Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Pupuk Fakfak di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, pada Kamis (23/11/2023). Presiden menyambut baik pembangunan kawasan tersebut agar kawasan timur Indonesia memiliki industri pupuk sendiri., foto ; (dok) mataradarindonesia.com.
Jakarta – Rapat Kerja Komisi VII DPR RI dengan Kementerian Investasi/Kepala BKPM RI. Senin, 1 April 2024 kemarin berlangsung terjadi perdebatan cukup alot ihwal banyak persoalan yang ditanyakan dari Anggota Komisi VII DPR RI kepada Menteri Investasi. Bahlil Lahadalia. Termasuk menyinggung soal pembangunan Pabrik Pupuk yang dikerjakan Pupuk Kaltim di Fakfak – Papua Barat.
Salah satu Anggota Fraksi DPR RI. dari live streaming TVParlemen mempertanyakan alasan atau pertimbangan tekhnis apa sehingga proyek pembangunan Pabrik Pupuk harus dibangun di Kabupaten Fakfak dan bagaimana pertanggungjawaban kedepan apakah proyek tersebut, kata dia, masih bisa dilanjutkan atau tidak sehingga sebagai Mintra Kementerian Investasi. Komisi VII DPR RI juga bisa megetahui hasilnya.
Ditengah puluhan Anggota Komisi VII DPR RI yang hadir, Bahlil menjelaskan bahwa Keputusan pembangunan Pabrik Pupuk untuk dibangun di Kabupaten Fakfak bukan sesuatu yang ujuk-ujuk atau Keputusan sepihak maupun orang tertentu melainkan ada pertimbangan tekhnis dari pihak Pupuk Indonesia dan Pupuk Kaltim yang disampaikan kepada beberapa Kementerian Tekhnis terkait.
Menurut penjelasan tim tekhnis FS (Feasibity Study) PT Pupuk Indonesia dikutip bahlil saat Raker dengan Komisi VII DPR RI bahwa, mereka memutuskan untuk bangun pabrik pupuk di Fakfak karena pertama kedalaman lokasi yang dpilih mencapai 14 meter sementara sebelumnya di Bintuni hanya 7-8 meter.
“Jadi menyangkut dengan Pembangunan Pabrik Pukuk Kaltim ada di Fakfak, awalnya direncanakan di Bintuni setelah dicek draft untuk kedangkalanya itu hanya sekitar 7-8 Meter maka disarankan untuk harus mencari lahan yang minimal kedalaman laut 14 meter”, Jelasnya kemarin.
Dikatakannya, rencana gas yang akan diambil ketika nantinya kegiatan pupuk ini dapat beroperasi maka Gas yang akan diambil adalah Gas dari Perusahaan Genting Oil. Sumur dari Gas Genting Oil ini ada sebagian di Kabupaten Fakfak-Papua Barat.
“Diputuskanlah lewat rapat antara pupuk indonesia dan pupuk kaltim kemudian Menteri ESDM dan Kementerian Investasi bahw yang penting FS (Feasibility Study) dan ORR (Outer Ring Road)-nya masuk maka diputuskanlah di Fakfak”, Jelas Singkat Bahlil.
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo didampingi Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, meletakan batu pertama atau groundbreaking Proyek Strategis Nasional Kawasan Industri Pupuk Fakfak di Distrik Arguni, Kabupaten Fakfak, Papua Barat pada Kamis petang (23/11).
Presiden Joko Widodo menyambut baik pembangunan kawasan tersebut agar kawasan timur Indonesia memiliki industri pupuk sendiri. “Sudah 40 tahun kita memiliki lima industri pupuk, semuanya berada di kawasan barat wilayah negara kita Indonesia, yang kawasan timur belum ada sama sekali,” ujar Presiden .
Dalam sambutannya, Presiden mejelaskan bahwa proyek industri pupuk ini menjadi bagian dari hilirisasi sektor energi dan sektor terkait lainnya yang bertujuan meningkatkan ekonomi wilayah dan memenuhi kebutuhan industri hilir domestik.
“Oleh sebab itu setelah mendengar ada rencana ini untuk segera dieksekusi agar kawasan timur punya industri pupuk dan alasan dibangun disini karena dekat dengan suplai gasnya,” tegas Jokowi.
Kedepannya, pasokan gas untuk Kawasan Industri Pupuk Fakfak akan dipasok dari Lapangan Gas Asap, Kido, Merah (AKM) yang segera akan segera dimulai pengembangannya di wilayah Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Proyek AKM merupakan pendukung pengembangan petrokimia pertama di Indonesia Bagian Timur dengan suplai gas ke Pupuk Kaltim di Fakfak,” ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi di Jakarta, Kamis (23/11).
Proyek AKM sendiri dioperasikan Genting Oil Kasuri Pte. Ltd. (GOKPL) sebagai operator di Wilayah Kerja Kasuri yang telah memperoleh persetujuan Revisi POD 1 pada tanggal Februari 2023 untuk mengembangkan Lapangan AKM, dengan reserve gas sebesar 2,6 TSCF. Proyek AKM sendiri akan memproduksi cadangan gas (Gross) sebesar 2.244,45 BSCF serta produksi kondensat sebesar 5,4 MMSTB. Total nilai investasi Proyek ini sebesar USD3,37 milyar.
Pengembangan Lapangan AKM ini diharapkan akan memberikan kontribusi secara langsung pada target produksi Nasional 1 juta barel di tahun 2030 dan penyerapan tenaga kerja lokal di Kabupaten Teluk Bintuni dan Fakfak pada masa konstruksi. (ret)