-2.1 C
New York
Kamis, Januari 16, 2025

Buy now

Bahlil: Yang Tidak Setuju Bangun Pipa Gas, Menteri yang Tak Setuju Kedaulatan Energi

Jakarta – Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengaku bahwa dirinya sempat mendesak Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memperjuangkan anggaran untuk pengadaan pipa gas di Indonesia. Pada akhirnya, Sri Mulyani menyetujui anggaran itu.

“Alhamdulillah kemarin kita sudah berjuang kepada Menteri Keuangan yang berhitungnya minta ampun,” kata Bahlil dalam paparannya di acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Legislator Nasional Fraksi Partai Golkar, Jakarta, Rabu (11/12/2024) dikutip melalui chaenyal youtube DPP Partai Golkar.

Bahlil mengaku sempat mendesak Sri Mulyani dengan sindiran, Dia menyindir bahwa menteri yang tak mendukung pipa gas, tidak setuju kedaulatan energi di Indonesia.

“Saya katakan kepada Ibu Menteri. Hari ini Menteri siapa yang tidak setuju untuk membangun pipa tentang gas maka dia adalah menteri yang tidak setuju untuk kedaulatan energi. Begitu aja kita buat,” ungkap Bahlil.

Setelahnya, menurut Bahlil, Sri Mulyani pun menyetujui anggaran Kementerian ESDM untuk pengadaan pipa gas.

Ketum Partai Golkar ini menjelaskan, pipa gas tersebut dibutuhkan untuk proyek jaringan gas di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera.

“Dan Alhamdulillah kemarin dia sudah setuju untuk menyetujui anggaran ESDM untuk kita bangun pipa lingkar Jawa dan Sumatera agar 2027 jaringan gas kita bisa jalan dengan pipa yang dibangun oleh negara,” ucapnya.

Sebab, Bahlil menilai industri gas diperlukan agar meningkatkan ekonomi serta dapat mengurangi impor gas.

Kementerian ESDM ingin membangun jaringan gas lantaran sumber alam gas di Jawa Timur surplus namun tidak ada pipa yang bisa membawa gas ke daerah lain.

“Kita menyetop mengurangi impor elpiji Dengan membangun industri elpiji dalam negeri dan kita membuat jaringan gas, jargas, di Jawa Timur, Jawa Tengah Jawa Barat, DIY, Banten, dan sebagian Sumatera akan menjadi proyek percontohan untuk kita membangun jaringan gas,” ucapnya

Ia pun mengaku sangat heran saat mengetahui Indonesia mengimpor bahan bakar minyak (BBM) dari negara Singapura.

Bahlil juga mengaku bingung hingga geleng-geleng kepala karena jumlah BBM yang diimpor dari Singapura mencapai 60 persen.

“Impor kita BBM itu kita ambil 60 persen dari Singapura. Saya sampai bingung geleng-geleng kepala,” ujar Bahlil

Bahlil menilai hal itu mengherankan karena Singapura bukan negara penghasil minyak, tetapi bisa mengekspor BBM ke negara produsen minyak seperti Indonesia.

“Singapura enggak punya minyak, ya, tapi dia bisa impor ke Republik Indonesia 60 persen. Ini saya enggak ngerti teorinya dari mana,” ucap Menteri ESDM itu.

“Ini bicara geopolitik, jadi negara kita ini kalau mau perang, ya, saya mau sampaikan, kita punya kapasitas cadangan minyak kita, storage kita hanya kemampuannya 21 hari,” kata dia.

Bahlil menyebutkan, apabila terjadi perang, niscaya Indonesia tak bisa bertahan lama meski pihak lawan tidak menyerang dengan rudal.

“Cukup saja ditahan di tengah laut, minyak enggak boleh masuk, dan kita wa yamna’uunal ma’uun semua di masing-masing daerah,” ucap dia.

Bahlil berharap, Indonesia dapat membangun tempat penyimpanan (storage) dengan kapasitas besar di satu pulau yang dekat dengan Singapura.

“Ke depan kita akan bangun storage di satu pulau yang berdekatan dengan Singapura, kemampuan storagenya kurang lebih sekitar 30-40 hari semua minyak boleh masuk di situ,” kata Bahlil.

“Nanti Pertamina beli dari situ dengan harga ekonomis global agar kita menjadi kedaulatan energi kita,” ujar Menteri ESDM itu.

Selain BBM dari Singapura, Bahlil juga mengungkapkan bahwa Indonesia masih mengimpor elpiji dari Amerika Serikat serta negara di Timur Tengah.

“Impor kita elpiji ini 60 persen dari Amerika (Serikat). Selebihnya negara Middle East,” kata dia. Bahlil lantas mengajak semua kader Golkar untuk mengubah situasi ini.

Dalam kesempatan yang sama, Bahlil mengatakan konsumsi gas elpiji di Indonesia saat ini mencapai 8 juta ton, sedangkan produksi gas elpiji dalam negeri hanya 1,6 juta ton per tahun.

Ia menyebutkan, Indonesia kerap mengimpor gas elpiji sebanyak 60 persen dari Amerika Serikat dan negara di wilayah Timur Tengah, Bukan hanya gas elpiji, Indonesia juga banyak mengimpor BBM dari luar negeri.

“Sementara impor kita BBM itu kita ambil 60 persen dari Singapura. Saya sampai bingung geleng-geleng kepala,” kata Bahlil.

“Singapura enggak punya minyak, ya, tapi dia bisa impor ke Republik Indonesia 60 persen. Ini saya enggak ngerti teorinya dari mana,” ujar dia

Bahlil pun menegaskan komitmen Partai Golkar untuk mendukung serta mendorong program pemerintah terkait swasembada.

“Bapak ibu, saya apakah kita siap menerimanya atau kita siap mengubah?” tanya Bahlil.

“Kalau begitu, saya ingin menyatakan hari ini Partai Golkar akan menjadi garda terdepan untuk menuju kepada swasembada,” ujar dia. Tutup

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!