15.2 C
New York
Minggu, Juni 15, 2025

Buy now

Mereka Berkata Tentang Ali Baham Temongmere, Sekda Papua Barat

Ali Baham itu Baik dan Bertanggung JawabMohammad Uswanas : Mantan Bupati Fakfak. periode 2010-2015 dan 2016-2021

Mantan Bupati Fakfak. periode 2010-2015 dan 2016-2021 mengatakan figure seperti Sekda Papua Barat. Drs H Ali Baham Temongmere, MTP termasuk ke dalam kelompok salah satu orang yang melestarikan nilai-nilai tradisional Orang Asli Papua. terbukti mereka para lulusan AND Yoka Jayapura – Papua. umumnya mempunyai kepribadian yang baik, mereka kuliah di APDN , dididik sebagai pamong yang setiap mengabdi dan membangun masyarakat terpencil, termasuk kepulauan di tanah papua yang penuh tantangan, geografis pelayanan yang berat tapi mereka setia bekerja membangun masyarakat.

Orang kampung selalu menyapa “Anak Camat”,bukan “Bapak Camat”. Ini merupakan ungkapan hati rakyat yang tulus dan penuh kasih kepada para pamong. Menurut Bupati Uswanas, landasan moral utama seorang pamong dibentuk sejak anak-anak. Mereka dididik untuk mendengar dan menghormati orang tua, teman, guru, tokoh agama, dan siapa pun yang mereka temui. Selain itu, berkata jujur.

“Kejujuran adalah hal yang paling penting. Mereka adalah hasil didikan pola asrama yang membentuk kepribadian berintegritas. Itu terbukti dengan fakta bahwa setelah mereka selesai pendidikan lalu mendapat penugasan untuk menjadi pamong di daerah-daerah yang betul-betul terpencil, pulau-pulau dengan gelombang laut yang ganas. Mereka berjalan berhari-hari menuju tempat tugas. Jauh dari kota demi memajukan rakyatnya,”tegas Uswanas.

“Mereka tak gentar,” tambah Uswanas, karena sejak kecil nilai-nilai pertemanan, persahabatan, penghormatan, dan penghargaan kepada orang lain itu sudah tertanam di dalam keluarga, masyarakat, serta para pendidik sehingga para pamong dan para pendidik mampu menyesuaikan diri dan diterima oleh masyarakat di tempat tugasnya.

Demikian dengan Ali Baham Temongmere ketika selesai mengikuti pendidikan dan bertugas di Kecamatan Teluk Arguni seperti teman-teman lulusan APDN Yoka yang lain. Mereka pamong yang baik dan aparat yang betul-betul menjadi contoh tauladan yang baik. Pada umumnya kesan orang-orang yang terpanggil seperti itu. Pola pendidikan itulah yang menyiapkan mereka untuk mengabdi dengan tekun dan baik bagi masyarakat di kampung-kampung. Mereka itu mengikuti jejak lulusan OSIBA (Opleiding SchoolIndische Amtenaren) Yoka, antara lain: Arnold Mampioper, Esau Sesa, Izaac Hindom, A.S.Onim,Sartheis Wamafma, Yosias Rumbiak, dan masih banyak lagi.

Bupati Uswanas menegaskan, dalam tugas para pamong selalu menyatu dengan masyarakat karena belajar pendekatan antropologis atau pendekatan kultural yang digunakan. Demikian juga dengan lulusan Sekolah Guru Bawahan (SGB), SekolahPendidikan Guru (SPG), mereka mewarisi tradisi dari Sekolah ODO (Opleidingvoor Volkschool Onderwyzer) dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik di daerah terpencil atau kepulauan. Mereka melakukan tugas yang mulia penuh tanggung jawab. Mendidik para muridnya yang kemudian meraih pendidikan tinggi dan menduduki jabatan di pemerintahan, swasta, dan sebagainya. “Tentu itu menjadi kebanggaan dan kebahagiaan dari Sang Guru, Pahlawan Tanpa Jasa, tandas Uswanas.

