Menteri Investasi/Kepala BKPM RI, Bahlil Lahadalia, SE, M.Si saat meninjau proyek pembangunan Pasar Thumburuni, Kelurahan Fakfak Selatan, Distrik Fakfak, Kabupaten Fakfak – Papua Barat didampingi Bupati Fakfak, Untung Tamsil dan Kepala Dinas PUPR Fakfak, Baharudin Hadalia, S.Sos, M.Si, foto ; rustam rettob/mataradarindonesia.com.
Laporan : Rustam Rettob/Wartawan.
Fakfak – Perdebatan soal lokasi pembangunan Pabrik Pupuk diakui Menteri Investasi/Kepala BKPM – RI, Bahlil Lahadalia hingga saat ini masih belum usai, banyak daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang ingin dan sangat berharap Proyek Strategis Nasional ini meleset dari Papua Barat yaitu, Fakfak dan Bintuni.
Bahlil katakan kepada mataradarindonesia.com bahwa hampir beberapa daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota masih terus melakukan loby dan strategi untuk menarik Investasi bernilai puluhan triliun itu ke daerahnya,
Namun mantan sopir Angkot Fakfak dan juga Mantan Loper Koran di Jayapura itu (Bahlil Lahadalia-red) masih percaya bahwa Papua Barat akan menerima seutuhnya pembangunan pabrik pupuk tersebut demi kesejahteraan masyarakat.
Ditemui wartawan usai meninjau lokasi pembangunan proyek bandara siboru fakfak, rabu, (25/1) sore, ia menjelaskan pembangunan pabrik pupuk tersebut tidak seluruhnya di fokuskan di wilayah Kabupaten fakfak namun ada sebagian lagi yang akan di bangun di Kabupaten Bintuni.
“Jujur saja, perdebatan tentang lokasi pabrik pupuk ini memakan waktu (menyita waktu-red) sehingga saya sangat berharap kepada Pemerintah Daerah dan Masyarakat Fakfak maupun Bintuni kita atur baik ini barang kalau tidak bisa lari ke daerah lain.
Sehingga nantinya kita akan bagi dua, untuk membangun Blue ammonia dan Metanol akan kita bangun di Kabupaten Bintuni, sedangkan untuk Kabupaten Fakfak akan kita bangun Pupuk Urea dan Ammonianya, Eksekusinya kita rencanakan di Kuartal I tahun 2023 sudah harus memulai”, Ungkap Bahlil kepada awak media di Bandara Siboru Fakfak.
Lanjut diharapkan Bahlil bahwa harus ada dukungan dari Pemerintah Provinsi papua Barat, Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Bintuni dan Kabupaten Fakfak agar proses eksekusi pembangunan Pabrik Pupuk tersebut tidak terhalang akibat karena lokasi yang belum clear, ia katakan, masuknya proyek tersebut mampu menekan angka pengangguran di dua daerah tersebut, umumnya di Papua Barat.
“Makanya saya minta dukungan karena Investasi ini Investasi besar yang nilainya bukan satu atau dua rupiah, puluhan triliun, dan kalau kita semua dukung maka proses konstruksi bahkan produksi juga bisa cepat tetapi kalau terus menghambat maka prosesnya bisa terlambat nyaris daerah lain bisa dapat, meskipun diperjuangkan namun tidak ada respon baik dari daerah terutama minim dukungan dari masyarakat adat maka bisa saja berpindah ke daerah lain,”, Ulas Bahlil Lahadalia.
Bahlil yakin Investasi ini akan diterima seutuhnya oleh masyarakat namun kemudian jika tetap ditolak tanpa harus ada pembicaraan yang baik dengan berpotensi pada penolakan maka dipastikan Investasi Pupuk ini akan berpindah ke daerah lain karena masih banyak daerah yang sampai saat ini berharap Investasi Pupuk tersebut.
“Beta memohon kerja sama dan dukungan kita semua, Gubernur Papua Barat, Bupati, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Para Raja dan seluruh masyarakat, beta mohon dukungan kita semua agar barang ini (Pabrik Pupuk-red) bisa segera mungkin dibangun di Papua Barat, karena Investasi ini hanya satu di Republik Indonesia, tidak ada selain ini”, jelasnya kepada wartawan.
Bahlil beberkan banyak Daerah yang ingin agar Proyek Investasi Pabrik Pupuk tersebut dibangun di daerahnya masing-masing, namun karena alasan pemerataan pembangunan Presiden Joko Widodo untuk seluruh Tanah Air sehingga ia selaku Menteri Investasi minta untuk diputuskan agar dibangun di Fakfak yang selama ini jauh tertinggal dengan daerah lain di Papua maupun Pulau Jawa,
“Bintuni mau, Kalimantan mau, Pulau Jawa mau, Sumatera mau, ya Fakfak juga mau, jadi ini semua mau sehingga kita semua baku cakar (rebut-red) dengan juga Provinsi lain tetapi kita meyakinkan untuk masuk di Fakfak, ini bukan Investasi seribu dua ribu rupiah, puluhan triliun, bukan pi bicara-bicara dibelakang pulau panjang sana, bukan cerita barang batu badaun, mari kita kerja sama baik, bicara barang ini baik, ya.”, Ulas Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia didampingi Bupati Fakfak.