceramah dalam kegiatan tabligh akbar yang dilaksanakan di Manokwari. UAS bersama Ustad Fadzlan Garamatan terpaksa balik penerbangan ke sorong. Mereka harus mengisi kegiatan serupa di Sorong dan Raja Ampat Papua Barat Daya.
Fadzlan Garamatan di Sorong – Papua Barat Daya menyamapikan bahwa dengan ditoalkanya UAS dan rombongan ke Manokwari untuk mengisi Tabligh Akbar merupakan suatu hikmah agar pertemuan yang tertunda ini direncanakan untuk hari-hari kedepan. bisa bulan dan tahun
Pesan ini ditujukan kepada masyarakat yang ada di Manokwari dan Kabupaten Bintuni Provinsi Papua Barat. atas dasar penundaan itu UFG mengatakan bahwa pihaknya bersama UAS tetap berserah diri kepada Allah Swt atas segala kejadian yang dialami namun tetap mendoakan semua pihak
“Alhamdulillah. Tertundanya kehadiran kami bersama UAS di Manokwari dan Bintuni Papua Barat sebagai bentuk pelajaran berharga dari Allah Swt kepada kita semua bahw atidak harus datang pada hari ini di Manokwari dan Bintuni. Tapi Allah Swt menundanya untuk tahun – tahun berikutnya
Sehingga kekatan dakwah lebih kuat terutama kepada teman-teman di Manokwari maupun di Bintuni tetap menjaga kekuatan ukhuwah tanpa menggores prasangka buruk kepada yang lain, bangunlah komunikasi dengan semua. Saya sangat yakin suatu saat kita akan bersama”, Terang UFG
UAS dalam kesempatan yang sama berpesan terutama kepada masyarakat Manokwari dan Bintuni terkait wasiat orang tua-tua dulu bahwa Langkah, Rezeki, Pertemuan, bahkan Maut. Itu bukan kuasa manusia melainkan sepenuhnya menjadi kuasa Allah Swt. Ringan di ucapan tapi sulit dialami.
“Bukan berarti kami merasa berduka dan bersedih, tapi justru dibalik kita yang tidak sampai itulah akan keluar kata-kata puisi : seandainya kais itu jadi menikah dengan laila maka yang lahir adalah anak-anak yang solah tapi karan batal bertemua maka lahirlah puisi – puisi yang indah”, Ungkap UAS.
Menurut UAS. Ketika digagalkan bertemua dengan kaum Muslimin dan Muslimat serta masyarakat di Manokwari dan Bintuni Papua Barat maka lahirlah semangat baru. Cintahnya lebih dalam. Karena batal bertemua akhirnya menjadi sesuatu yang harus ditakdirkan oleh Allah Swt.
“Ini atas izin Allah Swt. Semua ini ada ridho Allah Swt. Saya doakan. Mudah-mudahan saudara-saudari saya yang muslim di Manokwari dan Bintuni senantiasa jaga ukhuwah islamiyah. Jaga persatuan. Semangat hidupkan sunnah rasulullah serta ramaikan masjid.”, Tegas UAS.
Sebelumnya, Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Barat Kelompok Kerja (Pokja) Agama menolak kehadiran ustadz Abdul Somad (UAS) dalam kegiatan Tabligh Akbar di Manokwari, Papua Barat. Alasan dibalik penolakan UAS karena dianggap sering berceramah menyebarkan ujaran kebencian terhadap umat beragama lain di Indonesia.
“Saya Yotham Junior Dedaida anggota MRPB Pokja agama Perwakilan GKI menolak dengan tegas kehadiran pribadi ustad Somad, karena dalam video ceramahnya sering menyebarkan ujaran kebencian [terhadap umat beragama lain],”tegas Yotam dalam rilis kepada media doberainews dikutip mataradarindonesia, Minggu, (25/9/2025),
Dedaida mengungkap warga Papua Barat sangat menjunjung tinggi kehidupan toleransi umat beragama di Indonesia. Bahkan kata Dedaida, Papua Barat mengenal konsep “Satu Tungku Tiga Batu” yang diangkat sebagai filosofi dalam kehidupan bermasyarakat yakni konsep adat, agama dan pemerintah.
Konsep itu menurutnya, menjadi filosofi kehidupan toleransi yang menjunjung tinggi nilai – nilai persatuan, persaudaraan dan kekeluargaan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sehingga ia menolak kehadiran Ustadz Abdul Somad yang dianggap sering berceramah dengan menyebarkan ujaran intoleransi menyingung umat beragama lain di Indonesia.
“Apapun yang dilakukan oleh saudara muslim kita, kegiatan Ibadah, ceramah terbuka atau Tabligh Akbar, tentu kami terima, tetapi tidak dengan pribadi UAS yang satu ini, sebab dalam ceramahnya sering menyingung iman dari umat beragama lain,”ujar Dedaida.
Dia mengakui kehidupan toleransi antara umat Nasrani dan Muslim di Papua Barat ibarat dua putra Nabi Abraham (Ibrahim),Ismail dan Ishak, bersaudara satu ayah, walaupun beda agama tetapi satu tujuan yakni percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Persaudaraan itu memupuk semangat untuk hidup rukun dan damai sehingga sebagai Anggota MRP Papua Barat perwakilan Agama dengan tegas menolak Ustadz Abdul Somad dalam kegiatan Tabligh Akbar di Manokwari, Papua Barat.
Ustadz Abdul Somad dijadwalkan akan menghadiri, (menjadi Penceramah) dalam kegiatan Tabligh Akbar yang digelar di Masjid Raya Al-Kautsar Manokwari pada Jumat 22 Agustus 2025.
Informasi yang terkonfirmasi pada Kamis malam, Panitia Tabligh Akbar, Perwakilan MUI bersama Pemda Manokwari, Aparat Kepolisian Polresta Manokwari dan Badan Pekerja Gereja di Manokwari telah melakukan pertemuan, dan secara resmi membatalkan (cancel) kehadiran Ustadz Abdul Somad sekaligus membatalkan kegiatan Tabligh Akbar di Manokwari.
(red/dn/ret)