Lulusan Sekolah Guru Tempo Dulu (SGB dan SPG) merupakan sentral kekuatan yang membentuk kepribadian cerdas, tertib, rajin, dan setia kepada tugas, termasuk para pejabat di Tanah Papua. Ali Baham Temongmere adalah Aparat Sipil Negara yang baik. Betul-betul disiplin. Dia moderat. Dia bertanggung jawab, mampu melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, dan tekun. Laporan keuangan betul-betul tertib dan bersih. Kalau menurut saya, saya katakan bahwa semua orang lulusan APDN jaman itu pantas disebut sebagai orang-orang yang paripurna. Seperti itulah,”pungkas Bupati Uswanas.

Ali Baham itu Cerdas, Sederhana, dan Patuh dengan Sifat KekeluargaanFreddy Thie-Bupati Kaimana Periode 2021-2024

Mantan Bupati Kaimana ini telah mengenal Ali Baham Temongmere sejak sebelum menjabat sebagai Penjabat Gubernur dan Sekda Papua Barat. Namun ia mengenal Ali Baham sejak lama masa dimana masih menjabat sebagai Camat di Kecamatan Teluk Arguni. Sedangkan Freddy Thie sendiri kerap datang ke Teluk Arguni untuk membantu usaha dagang ayahnya di beberapa Kecamatan, termasuk Teluk Arguni. Ayah Freddy Thie dikenal oleh masyarakat di Wilayah Kaimana sebagai pedagang berbagai kebutuhan bahan pokok.

Dia sering blusukan ke kampung-kampung untuk membeli hasil kebun masyarakat, seperti sagu, pala, jagung, dan hasil kebun lainya. Ayah freddy Thie mendirikan kios-kios di kampung-kampung, menjual sembako untuk keperluan arga sehari-hari, termasuk di Kecamatan Teluk Arguni. Kios-kios tersebut dijaga oleh orang-orang dari Seram, Usaha itu sudah dibangun sebelum Ali Baham Temongmere menjadi Camata

“Sekitar Tahun 1980-an, Ayah saya mendirikan usaha dagang di Kaimana berupa Toko distributor sembako bernama Toko Senja Kaimana”, Jelas Freddy Thie. Mantan Bupati Kaimana periode 2021-2024 dalam ceritanya termuat didalam buku Napak Tilas Ali Baham Temongmere berjudul : Cahaya Fajar dari balik Gunung Mbaham dikutip mataradarindonesia.com beberapa kali edisi pemberitaan ini.

Waktu itu sarana transportasi dan teknologi komunikasi belum secanggih jaman sekarang sehingga para pegawai distrik, guru, atau pegawai Puskesmas, juga TNI dan Polri membeli berbagai bahan keperluan pokok dengan cara kasbon di toko milik Pak Thie tersebut. Pembayaran dilakukan setelah mereka menerima gaji. Bendahara kantorakan langsung memotong uang gaji mereka sebesar hutang yang harus dibayarkan kepada toko, sisanya baru diberikan kepada para pegawai tersebut.

“Hampir semua kebutuhan operasional distrik dipasok oleh toko kami, bayarnya boleh belakangan. Kadang tanggal pembayaran bisa mundur juga karena uang gaji pegawai kadang terlambat diterima. Karena hubungan yang saling membantu seperti itulah, saya mengenal Pak Ali Baham. Sebagai camat yang baru, beliau rajin menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan kami. Jadi saya sangat mengenalnya. Waktu itu beliau datang bertugas di Teluk Arguni masih sebagai pengantin baru”, terangFreddy.

Freddy melihat Ali Baham waktu pertama kali datang menjadi Kepala Kecamatan Teluk Arguni sebagai seorang pemimpin muda yang cerdas, inovatif, dan berwawasan luas. Dia memiliki kemampuan memimpin masyarakat dengan pendekatan kekeluargaan sehingga masyarakat menyayanginya.

“Saya mengenal Pak Ali Baham, baik secara pribadi, kedinasan, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pak Ali Baham saat itu adalah seorang camat muda yang cerdas dan punya wawasan luas, walaupun menyandang jabatan sebagai camat, Ali Baham tidak merasa lebih hebat daripada masyarakat yang dipimpinnya”, Ungkapnya

Waktu itu, Lanjut ferddy Thie. kondisi kampung masih relatif tertinggal, dalam arti belum ada listrik, di sisi kiri-kanan sepanjang jalan setapak masih berupa hutan. Artinya, menjadi pemimpin di Teluk Arguni ketika itu dibutuhkan kemampuan khusus, yaitu ketrampilan bagaimana mengambil simpati masyarakat agar mereka mau mendukung setiap program pembangunan yang sudah ditetapkan.

