13.8 C
New York
Rabu, Oktober 22, 2025

Buy now

Tahun Pertama Kepemimpinan Samaun Donatus Sukseskan Peringatan 665 Tahun Islam Masuk Tanah Papua

Pj Gubernur Papua Barat. Drs H Ali Baham Temongmere, MTP dan Pj Gubernur Papua Barat Daya. DR Mohammad Musa`ad, M.Si saat menghadiri Seminar Nasional Masuknya Agama Islam di Tanah Papua, Jumat, 10 Januari 2025 lalu di Gedung Winder Tuare Fakfak, foto ; rustam rettob/mataradarindonesia.com

Fakfak – Momentum paling bersejarah dimasa pemerintahan Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Fakfak periode 2025-2030. Samaun Dahlan – Donatus Nimbitkendik. Pasalnya diawal tahun pertama pemerintahan mereka bertepatan dengan peringatan perdana Islam Masuk Tanah Papua ke – 665 Tahun. Yang diperingati. Jumat, 8 Agustus 2025 kemarin.

Melalui hasil Seminar Nasional Islam Masuk Tanah Papua yang telah ditetapkan Tahun 2024 kemarin. ternyata sejarah masuknya Agama Islam di Tanah Papua sudah sejak Tahun 1360 M. melalui Kampung Gar. Distrik Furwagi. Kabupaten Fakfak – Papua Barat. ajaran tersebut dibawah oleh seorang pendakwah bernama Abdul Gaffar dari Aceh.

Bahwa dalam catatan mataradarindonesia.com. dorongan untuk penetapan Islam Masuk Tanah Papua sudah digagas dan digaungkan sejak lama bahkan menghabiskan waktu sudah puluhan Tahun dari masa kepemimpinan Mantan Bupati Fakfak. Wahidin Puarada. 2 periode. Mohammad Uswanas 2 periode

Berdasarkan hasil seminar hingga lahirlah berita acara, Sabtu, 11 Januari 2025 yang mengatakan Islam Masuk Tanah Papua. 8 Agustus 1360 M. ketika itu hadir Pj. Gubernur Papua Barat. Ali Baham Temongmere, Mantan Bupati Fakfak. Wahidin Puaradar. Presiden AFKN. Ust. Fadzlan Garamatan. Ketua MUI Papua Barat. Achamd Nasrau. Dan tamu undangan lainya.

Adapun rekomendasi hasil seminar nasional sejarah masuknya Agama Islam di Tanah Papua yaitu, jadikan Kampung Gar sebagai Wisata Religi di Kabupaten Fakfak, sebagai hari libur fakultatif Papua, Sejarah Islam dalam kurikulum pendidikan, Sosialisasi sejarah islam.

Selanjutnya, Peringatan tahunan, pengembangan Infrastruktur Sejarah. Ketika yang bertindak selaku Ketua Steering Commite adalah Ust. Fadzlan Garamatan disaksikan Pj Gubernur Papua Barat. Ali Baham Temongmere.

Dukungan pelaksanaan penetapan Sejarah Islam Masuk Tanah Papua sejak puluhan tahun silam. Namun mengalami keterlambatan dan dimasa kepemimpinan Bupati Fakfak. Samaun Dahlan. dan Wakil Bupati Fakfak. Donatus Nimbitkendik.

Keduanya perdana merayakan peringatan Islam Masuk Tanah Papua. 8 Agustus 2025 kemarin di Tahun pertama pemerintahan mereka, ini menjadi catatan sejarah dalam masa pemerintahan Kabupaten Fakfak kedepan.

Peringatan Islam Masuk Tanah Papua. 8 Agustus 2025 kemarin punak acaranya dipusatkan di RTH Ma`ruf Amin. Jalan Reklamasi Fakfak dihadiri ribuan orang dari berbagai pemeluk Agama. Partisipasi untuk menyukseskan momentum bersejarah ini tidak saja oleh Umat muslim melainkan partisipasi nyata juga oleh umat kristiani di Kabupaten Fakfak

Ini merupakan salah satu contoh bentuk wujud impelemnatis Budaya “Satu Tungku Tiga Batu”. Dimana sebagai tradisi keberagaman di Kabupaten Fakfak bahwa jika ada hajat Umat muslim pasti ada keterlibatan umat kristiani. Begitu juga sebaliknya.

