Jakarta – Anggota DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15 dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, mendorong perayaan Natal 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat toleransi, solidaritas serta empati sosial, seiring meningkatnya frekuensi bencana alam dan bertambahnya jumlah warga terdampak di berbagai wilayah Indonesia. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 2.900 kejadian bencana terjadi sepanjang tahun 2025, dengan dominasi banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor. Dampaknya tidak kecil, mulai dari korban jiwa, kerusakan rumah dan infrastruktur, hingga jutaan warga yang harus mengungsi dan kehilangan mata pencaharian.
Khusus bencana banjir Sumatera, hingga tanggal 24 Desember, jumlah korban jiwa mencapai 1.129 orang. Sementara 174 orang masih dinyatakan hilang dan sebanyak 496.293 jiwa masih berada di tempat pengungsian.
“Di tengah bencana yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, Natal harus dimaknai sebagai panggilan moral untuk memperkuat rasa empati, solidaritas serta persatuan. Pesan Natal adalah pesan universal tentang kasih dan persaudaraan. Dalam situasi bencana, tidak ada perbedaan agama, suku, atau golongan. Yang ada hanyalah sesama anak bangsa yang saling menolong dan saling menguatkan,” tegas Bamsoet di Jakarta, Kamis (25/12/25).
Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 ini memaparkan, korban bencana hampir selalu berasal dari kelompok paling rentan secara ekonomi dan sosial. Banyak di antara mereka hidup di kawasan rawan bencana, memiliki rumah dengan konstruksi seadanya, serta bergantung pada sektor informal yang mudah lumpuh ketika bencana datang. Kondisi ini membuat pemulihan hidup pascabencana berjalan lambat dan penuh ketidakpastian.
“Ketika saudara-saudara kita yang terdampak bencana masih berada di pengungsian, tanpa rumah dan tanpa kepastian masa depan, di situlah nurani kebangsaan kita diuji. Seluruh anak bangsa mempunyai kewajiban moral untuk hadir, membantu, serta menguatkan saudara kita yang terdampak bencana tanpa melihat perbedaan apa pun,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia dan Wakil Ketua Umum/Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menekankan pentingnya solidaritas sosial yang berkelanjutan. Bantuan kepada korban bencana tidak boleh berhenti pada penyaluran logistik awal. Negara dan masyarakat perlu memastikan pemulihan ekonomi warga terdampak, termasuk petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil yang kehilangan mata pencaharian akibat banjir dan longsor.
“Perayaan Natal tahun ini menjadi ruang refleksi bersama bahwa perbedaan keyakinan tidak pernah menjadi penghalang untuk bersatu. Justru dalam situasi krisis, nilai toleransi dan gotong royong harus semakin diperkuat. Jika nilai-nilai ini kita pegang bersama, saya yakin Indonesia mampu melewati setiap krisis, termasuk bencana alam yang terus menguji kita,” pungkas Bamsoet.
(rls/ret)


