Ratusan jamaah Masjid Agung Baitul Makmur terjebak pulang setelah Sholat Idul Adha 1444 H/2023 M akibat karena adanya penampilan tarian samra yang dipersembahkan oleh Pemuda Tayando Langgiar di Kabupaten Fakfak – Papua Barat, foto ; rustam rettob/mataradarindonesia.com
Fakfak – Tarian samra merupakan salah satu tarian yang diminati generasi di maluku khususnya Kota Tual dan sekitarnya, belum lama ini juga generasi muda asal Banda Eli Kabupaten Maluku Tenggara tampil dengan tarian tersebut bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1444 H/2023 M.
Trendnya tarian ini hingga mereka tampil dibeberapa tempat terbuka di Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Tual bahkan terlihat goyangan nunasa khas kelisalaman ini di Jakarta dalam satu memon yang dihadiri beberapa tokoh maluku ternama di Jakarta, tarian ini sekarang mulai diminati generasi muda diberbagai daerah di indonesia, termasuk di Kabupaten Fakfak-Papua Barat
Pantauan langsung mataradarindonesia.com, bertempat di halaman masjid Agung Baitul Makmur Kabupaten Fakfak – Provinsi Papua Barat, rabu, 29 Juni 2023 pagi usai sholat Idul Adha 1444 H/2023 M, ratusan jamaah yang baru saja selesai melaksanakan sholat dikejutkan dengan tarian samra yang diprakarsasi oleh generasi muda asal Kecamatan Tayando Langgiar-Kota Tual.
Penampilan yang bercirikhas Islam ini mampu sedot perhatian publik, tidak saja jamaah yang baru saja selesai sholat Idul Adha namun warga yang memiliki tempat tinggal berdekatan dengan masjid maupun yang sudah mengetahui acara ini sempat membanjiri halaman Masjid Agung Baitul Makmur Kabupaten Fakfak.
Boleh dikatakan suasana pasca sholat Idul Adha 1444 H/2023 M kali ini sangat berbeda dengan suasana Idul Adha pada tahun sebelumnya, karena tahun sebelumnya usai Sholat Idul Adha rutinya dilanjutkan dengan prosesi penyerahan hewan qurban kepada Pengurus Masjid Agung Baitul Makmur Fakfak, namun tahun ini (2023-red) selain rangkaian acara tersebut juga disuguhi tarian samra dari generasi muda asal Kecamatan Tayando Langgiar – Kota Tual.
Penampilan tarian samra dari pemuda tayando langgiar di Taman Satu Tungku Tiga Batu. Kabupaten Fakfak – Papua Barat, foto ; rustam rettob/mataradarindonesia.com
Setelah pagi hari tampil dengan penuh percaya diri dan membuat para jamaah di masjid Agung Baitul Makmur Kabupaten Fakfak terpaksa terlambat pulang rumah karena terjebak ramainya aksi tarian samra tersebut, mereka melanjutkan tarian yang sama pada siang hari di Majid Besar Al-Munawwarah Puncak, Kabupaten Fakfak – Papua Barat.
Tidak berhenti disitu saja, penampilan khas yang sangat menarik perhatian publik ini dibawah lagi ke Taman Satu Tungku Tiga Batu, lokasi ini biasanya dipadati setiap pagi maupun sore ketika hari libur karena banyak masyarakat yang memilih suka beristirahat setelah berolahraga atau pun acara penting lainya, momen itu dimanfaatkan generasi muda Tayando Langgiar untuk menampilkan aksi mereka sehingga bisa dapat ditonton setiap orang yang berkunjung kesana.
Meskipun jumlah penonton tidak berbeda jauh sebanyak di Masjid Agung Baitul Makmur Kabupaten Fakfak, suguhan tarian ini di Taman Satu Tungku Tiga Batu mengundang perhatian publik dan bagi masyarakat yang tidak sempat menyaksikan di pagi dan siang hari dan hanya melalui siaran langsung facebook ternyata mereka bisa menyaksikan secara langsung di Taman Satu Tungku Tiga Batu.
Penampilan peserta samra tersebut dengan berseragam kemeja berwarna putih lengan panjang dan sebagian mengenakan kopiah ataupun peci, sementara untuk kain sarung berbeda warna tetapi dan mereka juga rata-rata mengenakan sepatu dengan stelan kacamata riben, peserta samra ini mereka berjumlah 32 orang semuanya laki-laki dengan usia yang berbeda.
Informasi yang diperoleh, tarian samra yang digeluti generasi muda Kecamatan Tayando Langgiar rencananya akan ditampilkan pada pelaksanaan MTQ Tingkat Distrik di Distrik Wartutin, Kabupaten Fakfak – Provinsi Papua Barat. Tahun 2023.
Sebetulnya tarian samra ini layak dikembangkan sehingga setiap generasi islam minimal bisa mengenal tradisi tersebut dan mereka harus tampil pada acara-acara yang bernuansa islam atau pun momen penting lainya sepanjang tidak mengganggu tardisi yang lain, harapanya kedepan harus lebih merangkul banyak generasi muda untuk mengenal tarian samra ini dimana-mana. (ret)