Fakfak – Pada kesempatan ini, saya ucapkan selamat kepada para mahasiswa baru di politeknik negeri fakfak tahun 2023.
Saya berharap kegiatan ini dapat memberikan pembekalan yang baik bagi seluruh mahasiswa baru politeknik negeri fakfak yang akan memulai studinya,
Antara lain, pengenalan kehidupan kampus dan pembelajaran yang mandiri dan produktif sebagai inspirasi dan motivasi dalam studinya.
Begitu kata pengantar Pj. Gubernur Papua Barat. Paulus Waterpauw saat memberikan Kuliah Umum di Kampus Politeknik Negeri Fakfak, Senin, (4/9) kemarin.
“Anda datang dari seluruh penjuru nusantara berniat hanya satu, mengejar cita-cita menjadi manusia terbaik yang mendarmabaktikan eksistensi hidupnya untuk kemajuan bangsanya, kemajuan keluarganya, kemajuan dirinya melalui takdir sebagai mahasiswa di satu-satunya politeknik di Papua Barat.”, Harap PW ketika itu,
Momentum itu. Kaka Besar menguraikan kondisi Papua Barat saat ini bahwa berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menduduki peringkat ke-2 terendah setelah Provinsi Papua,
Menurutnya nilai IPM Papua Barat tahun 2022 adalah 65,89%. sedangkan rata-rata IPM nasional tahun 2022 adalah 72,91%.
Dikataknya, saat ini juga Papua Barat sedang dihadapkan dengan beberapa persoalan diantaranya stunting dan kemiskinan ekstrim
Berdasarkan data tahun 2022 stunting di Papua Barat meningkat menjadi 30% (mengalami kenaikan sebesar 3,8%) yang sebelumnya pada tahun 2021 sebesar 26,2%.
Sedangkan target nasional berdasarkan arahan bapak Presiden adalah pada tahun 2024 angka stunting dibawah 14%., Ungkap Kaka PW. Pj. Gubernur Papua Barat.
“Untuk itu Pemerintah Provinsi Papua Barat tidak tinggal diam, melalui tim satgas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem dan percepatan penanganan stunting”, Jelasnya.
Lanjut diuraikan, pemrpov juga terus melakukan intervensi kepada anak-anak stunting di Papua Barat,
Hasilnya bulan juli 2023 ini dalam waktu hanya 3 bulan, dapat mengembalikan 524 anak dari 2.659 dengan prevalensi stunting sebesar 14,46%.
Lalu untuk kondisi kemiskinan ekstrem di Papua Barat, pada tahun 2021 hingga 2022 terjadi penurunan jumlah kemiskinan ekstrem dari 9,64% menjadi 8,35% dengan presentase penurunan 1,29%,
Sedangkan target nasional berdasarkan arahan Presiden adalah 0% pada tahun 2024, masih menjadi pekerjaan besar bagi Provinsi Papua Barat untuk mencapai target tersebut.
“Saat ini juga kita dihadapkan dengan tingginya angka putus sekolah, berdasarkan data akademisi Universitas Negeri Papua tahun 2022 sebanyak 68.988 anak usia sekolah di Provinsi Papua Barat tidak bersekolah.
Hal tersebut disebabkan oleh perselisihan kepercayaan adat masyarakat kurangnya tenaga pendidik guru (guru SD kurang sebanyan 2.313 guru), Permasalahan ekonomi akibat pernikahan dini dan
Persepsi masyarakat yang menganggap bahwa pendidikan bukanlah hal yang penting. Hal tersebut juga masih menjadi pekerjaan besar yang harus diselesaikan.
Selain itu minimnya lapangan pekerjaan juga menjadi permasalahan di Papua Barat, berdasarkan data BPS Papua Barat angka pengangguran di Provinsi Papua Barat tahun 2023 adalah 34.461 orang dari seluruh jumlah tenaga kerja sebanyak 588.792 orang.
“Pesan saya jangan pernah berhenti untuk belajar dan terus berkarya, sebab kalian adalah generasi emas papua dan calon pemimpin di negeri ini terkhususnya Provinsi Papua Barat dan terlebih khusus daerah asal kalian masing-masing.
Selamat belajar dan gali ilmu serta tekuni apa yang kalian pelajari sebagai bekal kalian dimasa yang akan datang, mari kita bersatu bergandengan tangan untuk memajukan Tanah Papua Barat yang sama-sama kita cintai ini.”, Pesanya. (rls/ret)