Fakfak – Hingga berita ini diturunkan, Selasa 26 Juni 2023 kemarin. pihak penyedia kini sedang mengerjakan pekerjaan pengaspalan runway bandara siboru fakfak untuk lapisan kedua atau istilah ACWC.
Pekerjaan lapisan kedua atau ACWC ini bisa dilakukan setelah lapisan pertama ATB atau perkerasan dinyatakan layak dan memenuhi kualifikasi berdasarkan hasil uji Laboratorium.
Satu kendala yang dialami pihak penyedian atau Kontraktor adalah masih tingginya curah hujan di wilayah pekerjaan bandara tersebut, hal ini sangat berdampak terhadap target waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
Runway bandara ini diaspal dengan kualifikasi lapisan pertama atau perkerasan setebal 6 Cm, sementara lapisan kedua atau ACWC berada diketebalan 4 Cm sehingga total ketebalan pengaspalan setelah lapisan pertama dan kedua rampung adalah 10 Cm.
Saat ini lebar bandara yang disiapkan dan direncanakan akan diresmikan dalam waktu dekat oleh Presiden Joko Widodo berada di posisi 30 Meter, sedangkan untuk panjang runway tahap pertama masih 1.600 Meter.
“Lapisan pertama setebal 6 Cm sedangkan ketebalan untuk lapisan kedua sebesar 4 Cm sehingga total ketebalan setelah rampung adalah 10 Cm,
Sedangkan ukuran lebar sebesar 30 meter, panjang saat ini 1.600 meter,”. Jelas Steven dan Idham dilokasi bandara, Senin, 26 Juni 2023 siang kemarin.
Untuk pengsapalan lapisan kedua atau ACWC bandara siboru fakfak saat ini keduanya senada mengatakan untuk stok material pengasapalan bisa bertahan sampai selesainya pekerjaan dimaksud,
“Soal stok material aman dan bertahan sampai selesai pekerjaan pengaspalan namun hanya yang kita waspada dan hampir tidak bisa dhinidari adalah terjadinya curah hujan yang tingggi”, Terang Ayah Idham dan Steven kepada mataradarindonesia.com,
Bandara ini dikerjakan dengan target tahap awal landas pacu sepanjang 1.600 meter dan lebar 30 meter sehingga bisa didarati pesawat tipe boeing.
Belum lama ini, kepada mataradarindonesia.com, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Torea Agung Tri Laksana, mengatakan bahwa Bandara Torea sebagai bandara eksisting di Fakfak sudah tidak dapat dikembangkan lagi.
Hal Ini disebabkan karena lokasi bandara ini berada di atas bukit, kedua sisi ujung runway jurang dan di samping runway bukit dan jurang serta keterbatasan lahan untuk peningkatan kapasitas pelayanan pengoperasian pesawat yang lebih maksimal. dengan panjang runway 1.200 x 30 meter, membatasi pergerakan pesawat yang hanya bisa digunakan landing oleh pesawat ATR 72 dan sejenisnya.
“Kapasitas Bandara Torea masih sangat terbatas dan sering terjadi pembatalan jadwal penerbangan akibat keterbatasan runway terutama pada saat cuaca ekstrem atau hujan,” tukas Agung Tri Laksana. (ret)