Fakfak – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia yakin target investasi Rp 900 triliun pada tahun ini bisa terealisasi.
“Saya harus katakan, bahwa ini bukan pekerjaan gampang bagi kami di Kementerian Investasi. Ini pekerjaan yang butuh kerja keras, tapi saya meyakinkan, insya Allah, target kami akan tercapai,” ujar Bahlil pada konferensi pers, Rabu, 27 Oktober 2021 kemarin.
Namun, Bahlil mengatakan keyakinannya tersebut turut didasari oleh perhitungan dan pemetaan terhadap beberapa investasi yang sudah direalisasi maupun yang akan masuk pada kuartal IV 2021.
Pada kuartal III 2021, BKPM mencatat realisasi investasi mencapai Rp 216,7 triliun. Nilai investasi ini tumbuh sebesar 3,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari kuartal III 2020 sebesar Rp 209 triliun.
“Menggaet investasi indonesia itu saya selalu menganalogikan seperti Juventus, bertahan dan menyerang, jadi kalau pada saat penyerangan (Gaet investasi luar) tidak bisa karena pandemi covid maka kita hajar (bantu push) investasi dalam negeri, tetapi begitu covid sudah redah maka kita mainkan lagi investasi luar negeri”, Urai Bahlil.
Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang triwulan III-2021 mencapai Rp. 216,7 triliun di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat melonjaknya kasus Covid-19.
Meski tercatat tumbuh 3,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy), namun capaian tersebut tercatat melambat 2,8 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (quarter-to-quarter/q-t-q).
“(Penurunan) lebih disebabkan karena memang selama tiga bulan ini kami bisa bekerja maksimal hanya 1,5 bulan. (Sisa) 1,5 bulannya kita tahu pandemi Covid-19 tapi kita tetap kerja terus, kita kawal perusahaan end-to-end, dan kita turunkan tim ke lapangan,” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam paparan kinerja triwulan III-2021 secara daring di Jakarta, Rabu (27/10) kemarin.
Di sisi lain, Bahlil mengatakan tumbuhnya capaian realisasi investasi secara yoy mencerminkan bahwa kemungkinan pengusaha/investor kini telah beradaptasi dengan kondisi pandemi dan tetap percaya diri merealisasikan investasinya.
Secara rinci, total realisasi investasi itu berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang mencapai Rp113,5 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp103,2 triliun.
Bahlil menjelaskan, realisasi PMA sepanjang Juli-September turun secara q-t-q sebesar 11,6 persen, sementara secara yoy turun 2,7 persen.
“Memang PMA kita, pada saat PPKM, banyak tenaga ahli tidak bisa masuk karena protokol Covid dan arus barang masuk dari luar negeri juga sedikit terhambat karena pandemi,” katanya.
Kendati realisasi PMA turun, di sisi lain, PMDN naik 6,8 persen secara q-t-q dan tumbuh 10,3 persen secara yoy. (ret)