Jakarta – Perebutan Kursi DPR RI diinternal Partai Golkar Dapil Papua Barat Pemilu 2024 kini semakin memanas pasca pencoblosan 14 Februari 2024 kemarin, berbeda dengan target Kursi lainya diluar Partai Golkar, 3 Calon Anggota DPR RI Dapil Papua Barat dari Partai Golkar ini terbilang cukup mentereng, mereka adalah, Roma Megawanty, Alfons Manibuy, dan Mohammad Uswanas,
Mocha adalah Mantan Bupati Fakfak 2 periode, Alfons Manibuy juga merupakan Mantan Bupati Kabupaten Bintuni juga 2 Periode, sementara Roma Megawanty yang boyong nomor urut 1 ini adalah istri salah seorang sang Jenderal (Mantan Kapolda Papua Barat). Paulus Waterpauw. Ketiganya kini sedang mengejar target perolehan suara DPR RI pada Pemilu 2024 dari Daerah Pemilihan Papua Barat.
Terbaru, 26 Februari 2024 kemarin, beredar foto dan vidio dibeberapa Watshapp Grup terekam secara jelas sekelompok orang yang menamakan diri Forum Pengawal Pemilu 2024 melakukan aksi protes didepan Kantor Bawaslu RI tujuanya menuntut Bawaslu Adili Pak Bahlil Lahadalia dan Pak Mohammad Uswanas, aksi ini dinilai oleh masyarakat adalah salah sasaran, pendemo mungkin kurang piknik.
Sekelompok orang tersebut yang menamakan diri sebagai Forum Pengawal pemilu 2024 ini membawah sejumlah spanduk bertuliskan narasi protes terhadap hilangnya suara Calon Anggota DPR RI dari Partai Golkar Dapil Papua Barat yaitu Alfons Manibuy di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak – Papua Barat beberapa waktu lalu saat Pleno Terbuka Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara Pemilu 2024.
Narasi yang dibangun Forum Pengawal pemilu 2024 adalah seakan-akan suara Alfons Manibuy (Mantan Bupati Bintuni 2 periode) tersebut yang hilang di Distrik Kokas Kabupaten Fakfak – Papua Barat terkesan disabotase oleh Caleg DPR RI Nomor 3 yaitu Mohammad Uswanas, padahal jika protes itu dilakukan maka silahkan pihak terkait mendesak Bawaslu secara berjenjang untuk menindak lanjuti laporan yang sudah diadukan ke Bawaslu Kabupaten Fakfak.
Anehnya, mereka melakukan orasi di depan Kantor Bawaslu RI. dan meminta Bawalsu adili Menteri Investasi. Bahlil Lahdalia dan Mantan Bupati Fakfak. Mohammad Uswanas, tuduhan mereka ini cukup serius karena mereka menyampaikan diduga Pak Bahlil mengintervensi KPU Papua Barat dan KPU Kabupaten Fakfak sangkaan ini digulrikan terkesan Bahlil dan Mocha atur Pemilu 2024 di Papua Barat dan Fakfak
Mengenai suara yang diduga hilang di Distrik Kokas saat pelno Tingkat Distrik sebagaimana dugaan kecurangan itu disampaikan Tim Alfons Manibuy di Fakfak. Bram Rahakbauw telah melaporkan ke Kantor Bawalsu Kabupaten Fakfak belum lama ini dan sejatinya laporan tersebut sudah menjadi tugas pokok dan fungsinya Bawaslu Kabupaten Fakfak untuk memproses dan mengusut benang kusut menjadi terang benderang.
Sedangkan kelompok yang melakukan aksi demo didepan Kantor Bawaslu RI dan meminta Bawaslu adili Bahlil dan Mohammad Uswanas adalah keliru, hal aneh adalah kecuali kedua tokoh itu terlibat secara aktif atau sebagai bagian dari penyelenggara Pemilu di Kabupaten Fakfak-Papua Barat.
Rizal salah satu pemerhati demokrasi yang juga anggota masyarakat menilai aksi protes menuntut Bawaslu adili Bahlil dan Mohammad Uswanas adalah salah sasaran atau salah alamat karena kedunya bukan penyelenggara, bukan juga tim sukses salah satu Caleg tertentu, kejadian di Papua Barat dan Kabupaten Fakfak tidak melibatkan Bahlil Lahadalia yang ada di Jakarta. “Apa hubungan dengan Bahlil”, Tanya Rizal.
Rizal menjelaskan bahwa ranah dugaan kecurangan Pemilu 2024 termasuk kejadian di Kokas – Kabupaten Fakfak yang dimaksudkan pihak pendemo untuk membela Alfons Manibuy kini sedang ditangani Bawaslu Kabupaten Fakfak hingga bergulir di Gakkumdu Kabupaten Fakfak – Papua Barat, tentunya salah sasaran kemudian pendemo minta Bawaslu adili Bahlil dengan Mocha.
“Ini keliru dan sesuatu yang sangat aneh, lucu, masalah apa dan hubunganya apa sehingga Forum Pengawal Pemilu 2024 minta Bawaslu adili beliau berdua, memangnya beliau dua orang itu penyelenggara tingkat bawah, kan tidak, Semua tahapan pemilu adalah urusan penyelengara pemilu,
Bukan tahapan pemilu dilaksanakan juga oleh mereka yang Caleg, apalagi sekelas Menteri Invetasi ada tujuan apa mau mengintervensi penyelenggara, oleh sebab itu pendemo itu salah sasaran dan mungkin butuh aqua biar mereka fokus ataukah kurang piknik”. Jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Alfons Manibuy. Bram Rahakbauw ditemui media ini di Kantor Bawaslu Kabupaten Fakfak belum lama ini mengakui adanya kecurangan suara Alfons Manibuy di Pleno Distrik Kokas.
Bram ketika itu mengakui juga bahwa dia tidak mengetahui proses pleno di PPD Distrik Kokas karena tidak ada dilokasi pleno, Bram juga tidak mengetahui berita acara pleno tersebut ditanda tangani atau tidak oleh para saksi termasuk saksi Golkar.
Namun bukti yang dilaporkan Bram dan beberapa anggota Tim Alfon Manibuy ke Bawaslu Kabupaten Fakfak belum lama ini adalah form C 1 plano. Ditanya ketua tim sukses, apakah berada di arena pleno tersebut, dirinya mengaku. Tidak berada ditempat. Bahkan tidak mengetahui hasil C1 plano tersebut ditanda tangani atau tidak.
“Kami tidak tau, kami tidak berada dilokasi pleno Distrik Kokas dan kami tidak tau apakah berita acara hasil pleno tersebut ditanda tangani para saksi atau tidak tapi yang jelas hasil C1 plano suara Pak Alfon berkurang dari 116 menjadi 10. Pertanyaanya, 99 suara kemana.?”, Ujarnya. (ret)