Sebab di Kabupaten fakfak terkenal dengan agama keluarga yaitu didalam satu keluarga atau marga terdapat keyakinan agama yang berbeda namun mereka selalu hidup berdampingan satu sama lainya. Disamping itu keluarga di fakfak sangat menunjung tinggi perbedaan antar umat beragama.

Mewakili suara lintas agama dalam peringatan 665 tahun masuknya Islam di Tanah Papua yang dipusatkan di Fakfak, Jumat (8/8/2025) kemarin.

Wakil Bupati Fakfak, Donatus Nimbitkendik menekankan momen bersejarah tersebut bukan hanya milik umat Islam, tetapi juga menjadi tonggak persatuan seluruh umat beragama di Tanah Papua.

Donatus menyatakan walaupun masih banyak keterbatasan dari sisi transportasi hingga fasilitas, semangat untuk menyukseskan peringatan tahun pertama ini membuktikan bahwa kerja sama dan niat baik antarumat beragama bisa mewujudkan hal besar.

“Kita harus sukses, dan hari ini (kemarin-red) itu terjadi. Ini kerja keras semua pihak,” ucapnya.

Ia pun menyampaikan apresiasi kepada para mantan Bupati dan Wakil Bupati Fakfak yang hadir dalam peringatan tersebut.

Baginya, kehadiran para pemimpin terdahulu menunjukkan bahwa semangat membangun Fakfak secara spiritual dan sosial merupakan warisan lintas generasi yang perlu dirawat bersama.

Dalam kapasitasnya mewakili umat lintas agama, Donatus mengingatkan bahwa Tanah Papua telah lama menjadi rumah bagi berbagai agama yang masuk dan berkembang secara damai.

Ia menyebutkan bahwa umat Kristen merayakan Hari Pekabaran Injil, Katolik sudah memperingati masuknya ke Fakfak pada 2023, dan kini giliran umat Islam yang berhak merayakan masuknya Islam melalui dakwah Syekh Abdul Ghafar.

“Maka dari itu, ini adalah momen sejarah yang adil bagi semua. Kita harus bersyukur, sebab sejarah keagamaan kita lengkap. Dan semua agama besar telah memberi warna dalam kehidupan masyarakat Fakfak yang rukun,” tegas Donatus

Ia juga mengingatkan umat beragama harus terus hidup berdampingan dan menyelesaikan persoalan secara damai.

“Jangan hal-hal kecil diangkat jadi besar. Kalau bisa diselesaikan di tingkat kampung, raja, atau tokoh adat, mari kita selesaikan dengan bijak,” ujarnya.

Donatus menegaskan peringatan islam Masuk Tanah Papua bukan sekadar seremoni, tetapi juga ajakan untuk menguatkan komitmen bersama dalam mendukung pembangunan daerah di bawah kepemimpinan Bupati Samaun Dahlan. Ia menyebut bahwa kebersamaan umat beragama adalah modal sosial utama dalam mewujudkan Fakfak yang maju dan damai.

Ia pun mengakui bahwa sebagai tahun pertama, perayaan ini masih memiliki kekurangan. Namun ia optimistis bahwa ke depan, peringatan ini akan terus disempurnakan dan menjadi bagian dari kalender budaya-religius Papua Barat.

“Masih banyak budaya kita yang sakral dan belum dibuka. Pelan-pelan kita akan tata bersama,” pintanya.

Mengakhiri sambutannya, Donatus mengucapkan selamat kepada umat Islam atas peringatan hari besar ini, dan berharap gema sejarah masuknya Islam di Tanah Papua dapat terdengar hingga Nusantara dan dunia.

