Laporan : Rustam Rettob/Wartawan.
Fakfak – Anggota Komisi – I DPR RI. Yan Permenas Mandenas / Fraksi Partai Gerindra ditemui mataradarindonesia.com, di Bandara Torea Fakfak-Papua Barat, rabu, (16/2) pagi hendak tinggalkan ruang tunggu menuju Pesawat untuk lakukan perjalanan balik jakarta transit Sorong. dia mengatakan merencanakan akan segera turun ke Timika untuk berkoordinasi dengan Pangdam Cenderawasih Papua an Kapolda Papua dalam rangka upaya pembebasan penaynderaan Pilot Susy Air oleh Kelompok OPM beberapa saat lalu.
Yan sampaikan bahwa, selain Pangdam dan Kapolda Papua, yang sudah berkantor di Timika akibat karena kasus penyanderaan Piloit Susy Air tersebut adalah, kabinda dan beberapa pejabat terkait yang kini terus berupaya untuk melakukan pencairan dan upaya pembebasan penyanderaan terahdap pria asal New Zealand tersebut, Politisi Gerindra ini masih berharap pihak KKB Kelompok Egianus Kogoya bisa bebaskan pilot Susy air tersebut dengan tidak mengiming-iming sesuatu yang tidak wajar dari Bangsa Indonesia.
“Saya nanti setelah dari Jakarta nanti saya akan turun ke Timika karena disana ada Pak Pangdam, Pak Kapolda Papua, Pak Danrem, ada juga Pak Kabinda, sementara ini mengkonsolidasikan terus untuk melakukan pendekatan dan bernegosiasi dengan kelompok Egianus Kogoya untuk melepaskan sandera itu, tentunya kita lebih kedepanpakn keselamatan dan kendusif serta persuasif sehingga tidak terjadi gesekan antara aparat keamanan kita dengan kelompok KKB Pimpinan Egianus Kogoya di Nduga”, Ujar Yan Mandenas sambil langkahkn kakinya menuju pesawat di Bandara Torea Fakfak.
Mahfud MD meminta kepada semua pihak, terutama TNI-Polri yang kini terus berkoodinasi untuk menyelamatkan Pilot Susy Air yang sandera Kelompok KKB Pimpinan Egianus Kogoya agar kedepankan keselamatan, menurutnya semua pihak yang berupaya saat ini prioritaskan keselamatan Philip yang kini disnadera, jangan akibat upaya tersebut membuat Philip sulit untuk dilepaskan oleh KKB yang kini terus berulah.
Mahfud menekankan bahwa pemerintah siap berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan penyelamatan terhadap pilot Susi Air. Adapun pemerintah akan mengedepankan pendekatan yang persuasif. “Karena yang diutamakan adalah keselamatan sandera,”ujar Mahfud di Jakarta, Selasa (14/2). Dikutip dari akun youtube Kemenkopolhukam RI.
Pemerintah dikatakannya juga terus melakukan komunikasi dengan otoritas Selandia Baru untuk memantau dan mengakselerasi upaya pembebasan Philips Mark Merthens. Menurut Mahfud, penyanderaan warga sipil, dengan alasan apapun, tidak dapat diterima. “Oleh sebab itu, upaya persuasif menjadi pedoman utama demi keselamatan sandera. Namun, pemerintah tidak menutup upaya lain,” pungkasnya.