17.1 C
New York
Minggu, Oktober 19, 2025

Buy now

Rekrut Anak Muda Masuk Golkar, Bahlil : Politik Serius tapi Jangan Kaku

Jakarta – Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia berbicara tentang politik yang kerap dianggap terlalu serius. Ia menilai bahwa politik harus dilakukan dengan dinamis dan lentur.

Hal itu disampaikan Bahlil dalam acara pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Provinsi DKI Jakarta. Dimana, Bahlil awalnya menyapa sembari memuji para petinggi Golkar hingga Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang hadir dalam acara ini.

“Ya, begini lah kalau kita Musda ada gubernurnya, Pak Pram. Jadi suka membawa dalam sebuah jokes-jokes politik tapi mempunyai makna yang substantif,” kata Bahlil di The Sultan Hotel, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/25).

Menurut Bahlil, pembicaraan politik dapat dilakukan dengan santai dan dinamis. Namun pesannya harus jelas agar tujuannya bisa tersampaikan dengan baik.

“Kadang-kadang saya berpikir politik ini jangan terlalu serius. Kalau dulu kan tokoh politik yang hebat itu kalau pidatonya pakai menurut karangan dan teori,” ucap Bahlil.

“Kalau sekarang kelihatannya harus mulai ada perubahan. Jadi serius, santai, dinamis, elastis tapi menukik. Karena kalau tidak menukik, diambil sama yang lain barangnya,” lanjutnya.

Bahlil menyebut Musda tidak sekadar ajang memilih ketua baru. Dia menekankan acara tersebut harus menyusun program kerja untuk periode 2025-2030.

Ketum Golkar ini berpesan kepada para kader untuk melakukan konsolidasi secara menyeluruh. Selain itu, dia mendorong untuk memanfaatkan digitalisasi untuk menggaet pemilih muda.

“Sebagai informasi, bahwa pemilu di 2029 nantinya, itu pemilih usia muda 17 sampai dengan 50 tahun, itu rata-rata 72 persen,” terang Bahlil.

“Jadi besok, partai siapa yang mampu meraih simpati, dari anak-anak muda, maka dia yang menangkan pertarungan politik di tahun 2029,” tuturnya.

Sebelumnya juga Bahlil dalam satu momen menyampaikan bahwa politik ini memang harus serius tapi juga jangan kaku dalam mengambil keputusan dan langkah-langkah strategis.

Kalau politik adalah panggung drama, maka Bahlil Lahadalia bukan pemeran
utama yang datar dan mudah ditebak.

Ia lebih mirip karakter kejutan: cerdas tapi santai, berani tapi tahu waktu, tajam tapi tetap bisa bikin orang tertawa. Dan justru karena itu – gayanya yang unik dan otentik.

Bahlil kini menjadi figur sentral di dua medan berat sekaligus sebagai Menteri ESDM dan Ketua Umum DPP Partai Golkar.

Dua posisi yang bagi orang sudah cukup membuat kepala berasap. Tapi Bahlil? Masih sempat bercanda, jogging, dan tetap fokus menyusun arah masa depan bangsa.

Politik bukan sekedar serius, tapi harus punya Visi dan Nyali

Bahlil bukan politisi hasil cetakan elit. Ia lahir dari jalanan aktivisme, dari gerakan mahasiswa, dari ruang-ruang kecil perdebatan.

Ia tahu rasanya bicara keras demi keadilan, tahu bagaimana jatuh dan bangkit sebagai pengusaha, dan kini, ia berada dipuncak pengambilan keputusan negara. Dan disana – di pusat kekuasaan – ia tetap membawa nafas aktivisme itu. Bedanya, kali ini bukan hanya orasi, tapi eksekusi.

Sebagai Menteri ESDM, ia tak hanya bicara angka dan investasi, tapi juga harga diri bangsa. Dalam banyak kesempatan, ia bicara keras kepada investor asing “kalau mau ambil nikel kita, ya bangun pabrik disini. Jangan cuma gali, angkut, dan tinggalkan.”

Ucapannya sempat jadi viral, karena tegas tapu lucu. Tapi dibalik tawa, tersimpan narasi yang dalam: tentang kedaulatan, tentang hilirisasi, tentang minpi Indonesia berdiri dengan kaki sendiri di atas sumber daya alamnya.

Dekat denga Prabowo, Tapi tak jadi Bayangan

Kedekatannya denga presiden terpilih Prabowo Subianto bukan karena sekedar loyalitas politik, melainkan karena kecocokan dalam keberanian.

