21.4 C
New York
Rabu, Oktober 8, 2025

Buy now

“Suami Najwa Syihab Meninggal Dunia, Tangis Sunyi di Balik Senyumannya”

Oleh : M Fawaid. AL

Kabar duka datang seperti petir yang mengoyak langit cerah: Ibrahim Sjarief Assegaf, suami tercinta dari jurnalis dan tokohpublik Najwa Shihab, berpulang pada Selasa, 20 Mei 2025,pukul 14.29 WIB di RS PON Jakarta.

Ia pergi dalam senyap, setelah berjuang melawan stroke yang menghantam keras dan mendadak. Kepergiannya bukan hanya kehilangan bagi Najwa dan keluarga, tetapi juga kehilangan diam-diam dari dunia hukum Indonesia yang ia layani dalam kesunyian dan integritas.

Saya, sebagai pengikut media Najwa Shihab, hanya bisa menunduk pilu. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga almarhum husnul khatimah, diampuni segala dosa dan dilapangkan jalannya menuju cahaya.

Duka ini bukan hanya milik Mbak Nana ini luka kolektif kita yang belajar darinya, tertular semangatnya, menyerap nuraninya. Banyak yang tak tahu, di balik gemerlap karier Najwa, berdirilah sosok tenang dan kuat bernama Ibrahim.

Ia bukan pria yang gemar tampil. la memilih diam, mendukung dari balik layar, menjadi rumah bagi perempuan sekuat badai seperti Najwa. Dan kini, rumah itu sepi. Kini, perempuan itu berdiri sendiri, mengiringi jenazah pria yang selama hampir tiga dekade menjadi imam, sahabat, dan cinta sejatinya.

Ibrahim bukan hanya suami. la adalah pengacara brilian, pendiri firma hukum Assegaf Hamzah & Partners, sosok jernih dalam pusaran dunia hukum yang sering keruh. Ia pendiam, tapi tegas. Lugas, tapi lembut. Teguh, tapi penuh kasih.

Dalam diamnya, ia telah menyelesaikan banyak perkara besar, tanpa pernah mengejar sorotan kamera. Bahkan wafat pun ia lakukan dengan senyap, hanya meninggalkan jejak cinta dan karya.

Najwa pernah berkata: “Kunci rumah tangga kami adalah komunikasi dan waktu.” Tapi kini, waktu tak lagi bisa mereka atur. Waktu justru yang merenggutnya.

Dalam hening yang panjang, kita tahu, tak ada kata cukup untuk kehilangan orang yang mencintai kita dalam diam dan kerja. Di balik layar,

Najwa Shihab menangis. Tapi air mata itu tak mengalir sembarangan, ia mengalir di pipi seorang perempuan yang tahu bagaimana mencintai dengan setia, kehilangan dengan tabah, dan berdiri dengan kepala tegak meski hatinya hancur. Kini, doa-doa melangit untuk Ibrahim. Dan untuk Najwa, peluk dari semesta.

la tak sendiri. Dalam kesedihannya, ada jutaan kami yang berdiri bersama, diam-diam menangis, dan berterimakasih. Untuk cinta yang tak pernah dipamerkan, tapi begitu terasa. Untuk kepergian yang begitu menyayat, namun tetap menginspirasi.

Selamat jalan, Ibrahim. Dunia kehilangan pria bijak, Najwa kehilangan cinta hidupnya, dan kami belajar lagi tentang arti kehilangan yang sebenar-benarnya.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!