11.4 C
New York
Sabtu, Mei 24, 2025

Buy now

Jajaran TNI dan Ormas di Fakfak Gelar Pertemuan Sambut Hari Kembalinya Papua ke NKRI

Fakfak – Semangat kembalinya Papua ke pangkuan NKRI, khususnya dalam peringatan 1 Mei, harus menjadi semangat untuk membangun kebersamaan dan persatuan di tanah Papua. Perayaan ini juga menjadi momen untuk menghargai perjuangan para pahlawan yang telah berjuang untuk menyatukan Papua dengan Indonesia.

Peringatan HUT kembalinya Papua ke NKRI harus menjadi momen untuk menumbuhkan nilai-nilai persatuan, kepahlawanan, dan kebersamaan di antara masyarakat Papua dan seluruh Indonesia.

Semangat kembalinya Papua ke NKRI juga dapat dimaknai sebagai semangat untuk terus membangun dan menjaga keutuhan NKRI, serta untuk mencapai kesejahteraan bersama bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk Papua.

Merespons momen tersebut. Kodim 1803/Fakfak menggelar pertemuan melibatkan tokoh-tokoh penting di Kabupaten Fakfak untuk membahas berbagai kesiapan menyambut hari ulang tahun Papua kembali ke pangkuan NKRI. 1 Mei 2025 besok.

Sejarah 1 Mei 1963  di mana pada saat itu Rakyat Papua melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang di saksikan PBB, Australia, dan Utusan Belanda

Rakyat Papua memutuskan pilihannya untuk kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mana peristiwa bersejarah tersebut salah satunya terjadi di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.

Komandan Kodim 1803/Fakfak, Letkol Inf Lukman Permana Bersama dr. Maulana Patiran, Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Kabupaten Fakfak menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) untuk memperingati hari Kembalinya Papua ke Pangkuan Ibu Pertiwi Negara Republik Indonesia (NKRI) yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2025 mendatang.

Seusai Dandim 1803/Fakfak memaparkan sejarah dan menampilkan Video Sejarah pada tanggal 1 Mei 1963 di Teras Kodim 1803/Fakfak di Kabupaten Fakfak, Minggu, (27/4/2025), Kolonel Inf Irwan Budiana mengucapkan Apresiasi Kepada Dandim 1803/Fakfak dan PPM yang menginisiasi tergelarnya Rapat Koordinasi ini, dan juga Kepada Forkopimda Fakfak, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Raja Pertuanan Fakfak, Tokoh Pemuda, BEM Mahasiswa Fakfak.

Danrem 182/Jazira Onim menyampaikan Peristiwa 1 Mei 1963 Sudah Final, Papua adalah bagian dari NKRI, sejak hari itu pula awal mula pembangunan di Bumi Papua dimulai, seluruh pembangunan yang saat ini dikerjakan pemerintah harus didukung dengan baik tanpa harus mencoba menghambatnya, mari saat ini kita harus berfikir bagaimana Papua harus lebih maju, Pungkas Kolonel Inf Irwan Budiana.

Lebih lanjut Kolonel Inf Irwan Budiana mengungkapkan bangga kepada Elemen-eleman Pemerintahan dan Masyarakat Fakfak yang hari ini saya menyaksikan langsung bahwa Simbol Bhineka Tunggal Ika dapat Terimplementasi dengan baik disini,  dan semua sepakat bahwa tidak ada negara dalam negara Republik Indonesia, dan saya menyarankan agar memperingati Hari Kembalinya Papua ke Pangkuan NKRI dengan menggelar Pawai Merah Putih seperti di Video Sejarah tahun 1963 dan melibatkan Pelajar dan Anak-anak Generasi Penerus kita, ucap Danrem 182/JO.

Menindaklanjuti Saran Danrem 182/JO, Forum dalam Rakor Penyiapan Memperingati Hari Kembalinya Papua Ke NKRI pun membahas Rencana Pawai Merah Putih dan Deklarasi Cinta NKRI dengan nama “aliansi pemuda Fakfak Bersatu untuk NKRI, dimana sebelum pelaksanaan pawai pada tanggal 30 April 2025 akan dilaksanakan FGD (Forum Grup Discussion) dengan tema “Aktualisasikan nilai-nilai perjuangan pengembalian Irian Barat ke pangkuan NKRI” menghadirkan siswa/siswi sekolah, Mahasiswa dan pemuda OAP (Orang Asli Papua) untuk memberikan pemahaman sejarah yang benar sehingga generasi saat ini dapat memahami tentang sejarah perjuangan bangsa yang sesungguhnya.

Sekedar informasi, Kembalinya Papua ke pangkuan NKRI merupakan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, yaitu pada tanggal 1 Mei 1963. Peristiwa ini menandai akhir dari sengketa antara Indonesia dan Belanda mengenai status Irian Barat (sekarang Papua) yang telah lama berlangsung.

Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Irian Barat menjadi sengketa dengan Belanda yang menolak menyerahkannya ke Indonesia. Indonesia terus berupaya secara politik dan diplomatik untuk merebut kembali Irian Barat, termasuk melalui Perjanjian New York yang ditandatangani pada tahun 1962. Pada tanggal 1 Mei 1963, Irian Barat secara resmi diserahkan kepada Indonesia oleh UNTEA, dan sejak saat itu Irian Barat menjadi bagian integral dari NKRI. (rls/ret)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!