Masa kepemimpinan Ali Baham sebagai Kepala Kecamatan Teluk Arguni berlangsung selama tiga tahun, dari 1995 hingga 1998. Kemudian dia mendapat kesempatan melanjutkan studi program pasca sarjana di Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada 1998 hingga lulus sebagai magister pada tahun 2000.

Setelah menyelesaikan studi S2-nya, Ali Baham kembali ke Fakfak dan bekerja sebagai Sekretaris Bappeda dari tahun 2000 hingga 2005. Selanjutnya naik menjadi Kepala Bappeda Kabupaten Fakfak dari tahun 2005 sampai 2010. Pada tahun 2011 sempat mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Bupati Fakfak 2010.

Suatu saat Pak Ali Baham mengadakan kunjungan ke Kaimana. Beliau bercerita saat itu pin lambang garuda yang terpasang di bajunya, berukuran kecil. Sedangkan pin garuda saya lebih dulu terpasang dengan ukuran yang lebih besar. Namun sekarang pin garuda beliau lebih besar karena posisinya kini sebagai Penjabat Gubernur (Kini Sekda Papua Barat). Beliau bilang, Cerita Freddy Thie, kini garudanya lebih terang sedikit, ujar Freddy sambil tertawa. Sebagai sesama pemimpin, Freddy Thie melihat gaya kepemimpinan Ali Baham sejak menjadi kepala kecamatan penuh dengan kesederhanaan dan merangkul orang lain.

Gaya kepemimpinan tersebut sangat cocok diterapkan di Tanah Papua di mana kehidupan masyarakatnya sangat menjunjung nilai kekeluargaan. Dengan gaya kepemimpinan seperti itu, karir Ali Baham sebagai birokrat terus merangkak naik, dimulai sebagai kepala kecamatan dalam lingkup kecil, lalu menjadi Sekretaris Bappeda, kemudian naik menjadi Kepala Bapeda, selanjutnya Sekretaris Daerah Kabupaten Fakfak, lalu menjadi Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat, dan sehari kemudian dilantik menjadi Penjabat Gubernur Provinsi Papua Barat, memimpin daerah dengan luas wilayah meliputi tujuh kabupaten.

“Pak Ali Baham suka mendengar aspirasi masyarakat sebelum mengambil kebijakan untuk masyarakat. Beliau mendengar lebih dulu untuk mendapatkan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan, artinya tidak serta merta memberi perintah tetapi mendengar masukan terlebih dahulu. Itulah yang disebut sebagai melayani dengan hati,” ungkap Freddy.

Sekalipun bersahabat dekat, Freddy Thie tetap berusaha menempatkan diri dengan baik ketika bertemu dengan Ali Baham, terutama dalam forum kedinasan. “Namun di luar kedinasan atau non-formal, ya namanya sahabat, kami biasa bersendagurau karena Pak Ali Baham pun suka bergurau, selera humornya tinggi, dia punya banyak cerita lucu yang membuat orang tertawa. Dia pandai membuat suasana menjadi cair.”

Bagi Freddy Thie, jabatan sebagai Penjabat Gubernur Papua Barat (Kini Sekda Papua Barat) merupakan anugerah dari Tuhan untuk Ali Baham. Namun ketika dia mendengar bahwa AliBaham terpilih sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat, dia sempat tidak percaya karena Ali Baham bukan berasal dari suku besar di Manokwari, Namun AliBaham lah yang akhirnya terpilih dan dipercaya oleh Penjabat Gubernur waktu itu, Paulus Waterpauw.

“Karir Pak Ali Baham yang bagus itu tentu merupakan karunia dari Tuhan. Selebihnya karena adanya dukungan dari berbagai pihak, selain karena factor kemampuan Pak Ali Baham sendiri yang membuatnya dipercaya untuk menempati posisi-posisi yang strategis. Banyak orang yang terkesan dengan kesederhanaannya dan juga kedekatannya dengan masyarakat,” tegas Freddy Thie.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!