“Semoga peringatan ini membawa pesan damai, pesan sejarah, dan pesan persatuan umat beragama dari Fakfak untuk Indonesia dan dunia,” tutupnya,

Sebelumnya, Tim Perumus Seminar Nasional Sejarah Masuknya Agama Islam di Tanah Papua belum lama ini bersepakat dan menandatangani berita acara penetapan waktu, tempat, dan tokoh yang membawa agama Islam ke tanah Papua,

Penandatangan itu berlangsung di Fakfak, Sabtu, 11 Januari 2025 lalu. Dalam penetapan itu disebutkan, agama Islam masuk ke Tanah Papua pada Selasa, 8 Agustus 1360 Masehi atau bertepatan dengan 24 Ramadhan 761 Hijriyah yang dibawa oleh seorang mubaligh dari Aceh bernama Abdul Ghaffar ke kampung Gar atau Furuwagi, Kabupaten Fakfak.

Selain menetapkan tanggal dan tempat masuknya agama Islam di tanah Papua, Tim Perumus juga mengeluarkan sejumlah rekomendasi sebagai tindak lanjut dari hasil seminar tersebut yaitu, mendorong pemerintah Fakfak agar kampung Gar dapat dijadikan sebagai destinasi wisata religi.

Kemudian, mendorong pemerintah Papua Barat untuk megajukan kepada pemerintah pusat untuk menetapakan 8 Agustus sebagai hari libur fakultatif untuk seluruh tanah Papua.

Rekomendasi selanjutnya, mendorong lembaga pendidikan Islam untuk memasukkan sejarah kedatangan Islam di tanah Papua sebagai bagian dari kurikulum dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang sejarah Islam di Papua yang dimulai pada 8 Agustus 1360.

Selanjutnya, merekomendasikan kepada umat Islam untuk memperingati tanggal 8 Agustus sebagai hari masuknya agama Islam di tanah Papua, melalui kegiatan antara lain pemeliharaan situs sejarah dan kemudian, mengusulkan pembangunan infrastruktur yang mendukung pelestarian situs sejarah Islam baik di tingkat provinsi maupun kabupaten kota.

Sekretaris Tim Perumus KH. Fadzlan Garamatan menjelaskan, agama Islam lebih awal tiba di tanah Papua dibanding bangsa kolonial seperti Spanyol, Portugis, Jerman, Belanda, dan Jepang.

Menurut Ustaz Fadzlan, agama Islam masuk melalui jalur perdagangan dan dakwah oleh mubaligh langsung dari Arab, Persia, China dan melalui wilayah Nusantara seperti dari Aceh, Jawa, Makassar, Maluku (Seram), Maluku Utara (Ternate, Tidore, Bacan) ke pantai selatan dan barat Papua.

Disebutkan, dari hasil penelitian berbagai sumber primer dan sekunder, bukti peninggalan fisik artefak atau kuburan, masjid, dan mushaf Al-Qur’an, dan alat ibadah, serta tradisi masyarakat pantai selatan Papua menunjukkan bahwa Islam sudah ada sejak 8 Agustus 1360 yang dibawa oleh mubaligh Abdul Ghaffar di kampung Fatagar Lama, Fakfak, yang kemudian menyebar ke wilayah lainnya di tanah Papua.

“Bahwa agama Islam telah terinternalisasi dalam sistem kerajaan atau petuanan yaitu kerajaan Islam di Fakfak seperti Kerajaan Fatagar, Rumbati, Atiati. Dan di Kaimana ada Raja Namatota, Komisi, Pattipi, Sekar, Wituar, dan Arguni. Sedangkan di Raja Ampat ada Kerajaan Waigeo, Salawati, Misool, dan Kerajaan Batanta di kawasan selatan dan barat Papua sehingga bisa diterima oleh masyarakat setempat,” jelasnya.

Disebutkan, selama 664 tahun atau enam abad keberadaan agama Islam di Papua telah melahirkan generasi yang menjaga nilai agama Islam yang rahmatan lil alamiin dan konsep satu tungku tiga batu dan agama keluarga serta menerima dan memfasilitasi penyebaran agama samawi yang lain yakni Kristen dan Katolik.

Seminar tentang masuknya Islam di Tanah Papua di Gedung Wintder Tuare, Fakfak pada Sabtu, 11 Januari 2025, dibuka oleh Pj Gubernur Papua Barat, H. Ali Baham Temongmere, dan Pj Gubernur Papua Barat Daya, Muhammad Musaad.

(ret)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!