Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan fakta mengejutkan: praktik korupsi ratusan triliun rupiah di Indonesia ternyata melibatkan kekuatan besar yang selama ini menikmati penyimpangan sistemik.
Tidak hanya itu, kelompok tersebut juga dituding menjadi otak di balik kerusuhan akhir Agustus 2025 lalu yang merugikan rakyat banyak.
“Masalah ini ternyata menyinggung kekuatan-kekuatan besar yang selama ini menikmati penyimpangan sistemik ini,” tegas Prabowo.
Menurutnya, unjuk rasa damai masyarakat pada 29 Agustus lalu sengaja diprovokasi hingga berujung ricuh.
Mafia politik dan kartel ekonomi mencoba mengalihkan isu serta menggagalkan langkah pemerintah dalam menindak korupsi.
Fakta-Fakta Pendukung
1. Nilai Korupsi Fantastis
Potensi kerugian negara akibat praktik korupsi terstruktur mencapai ratusan triliun rupiah setiap tahun.
2. Pola Sistemik Jaringan Mafia
Jiwasraya & Asabri: merugikan negara > Rp 40 triliun.
BLBI: kerugian negara > Rp 100 triliun, melibatkan konglomerat besar.
Mafia Migas & Tambang: praktik rente yang menguras miliaran rupiah tiap bulan.
Mafia Pangan: manipulasi impor beras, gula, hingga daging yang menekan rakyat kecil.
3. Kerusuhan Agustus 2025
Investigasi menunjukkan adanya aktor bayaran dan aliran dana mencurigakan.
Aksi damai rakyat disusupi provokator untuk dijadikan kerusuhan.
4. Instruksi Presiden
Prabowo memerintahkan TNI, Polri, KPK, dan Kejaksaan membongkar dalang kerusuhan.
Langkah tegas: pembekuan aset, audit menyeluruh, dan penangkapan aktor intelektual mafia.
Pernyataan Tegas Presiden
“Perlawanan terhadap korupsi memang berat, tapi negara tidak boleh kalah. Mafia dan kartel harus ditumpas habis!
Kita tidak akan biarkan rakyat menjadi korban permainan kotor segelintir elit rakus.”