Jakarta – Ini kisah yang paling konyol sepanjang sejarah, sebuah proyek yang digadang-gadang menjadi legacy paling top dari Gubernur DKI Jakarta yang lalu, Anies Baswedan, kini harus direnovasi. Padahal, proyek bernama Jakarta International Stadium, disingkat JIS itu baru diresmikan pada 24 Juli 2022, belum genap setahun. Namanya boleh keren, namun tak ada satupun perhelatan sepak bola bergengsi yang dilakukan disana.
Pernyataan itu dismapikan akun tweeter GP24P bernama @KakekHalal, dalam laman tweeternya ia mengungkapkan bahwa, Jangankan pertandingan bertaraf internasional macam PSSI versus Argentina baru-baru ini, duel klub domestik pun belum pernah dilakukan di tempat ini.
Paling banter kata dia, stadion ini pernah digunakan untuk pertunjukan konser musik. Bayangkan, stadion olahraga senilai Rp5 trilun, baru bisa dipakai untuk konser musik. Itu pun penonton banyak yang kecewa karena kesulitan saat pulang.
Ya terang saja jika hasil inspeksi tim Infrastructure Safety dan Security PSSI, disebutkan bahwa JIS belum memenuhi kelayakan 100% infrastruktur (area drop off tim, sirkulasi aktivitas terkait pertandingan di outer perimeter menumpuk di barat utara).
Alhasil, setahun belakangan ini JIS hanyalah sebuah bangunan megah yang mentereng dan menjadi hiasan saat malam tiba bagi pelintas tol Tanjung Priok – Bandara/Grogol. Tak pernah ia menjadi pilihan untuk sejumlah pertandingan bergengsinya PSSI.
Jangankan menjadi pilihan, disebutkan pun tidak. Stadion Bandung Lautan Api di Bandung, atau Wibawa Mukti dan Candrabhaga di Bekasi dan Pakansari di Cibinong Bogor yang menjadi pilihan selain Stadion Utama Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta.
Nah, pekan-pekan ini beredar luas kabar bahwa Indonesia terpilih oleh FIFA menjadi tuan rumah World Cup U-17 yang akan diadakan pada November 2023. Indonesia pun harus menyediakan puluhan stadion untuk ajang tersebut. Jika pejabat yang membangun JIS ini becus dan kompeten mulai dari perencanaan hingga eksekusi, tentulah Jakarta punya dua venue untuk ajang ini.
Beruntung, Presiden Joko Widodo akhirnya turun tangan memerintahkan renovasi atau perbaikan megaproyek yang gagal itu agar dapat dipergunakan sesuai peruntukannya. Tentu, Jokowi yang sangat infrastructure minded itu tidak mau jika fasilitas olahraga ‘semahal’ itu setahun ini mubasir dan dibiarkan saja mubasir. Padahal Indonesia sedang berada pada titik motivasi mengukir prestasi sepak bola yang tinggi.
Mendapat perintah presiden, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono pun mengatakan siap merenovasi JIS. Menurut dia, akses dan parkir menjadi masalah utama yang perlu diperhatikan dalam renovasi JIS. Namun sebelumnya, ia akan berkoodinasi dulu dengan Ketua Umum PSSI, Erick Tohir.
Tidak diketahu, berapa banyak biaya lagi yang harus dikeluarkan pemerintah pusat untuk perbaikan proyek yang dikerjakan oleh Anies Baswedan kala masih menjabat DKI 1, dan yang dibangga-banggakan oleh para pendukungnya secara membabibuta.
Bukan soal besar atau kecilnya anggaran renovasi JIS yang akan dikeluarkan pemerintah pusat. Namun, pada kasus inilah fakta yang paling nyata terlihat bahwa seorang Anies Baswedan bahkan tidak becus dalam perencanaan hingga eksekusi. Pengawasan pun lemah.
Untuk urusan proyek yang nilainya Rp5 triliun saja dia tidak becus, apalagi urusan perumahan dan permukiman warga? Itu saja tidak beres, bagaimana mau jadi Presiden RI. katanya. (Copy/ret)