Dalam feodalisme, figur adalah segalanya. Dalam demokrasi, gagasan adalah segalanya. Mungkin salahnya lembaga survey juga, terlalu cepat survey kandidat. Gagasannya gak nampak. Memang partai-partai pada galau..agendanya bikin kacau…milih pemimpin kayak arisan…minim gagasan…mondar mandir di luar gelanggang, aturan gak kunjung ditegaskan…apalagi ditegakkan..akhirnya pada saling nyalahkan.. rakyat hanya ketiban keributan. #fahrihamzah #geloraindonesia
Fakfak – Kritikan pedas Mantan Anggota DPR RI. Fahri Hamzah ditengah banyak ide dan idealisme serta gagasan Wakil Rakyat hilang lantaran sesuatu hal. Ia mengatakan banyak Angota Dewan yang kerjanya hanya menjadi penyalur Bansos yang semestinya menjadit ugas Kepala Dinas.
Mantan Wakil Ketua DPR RI. Fahri Hamzah sampaikan hal tersebut saat berada di ruang diskusi Akbar Faizal Uncensored. Hamzah mengkritisi kerja-kerja Anggota DPRD yang keseharianya hanya menyalurkan Bansos tapi tidak memiliki gagasan bagaimana membangun inovasi dan nihil perjuanganya untuk rakyat.
Fahri bahkan kritik kinerja Anggota Dewan yang kerjanya hanya sebarkan bansos merupakan salah satu bentuk meracuni rakyat dengan hal tersebut, disisi lain mereka tidak pernah perjuangkan aspitrasi rakyat tetapi rakyat disumpal dengan bansos-bansos yang datang.
“Bayangkan. kita memilih wakil rakyat cuma hanya untuk mengantar bansos. dan ada banyak Anggota DPR Pusat yang ngga pernah ngomong di senayan datang ke Daerah dengan ngerjain bawa bansos.
Dan bansosnya semakin ngerih semakin gede. Kita tanya. Uangnya ini dari mana.? Dari CSR BUMN dari dana Kementerian-Kementerian, Oh pantas saja dia ngga ngomog disana.”, Kritik Fahri dalam sebuah diskusi tersebut didampingi Akbar Faizal.
Politisi Partai Gelora itu heran melihat cara pandangan dan kinerja Wakil Rakyat yang ada di Pusat sampai ke Daerah yang minim gagasan dan inovasi politik dimana harus memperjuangkan rakyat malah menjadi tukang ngantar Bansos dan minim perjuangkan aspirasi rakyat ketika berada diruang sidang DPRD
“Tidak semua partai politik berdiri karean ide dan idealisme, ada partai politik berdiri karena melayani Bosnya, sehingga akan ketahuan partai politik mana yang sebenarnya berdiri bukan untuk satu idealisme, sebab tidak semua partai politik berdiri karena ide dan idealisme”, Ujar Fahri hamzah. (ret)