21.4 C
New York
Rabu, Oktober 8, 2025

Buy now

Sejarah Agama di Tanah Papua, Diusulkan Libur Fakultatif dan Masukkan Kurikulum Sekolah

  1. Sebagai Hari Libur Fakultatif

Peringatan 665 tahun masuknya Islam di Tanah Papua diperingati secara khidmat dan bermakna di Kabupaten Fakfak, Jumat (8/8/2025).

Momentum ini tidak hanya menjadi ajang refleksi sejarah, tetapi juga penguatan jati diri masyarakat Papua sebagai bagian dari peradaban Islam yang damai dan menghargai keberagaman.

Bupati Fakfak, Samaun Dahlan, dalam sambutannya menegaskan berdasarkan hasil kajian dan penelitian para sejarawan dan tokoh agama,

Islam pertama kali masuk ke Tanah Papua pada 8 Agustus 1360 melalui Kampung Rumbati, Fakfak.

Islam dibawa oleh seorang mubaligh bernama Syekh Abdul Ghafar, yang melakukan dakwah dengan pendekatan damai, tanpa paksaan.

“Islam masuk ke Papua bukan dengan kekerasan, melainkan dengan peradaban. Islam menghormati adat istiadat, bahkan menguatkan nilai-nilai lokal yang sudah ada,” ujar Bupati.

Ia menambahkan, ajaran Islam yang dibawa Syekh Abdul Ghafar sejalan dengan filosofi hidup masyarakat Fakfak seperti “Satu Tungku Tiga Batu”, yang melambangkan kerukunan umat beragama.

Menurut Bupati, nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin telah menyatu dalam kehidupan masyarakat Fakfak sejak berabad-abad lalu.

Hal ini dibuktikan dengan praktik toleransi yang tinggi, di mana masyarakat lintas agama saling bahu membahu, bahkan saling memimpin dalam kegiatan pembangunan rumah ibadah, baik masjid maupun gereja.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Fakfak juga menyampaikan terima kasih kepada Ketua MUI Kabupaten Fakfak, Ketua MUI Provinsi Papua Barat, serta tokoh masyarakat yang telah menginisiasi dan mendukung kajian ilmiah sejarah Islam di Papua. Secara khusus, ia mengapresiasi tokoh lokal Alifahan sebagai motor penggerak kajian sejarah masuknya Islam ke Tanah Papua.

Melalui kajian ini, terbukti bahwa Islam telah lebih dahulu hadir di Papua daripada yang selama ini banyak diyakini.

Hal ini mengoreksi pemahaman sejarah yang sering menempatkan Papua sebagai wilayah terakhir masuknya Islam.

“Padahal, dari Kesultanan Tidore ke Fakfak hanya butuh waktu 279 tahun,” terang Bupati.

Sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah dakwah Islam di Tanah Papua, Bupati Samaun Dahlan secara resmi mengusulkan agar tanggal 8 Agustus ditetapkan sebagai hari libur daerah di Provinsi Papua Barat.

Usulan ini ditujukan langsung kepada Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, yang hadir dalam acara tersebut.

“Kami memohon kepada Pemerintah Provinsi agar 8 Agustus bisa ditetapkan sebagai hari libur daerah mulai tahun 2026.

Ini bentuk penghormatan terhadap sejarah Islam yang penuh kedamaian dan toleransi di Tanah Papua,” ujar Bupati.

Peringatan ini menjadi simbol bahwa Islam di Papua telah mengakar kuat selama lebih dari enam abad, dengan membawa pesan damai, cinta kasih, dan kebersamaan.

Nilai-nilai itu diharapkan terus hidup dan menjadi teladan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Papua dan seluruh Indonesia.

2. Masukkan ke Dalam Kurikulum Sekolah

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Barat, KH. Mulyadi Djaya, menyampaikan tiga pesan penting dalam momentum peringatan 665 Tahun Masuknya Islam di Tanah Papua.

Dalam sambutannya pada peringatan tersebut, Jumat (8/8/2025), KH. Mulyadi menegaskan MUI hadir bukan hanya sebagai pembimbing umat, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah dalam memperkuat nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan.

Pesan pertama yang disampaikan MUI adalah pentingnya memasukkan pelajaran sejarah masuknya agama-agama di Tanah Papua –baik Islam, Kristen Protestan, maupun Katolik ke dalam kurikulum pendidikan.

Menurut KH. Mulyadi, langkah ini diperlukan agar generasi muda memahami akar sejarah keagamaan yang tumbuh damai dan berdampingan di Papua.

“Kita ajarkan kepada generasi kita ke depan agar mereka paham dan mengerti bagaimana sejarah agama-agama itu di dunia, khususnya di Tanah Papua,” ujarnya.

Pesan kedua adalah ajakan agar sejarah masuknya agama-agama di Papua ditetapkan dalam bentuk peraturan daerah. Ia menyebut pentingnya payung hukum, baik dalam bentuk Perda Provinsi, Perda Kabupaten, maupun Peraturan Daerah Khusus di Tanah Papua, yang mengatur dan mengakui momentum sejarah keagamaan tersebut sebagai bagian dari warisan budaya dan spiritual daerah.

Adapun pesan ketiga yang disampaikan MUI adalah menjadikan Fakfak sebagai wilayah destinasi wisata religi dunia. KH. Mulyadi menyebut, penetapan hari masuknya Islam di Papua harus dijadikan momentum untuk mengembangkan Fakfak secara global sebagai pusat harmoni antaragama.

“Mari hasil ketetapan ini kita jadikan momentum untuk menjadikan Fakfak sebagai daerah destinasi wisata religi dunia,” tegasnya.

Mulyadi juga menegaskan Fakfak dan Papua Barat adalah satu-satunya wilayah di dunia yang menjadi tempat bersatunya tiga agama langit secara harmonis.

“Roma hanya untuk Katolik, Arab Saudi hanya untuk Islam, Jerman untuk Protestan. Tapi Tanah Papua adalah tempat semua agama langit bertemu dan hidup damai. Ini tak terjadi di negara mana pun,” jelasnya.

Ia menyebut kondisi itu sebagai berkah luar biasa dari Allah SWT yang wajib disyukuri dan dijaga. Ia berharap semangat ini bisa ditanamkan ke dalam kesadaran masyarakat Papua Barat, khususnya Fakfak, bahwa mereka hidup di tanah yang diberkahi karena pertemuan sejarah dan spiritual yang unik dan mendalam.

Mulyadi juga menegaskan MUI turut terlibat aktif dalam proses panjang penetapan hari masuknya Islam di Tanah Papua.

Proses ini, katanya, telah melalui kajian dan penelitian sejarah yang mendalam serta diskusi lintas tokoh agama, adat, dan pemerintah.

“MUI hadir bersama panitia dan para raja, termasuk Ketua Panitia, dalam merakit dan menyusun kembali sejarah masuknya Islam berdasarkan bukti-bukti yang kuat,” ucapnya.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf jika dalam penyusunan sejarah tersebut terdapat kekurangan atau kekeliruan.

Mengakhiri sambutannya, KH. Mulyadi Djaya mengajak seluruh umat Islam dan masyarakat Papua Barat untuk menjaga warisan sejarah ini dan menjadikannya pijakan mempererat persatuan.

“Semoga Allah SWT memberkahi langkah kita semua. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,” pungkasnya.

(ret/Nico)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!