Prabowo dikenal berani bersuara. Bahlil? Sama saja – cuma bedanya ia kadang menyisipkan humor sebelum menghantam persoalan.

Di balik gaya santainya, Ia paham: pemimpin bukan tukang jilat, tapi tukang jawab. Dan Bahlil terbukti selalu siap menjawab, baik dengan kebijakan maupun argumentasi.

Maka tak heran, Prabowo mempercayakan posisi strategis kepadanya. Energi adalah jantung masa depan. Dan ESDM adalah kementerian yang tak bisa diisi oleh orang yang setengah hati. Harus punya nyali, punya mimpi, dan tahu cara mewujudkan.

Ketua Umum DPP Partai Golkar: Warna Baru Partai Tua

Ketika Golkar menunjuk Bahlil sebagai Ketua Umum, banyak yang tersenyum geli: “Wah, Golkar sekarang bisa joget juga”.

Tapi tenyata bukan cuma soal gaya. Bahlil datang bukan hanya memberi warna, tapi arah. Ditangannya, partai yang selama ini dikenal dengan “kelas elite” berubah jadi membumi.

Ia membuka ruang untuk anak muda, pengusaha muda, aktivis kampus, dan kalangan non-tradisional.

Ia mengerti bahwa partai yang tak berubah, akan punah. Maka ia ubah Golkar jadi partai yang bukan hanya bisa bersuara, tapi juga bisa mendengar.

Dan jangan salah – meski sering tampil santai. Bahlil sangat terstruktur dalam berpikir. Ia paham sistem kaderisasi, peta politik, dinamika elite, dan logika pemilu

Bisa berdebat di forum internasional soal geopolitik energi.

Bisa Serius, Bisa Ngakak: Kepemimpinan dengan Selera Rakyat

Ada satu hal yang membuat Bahlil dicintai, bukan hanya didukung: ia tidak bikin jarak. Banyak menteri dan ketum partai yang kalau bicara seperti membaca buku perunjuk elektronik. Susah dipahami dan terlalu dingin.

Tapi Bahlil? Ia bisa jawab wartawan sambil tertawa, bisa ceramah tentang energi sambil menyisipkan kisah masa kecilnya yang jualan kue, bisa bicara tentang geopolitik sambil sesekali menyebut kata “teman saya di Papua bilang…”.

Dengan gaya ini, Bahlil jadi seperti jembatan. Antara elite dan rakyat, antara pemerintah dan pengusaha, antara pusat dan daerah. Ia tidak menciptakan kekuasaan yang menakutkan, tapi kekuasaan yang bisa disentuh.

Humor, Olahraga, dan Etos Kerja

Banyak orang mengira, menjadi menteri sekaligus ketum partai itu artinya kegilangan waktu pribadi. Tapi Bahlil justru terlihat semakin bertenaga. Ia masih sempat lari pagi, main bola, dan bahkan ngeteh santai dengan relawan disela agenda padatnya. Di sinilah rahasianya: ia tidak hanya memimpin dengan otak, tapi dengan napas. Ia tahu pentingnya energi positif. Ia tahu politik itu bukan cuma ketegangan, tapi juga keteladanan. Dan orang yang sehat, biasanya pikirannya juga lebih jernih.

Bahlil, Energi Manusiawi dalam Sistem Kekuasaan

Ditengah politik yang sering membuat rakyat bingung dan jenuh, Bahlil muncul sebagai pemimpin yang “ngerti cara ngomong”, tapi juga “ngerti cara kerja”. Ia bisa jadi motivator, bisa jadi negosiator, bisa jadi pembicara di forum internasional, tapi juga bisa jadi kawan ngobrol di warung kopi. Ia mengingatkan kita bahwa kekuasaan tidak harus membuat orang menjauh dari akarnya.

Maka, jika kita bicara masa depan politik Indonesia, dan kita ingin pemimpin yang tak hanya pintar, tapi juga hangat, tak hanya tegas tapi juga lucu, tak hanya strategis tapi juga punya semangat hidup – nama Bahlil layak jadi salah satu yang diperhitungkan.

Dan barangkali, itu juga yang dibutuhkan Golkar hari ini: Bukan hanya sekedar kekuatan struktur, tapi juga semangat segar yang tahu cara tertawa, berpikir, dan memimpin sekaligus

(rls/AS/ret)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!