Melbeurne – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan lawatan ke Melbourne, Australia pada 12-14 Mei 2024.
Dalam kunjungan kerja ini, selain akan melakukan pertemuan dengan sejumlah investor, Menteri Investasi melakukan pertemuan dan dialog dengan para mahasiswa Indonesia asal Papua, setibanya di Melbourne pada Minggu siang (12/05) kemarin.
Menteri Investasi mendengarkan aspirasi dan permasalahan sebanyak 8 perwakilan mahasiswa asal Papua di salah satu restoran Indonesia di Melbourne.
Para mahasiswa tersebut menceritakan suka dan duka yang dialami selama menempuh pendidikan di Australia.
Merasa tersentuh dengan kisah-kisah tersebut, Bahlil memberikan bantuan secara pribadi kepada para mahasiswa.
“Adik-adik harus semangat ya. Kakak Menteri paham kesulitan kalian. Kalian kuliah baik-baik. Latihan mental menjadi pengusaha. Fight! Bersaing dengan orang lain,” pesan Bahlil.
Selain oleh sejumlah pejabat Kementerian Investasi/BKPM, Menteri Investasi juga didampingi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia dan Vanuatu Siswo Pramono dan Konsul Jenderal Republik Indonesia di Melbourne Kuncoro Giri Waseso.
Kehadiran Menteri Investasi di Melbourne ini utamanya adalah sebagai pembicara kunci dalam kegiatan Indonesia Australia Business Summit (IABS) 2024
Kegiatan dimaksud diselenggarakan oleh Kedubse RI di Canberra Kerjsama Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) di Sydney, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne, dan Bank Indonesia.
Hilirisasi di Papua
Kepada para mahasiswa Papua, Bahlil berpesan agar mencari ilmu sebanyak-banyaknya di Australia.
Menteri Investasi menegaskan pemerintah sangat serius untuk menjaga pembangunan di Papua, utamanya terkait hilirisasi.
“Adik-adik kuliah baik-baik karena apa, Papua masa depannya akan dibangun. Tidak bisa terus mengandalkan otsus.
Kalau tidak bisa mengelola anggaran. Dana otsus ini hanya afirmatif kepada orang Papua, supaya bisa sejajar dengan saudara-saudaranya di wilayah lain,” pesan Bahlil.
Ke depan, agar Papua bisa maju, pemerintah mengembangkan hilirisasi, salah satunya rencana pembangunan smelter PT Freeport di Papua.
“Dengan pemerintah nantinya menguasai 61% saham Freeport, pembangunan smelter di Papua makin terbuka,” paparnya.
Selain pembangunan pabrik pupuk di Papua, pemerintah juga akan mengembangkan industri gula dan etanol dari tebu.
Pemerintah baru saja membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.
Pembentukan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 15 Tahun 2024 yang ditandatangani Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 19 April 2024 di mana Menteri Investasi ditunjuk sebagai Ketua Satuan Tugas-nya.
Bahlil mengatakan percepatan hilirisasi di Papua ini, tidak lepas dari upaya pemerintah menciptakan lapangan kerja bagi mahasiswa-mahasiswa Papua baik di dalam maupun di luar negeri.
Dia mencontohkan sejumlah daerah yang mengembangkan hilirisasi seperti Morowali dan Halmahera telah menciptakan lapangan kerja yang luas di wilayah itu, termasuk Sorong.
“Sorong luar biasa maju. Kawasan ekonomi khusus untuk bersaing dengan kawasan industri di Maluku Utara.
Di Sorong didorong pupuk dan blue ethanol di Bintuni. Demikian juga di Nabire blok eks Freeport. Semua bisa dilakukan kalau kita siap.
Prospek bagus untuk Papua. Teman-teman di luar negeri bisa balik atau tinggal sementara di sini cari pengalaman dulu untuk menginspirasi teman-teman di Papua sana. Setelah pengalaman ada, balik dan kerja,” imbuh Bahlil.
Berdasarkan data tahun 2023, terdapat 5.279 mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di negara bagian Victoria.
Para mahasiswa ini melanjutkan pendidikan di Australia dengan dukungan dari beragam sumber pendanaan antara lain yaitu beasiswa Australia Awards Scholarship, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, dan Otonomi Khusus. (rls/ret)